Introduction: Comprehensive tobacco control policies are lacking in Indonesia where smoking prevalence in males is among the highest in the world. This study aims to explore the knowledge, attitude, opportunities and challenges to tobacco control among local stakeholders. Methods: This is a qualitative study using in-depth interviews. Four study areas included Bengkulu Province, Bengkulu City, Seluma District, and Kaur District. Eighteen participants interviewed were from policymakers, legislators, and civil societies during November-December 2020. Thematic data analysis was used. Results: While knowledge and support of the existing Smoke Free Policy (SFP) were high, that of other policies such as outdoor tobacco advertising (OTA) ban and tobacco product display ban were low. Among others, one opportunity was there is already SFP regulation in each study area, to which such bans can be added. Among others, three major challenges were: (a) lack of enforcement of the existing SFP, (b) lack of national regulation to ban OTA and product display, and (c) counter actions by the tobacco industry. Conclusion: The opportunities and challenges identified could be lessons learnt for more comprehensive tobacco control especially by local governments in Indonesia and other countries with similar settings.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas perangkat Sound Based Early Warning System (SBEWS) dalam memapar kaum Tuli. Penelitian menggunakan metoda eksperimen dengan teknik single system design. Penelitian ini melibatkan 180 orang kaum Tuli sebagai sampel yang berasal dari 10 kota dari 34 provinsi di Indonesia yang didukung pula oleh 223 orang relawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Kaum Tuli hampir mutlak tidak dapat mengenali isyarat peringatan bahaya dari sound bases early warning system sehingga dibutuhkan perangkat peringatan dini tambahan seperti peralatan Sistem Peringatan Dini Berbasis Visual (Visual Based Early Warning System / VisEWS) dan Peralatan Sistem Peringatan Dini Berbasis Getaran Kejut (Vibration Based Early Warning System / VibEWS).VisEWS diaplikasikan dengan menggunakan lampu tanda bahaya, sedangkan VibEWS diaplikasikan dengan penggunaan perangkat cerdas seperti gelang, jam tangan cerdas, atau cincin cerdas.
Saat ini proses bisnis yang berjalan di Toko Handphone Nahda Cell belum terkomputerisasi. Semua transaksi masih menggunakan blangko faktur. Laporan Penjualan dan Stok barang masih menggunakan pencatatan secara manual dibuku. Hal ini tentu akan berakibat terhadap pelayanan dan pembukuan yang tidak baik pada toko tersebut. Untuk itu diperlukan solusi agar permasalahan itu dapat diatasi. Salah satunya dengan penerapan sistem informasi menggunakan aplikasi Enterprise Resource Planning (ERP). Aplikasi ERP ini dapat dirancang sendiri dan dapat juga menggunakan aplikasi yang open source. Penerapan ERP pada Toko Nahda Cell menggunakan ERP yang bersifat Open Source Software (OSS). Tahapan yang dilakukan dalam penerapannya dimulai dengan studi pendahuluan, selanjutnya studi literatur digunakan untuk mencari landasan teori dan penelitian terdahulu tentang penerapan sistem ERP, mengidentifikasi proses bisnis inventory dan penjualan barang yang sedang berjalan kemudian membuatkan usulan sistem secara terkomputerisasi, yang digambarkan dengan menggunakan Business Process Model Notation (BPMN), serta penggambaran model kerja sistem yang akan diterapkan menggunakan use case diagram. Kemudian tahapan selanjutnya adalah melakukan analisis pemilihan Aplikasi ERP OSS, penerapan aplikasi dan pengujian aplikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasi ERP OSS yang dipilih dapat memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi toko Handphone Nahda Cell.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh buruknya sebagian akhlak pemuda di lingkungan yang religius, yaitu di Desa Jorongan Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo. Desa Jorongan merupakan salah satu dari sepuluh desa yang tersebar di wilayah Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo. Desa Jorongan terkenal dengan desa industri meubel, dan tempat ini juga terkenal dengan banyaknya Lembaga Pendidikan Islam, seperti TPQ, Madrasah Diniyah, dan Pondok Pesantren. Pengajaran Non formal seperti majelis taklim juga banyak dijumpai dilingkungan masyarakat Jorongan. Namun banyaknya lembaga dan kegiatan keagamaan di Desa Jorongan tidak sejalan dengan kondisi akhlak pemudanya, terbukti banyak dijumpai anak-anak remaja (pemuda) yang mabuk-mabukan, melawan orang tua, serta ada yang terlibat pengedar bahkan pemakai obat-obatan terlarang (narkoba). Penilitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk menggambarkan informasi terdiri dari : Ketua Majelis taklim Rotibul Haddad, Pengurus majelis taklim Rotibul Haddad, jamaah, tokoh masyarakat, dan pemuda Desa Jorongan. Sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data dicapai menggunakan pengamatan secara tekun. Hasil penelitian Program Majelis Taklim Rotibul Haddad dalam mengubah perilaku pemuda di Desa Jorongan Kecamatan Leces Kabupaten Probolinggo, meliputi temuan-temuan : (Program majelis taklim), a. Melaksanakan Syiar Islam melalui dzikir sholawat Rotib, b. Melaksanakan pengajaran melalui kajian-kajian kitab, c.Mengamalkan Akidah Ahlussunnah Waljamaa’ah, d. Menanamkan Akhlakul karimah, e. Menanamkan budaya sosial yang baik, (Penerapan program majelis taklim), a.Membuat perencanaan program, b.Membuat kerangka program , c.Mengatur dan membagi tugas kerja pengurus, d.Implementasi program kerja dengan kajian-kajian kitab, e.Evaluasi program kerja, (Hasil penerapan majelis taklim), a. Hasil positif, Menjadi wadah pemersatu ummat, meningkatkan keimanan, melunakkan hati yang keras, menumbuhkan rasa cinta kepada baginda Nabi Muhammad Saw, dan menanamkan Akhlak yang mulia. b. Kendala, Terbatasnya waktu kajian, terbatasnya komunikasi dengan jamaah, penyaji terkadang tidak hadir,faktor cuaca, dan jamaah terkadang telat dan tidak memahami topik bahasan.
The purpose of this study is to determine the effect of capital, land area and labor on the production of fish ponds in the village of Batuphat Barat, Muara Satu Subdistrict, Lhokseumawe City. This study uses primary data. Methods of data analysis using Multiple Linear Regression. Partially stated that the Capital variable had a positive and significant effect on the amount of fish farm production in the village of Batuphat Barat, Muara Satu Subdistrict, Lhokseumawe City, while the Land Area and Labor had no significant, but positive effect the number of fish farm production in the village of Batuphat Barat, Muara Satu Subdistrict, Lhokseumawe City. Simultaneously stating that the Capital variable, Land Area and Labor together (simultaneously) has a significant effect on the amount of fish pond business production in the village of Batuphat Barat, Muara Satu Subdistrict, Lhokseumawe City.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.