Mangrove forest area in Jepara regency classified as still less dense, thus making concern for the population living in coastal areas. The benefits of mangroves are very numerous, especially as anchoring abrasion. Mangrove forest areas are gradually degraded by the interests of others on the land. So the effort to conserve mangrove forest is very important to do. Community service activities with the theme of revitalization of Jepara coastal mangrove forest aims to restore the main function of mangrove forest along the coastal district of Jepara. Community service activities were held on 15, 22 and 29 September 2017 located at Bulakbaru Village, Kedung Sub-district, Jepara District. Phase of training in the form of material delivery and discussion about the potential and techniques of mangrove planting in Bulakbaru Village Hall. Practice of nursery and mangrove planting is done at Bulakbaru beach. Active involvement by the community of Bulakbaru Village and student organization Wapalhi Unisnu Jepara make this activity run well in accordance with the intended purpose. AbstrakKawasan hutan mangrove di Kabupaten Jepara tergolong masih kurang lebat, sehingga menjadikan kekhawatiran bagi penduduk yang tinggal di daerah pesisir. Manfaat mangrove sangat banyak terutama sebagai penahan abrasi laut. Kawasan hutan mangrove lambat laun terdegradasi oleh kepentingan pihak lain atas lahan tersebut. Sehingga upaya pelestarian hutan mangrove sangat penting untuk dilakukan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tema revitalisasi hutan mangrove pesisir Jepara bertujuan untuk mengembalikan fungsi utama hutan mangrove di sepanjang pesisir Kabupaten Jepara. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan pada tanggal 15, 22 dan 29 September 2017 bertempat di Desa Bulakbaru Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara. Tahap pelatihan berupa penyampaian materi dan diskusi tentang potensi dan teknik penanaman mangrove dilaksankan di Balai Desa Bulakbaru. Praktik pembibitan dan penanaman mangrove dilaksanakan di pantai Bulakbaru. Keterlibatan aktif oleh masyarakat Desa Bulakbaru serta organisasi mahasiswa Wapalhi Unisnu Jepara..
Jepara Regency has a coastal area which has the potential to develop aquaculture. The aquaculture business relies on sea water as a culture medium so that it requires information on sea water quality parameters. One important parameter of seawater quality is dissolved oxygen (DO). Because aquatic creatures depend heavily on oxygen for their life and growth. This study aims to provide information about the parameters of dissolved oxygen along the coast of Jepara Regency to support aquaculture ponds. The study used a survey method by measuring parameters of dissolved oxygen levels and seawater temperatures throughout Jepara Regency. There are 10 observation points with distance between 700 m and distance from coast about 500 m. Repetition is done 3 times around the observation point. Analysis is done qualitatively to get conclusions. The results showed that DO content ranged from 4.7 mg l - 5.4 mg/l and temperatures ranged from 27.8oC - 28.6oC. The lowest DO is in the coastal waters of Mororejo Village, Mlonggo District and the highest is in the coastal waters of Keling District. Based on the analysis of DO content along the coast waters of Jepara Regency, the waters of the Kedung, Tahunan, Kembang, Keling and Donorojo Districts have DO levels between 5.1 mg/l - 5.4 mg/l. This value indicates that the class is suitable for supporting pond aquaculture activities
Faktor penting dalam usaha budidaya tambak adalah kualitas air laut yang sesuai dengan kebutuhan hewan budidaya. Media ini harus optimal semua parameternya. Pengukuran parameter fisik kualitas air laut dilakukan untuk menganalisis kesesuaian kondisi fisika air laut sebagai media budidaya sesuai daya dukung lingkungan perairan untuk usaha tambak. Sampel berupa air laut diambil dari 10 titik di sepanjang pantai Kabupaten Jepara dengan pengulangan masing-masing 3 kali. Analisa parameter fisika air laut yang diukur secara insitu adalah suhu, salinitas, dan kecerahan. Sedangkan total padatan tersuspensi dengan analisa sesuai prosedur pengukuran kandungan total zat padat tersuspensi berdasarkan SNI 06-6989.3-2004. Analisis daya dukung lingkungan dilakukan pada tiap titik dengan memberikan pembobotan terhadap parameter lingkungan perairan. Selanjutnya dikategorikan dalam sistem kelas, yaitu kelas S1 adalah tingkat sangat sesuai, kelas S2 adalah tingkat sesuai dan kelas S3 adalah tingkat tidak sesuai. Analisa menggunakan metode SIG untuk mendapatkan peta kesesuaian parameter kualitas air laut. Pengukuran parameter kualitas air di perairan Kabupaten Jepara mendapatkan data suhu sebesar 27,8-28,6oC, salinitas sebesar 35,0- 37,3 ppt kecerahan sebesar 70-120 cm dan Total Suspended Solid (TSS) sebesar 48,60-64,40 mg/l. Sepanjang perairan pantai Kabupaten Jepara tidak ada yang masuk dalam kelas S1. Lokasi perairan yang masuk dalam kelas S2 perairan Kecamatan Kedung, Kecamatan Tahunan, Kecamatan Keling dan Kecamatan Donorojo. Sedangkan kelas S3 berada pada perairan Kecamatan Jepara, Kecamatan Mlonggo, Kecamatan Bangsri dan Kecamatan Kembang.ANALYSIS OF SEA WATER PHYSICS PARAMETER DISTRIBUTION AS AN AQUACULTURE SUPPORT IN JEPARA REGENCY, CENTRAL JAVA. An important factor in pond aquaculture is the quality of sea water in accordance with the needs of cultivan aquaculture. This media must optimize all parameters. Measurement of physical parameters of seawater quality is carried out to analyze the suitability of the physical conditions of seawater as a culture medium in accordance with the carrying capacity of the aquatic environment for the pond business. Samples in the form of sea water were taken from 10 points along the coast of Jepara Regency with each repetition of 3 times. Analysis of seawater physics parameters measured in situ are temperature, salinity, and brightness. While the total suspended solids are analyzed according to the procedure for measuring the total content of suspended solids based on SNI 06-6989.3-2004. Environmental carrying capacity analysis is carried out at each point by giving a weighting to the parameters of the aquatic environment. Furthermore, it is categorized in the class system, namely the S1 class is a very appropriate level, the S2 class is the appropriate level and the S3 class is the inappropriate level. The analysis uses GIS method to get a map of the suitability of seawater quality parameters. Water quality parameter measurements in Jepara Regency waters get temperature data of 27.8-28.6oC, salinity of 35.0-37.3 ppt brightness of 70-120 cm and Total Suspended Solid (TSS) of 48.60-64, 40 mg/l. Along the coast of Jepara Regency, no one is included in the S1 class. The location of waters included in the S2 class of waters of Kedung Subdistrict, Tahunan Subdistrict, Keling Subdistrict and Donorojo Subdistrict. While the S3 class is in the waters of Jepara District, Mlonggo District, Bangsri District and Kembang District.
Community service based on the development of the target schools at MA Hasyim Asyari Bangsri Jepara is intended as an effort to improve learning management in partner schools. The purpose of this community service program is to build academic cooperation, develop human resource potential and improve the quality of school education through skill program innovation. The training was held in two stages, namely the theory-discussion stage and the field stage. The participants of this training were teachers, assistant teachers, and students. The class training materials are the rules of fish farming, getting to know the tools and functions of the equipment, knowing how to design aquaculture containers, the sequence of cultivation activities, caring for and feeding and monitoring fish health. While the field training includes the design of aquaculture pond containers to fish farming techniques. The result of the activity was the implementation of community service activities for the development of the target schools in the form of training on catfish cultivation techniques for students and teachers of MA Hasyim Asyari Bangsri. The training participants understand cultivation techniques, starting from preparing cultivation media, spreading seeds, managing feed and maintaining water quality so that the fish grow well.
Salah satu organisme perairan bernilai ekonomis tinggi adalah kepiting bakau (Scylla serrata) karena rasa dagingnya lezat dan bernilai gizi tinggi. Kepiting bakau sangat potensial untuk dikembangkan dalam usaha budidaya. Faktor internal dalam pertumbuhan kepiting bakau yang dibudidayakan adalah jenis kelamin, sedangkan faktor eksternal utama adalah salinitas. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data perbedaan laju pertumbuhan kepiting bakau jantan dan betina serta salinitas optimal untuk pertumbuhan kepiting jantan dan betina. Hewan uji berupa kepiting bakau (Scylla serrata) dengan bobot awal sekitar 45gr/ekor dipelihara selama 4 minggu dengan ransum ikan rucah 10% bobot biomass. Karena kepiting merupakan hewan nocturnal yang aktif pada malam hari, maka pakan diberikan dua kali perhari dengan perbandingan pagi 30% dan sore 70%. Pemeliharaan pada bak yang berisi air media dengan salinitas 5ppt, 10ppt, 15ppt dan 20ppt diisi 4 ekor per bak untuk masing-masing jantan dan betina. Pengukuran terhadap bobot dan lebar karapas dilakukan seminggu sekali dan pada akhir penelitian dianalisa pertumbuhan mutlak, lebar karapas mutlak dan laju pertumbuhan harian. Pengujian data menggunakan rancangan acak kelompok dengan 2 kelompok jenis kelamin, 4 perlakuan salinitas yang berbeda dan 3 ulangan masing-masing perlakuan. Hasil pengukuran bobot kepiting bakau diperoleh nilai H dan SGR tertinggi pada perlakuan 15ppt baik jantan maupun betina. Namun pertumbuhan mutlak maupun pertumbuhan harian kepiting jantan lebih besar daripada betina yaitu 10,52 gr dan 8,41 gr serta 0,50% dan 0,46%. Pertumbuhan lebar karapas mutlak terbaik pada perlakuan salinitas 15ppt baik jantan maupun betina, yaitu 10,50mm dan 8,45mm.
Panggung Village is one of the coastal villages in Kedung District, Jepara Regency which has a lot of potential natural resources to be developed. One potential natural resource that is quite potential is the mangrove forest which is widely cultivated as a place for mud crab cultivation. Mud crab (Scylla serrata) is one of the fisheries resources in the mangrove area, has high economic value and tastes delicious meat so that it is consumed by many local and foreign people. The problem faced by the partner group is that the cultivation of mud crabs has not gone well due to limited funds, lack of technology and assistance for their production activities. This activity aims to provide science and technology applications in the form of digital pond water quality monitoring technology to monitor parameters of temperature, DO, salinity and pH so that mud crabs grow optimally and have high selling prices. The method used for partner groups to support program realization is participatory. The result of the activity is a fairly high level of participation from the partner group which has a positive impact on program implementation, seen in socialization activities, counseling, training and mentoring in monitoring the water quality of mud crab cultivation ponds. The implementation of the service program is able to produce outputs, namely increasing the knowledge and skills of partner groups in monitoring water quality.Keywords: Monitoring; Water Quality; Mud Crab.Abstrak: Desa Panggung merupakan salah satu desa pesisir di Kecamatan Kedung Kabupaten Jepara yang memiliki banyak potensi sumber daya alam untuk dikembangkan. Salah satu potensi sumber daya alam yang cukup potensial adalah hutan mangrove yang banyak diusahakan sebagai tempat budi daya kepiting bakau. Kepiting bakau (Scylla serrata) merupakan salah satu sumber daya perikanan yang berada di kawasan mangrove, memiliki nilai ekonomis tinggi dan rasa dagingnya yang lezat sehingga banyak dikonsumsi oleh masyarakat lokal maupun mancanegara. Permasalahan yang dihadapi kelompok mitra yaitu budi daya kepiting bakau yang dilakukan belum berjalan dengan baik dikarenakan keterbatasan dana, kurangnya teknologi dan pendampingan untuk kegiatan produksinya masih sangat kurang. Kegiatan ini bertujuan memberikan aplikasi IPTEKS berupa teknologi monitoring kualitas air tambak secara digital untuk memantau parameter suhu dan DO sehingga kepiting bakau tumbuh optimal serta memiliki harga jual yang tinggi. Metode yang digunakan bagi kelompok mitra untuk mendukung realisasi program adalah partisipatif. Hasil dari kegiatan adalah tingkat partisipasi yang cukup tinggi dari kelompok mitra memberikan dampak positif bagi pelaksanaan program, terlihat pada kegiatan sosialisasi, penyuluhan, pelatihan dan pendampingan monitoring kualitas air tambak budi daya kepiting bakau. Pelaksanaan program pengabdian mampu menghasilkan luaran yaitu peningkatan pengetahuan dan ketrampilan kelompok mitra dalam melakukan monitoring kualitas air.Kata Kunci: Monitoring; Kualitas Air; Kepiting Bakau.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.