AbstrakPeningkatan kadar gula darah memicu peningkatan produksi hormon insulin yang erat hubungannya dengan diabetes melitus. Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi diabetes melitus di Indonesia meningkat dari 1,1% (2007) menjadi 2,1% (2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan kadar gula darah puasa pegawai pemberdayaan masyarakat & keluarga dan pegawai sekretariat daerah Kota Depok. Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang dan melibatkan 105 sampel. Variabel independen penelitian meliputi karakteristik individu, asupan zat gizi, hipertensi, aktivitas fisik, status gizi dan pengetahuan gizi. Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat, analisis bivariat menggunakan uji korelasi dan uji beda dua mean, serta analisis multivariat menggunakan uji regresi linear ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kadar gula darah puasa adalah 95,14±10,863 pada keseluruhan responden, sedangkan 94,07±11,55 mg/dl pada perempuan, dan 96,47±9,92 mg/dl pada laki-laki. Diabetes melitus (≥126 mg/dl) ditemukan sebesar 2,9% dan impaired fasting glucose (100-125 mg/dl) sebesar 22,9%. Berdasarkan hasil analisis bivariat, terdapat hubungan antara usia, asupan karbohidrat, dan aktivitas fisik dengan kadar gula darah puasa (p<0,05). Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa asupan karbohidrat merupakan faktor dominan yang berhubungan kadar gula darah puasa.Kata kunci: Aktivitas fisik, asupan karbohidrat, kadar gula darah puasa, pegawai pemberdayaan masyarakat dan keluarga Abstract Increased blood glucose levels lead to excess insulin secretion that is closely associated with diabetes mellitus. Based on Riskesdas, prevalence of diabetes mellitus in Indonesia has increased from 1,1% (2007) to 2,1% (2013). This study was aimed to find dominant factor associated with fasting blood glucose level. Cross sectional design were used to conduct this study and involved 105 samples. Independent variables in this study were individual characteristics, nutrients intake, history of hypertention, physical activities, nutritional status and nutritional knowledge. Bivariate analysis was performed by correlation test and two different test mean. Multivariate analysis was performed by multiple linear regression test. Result showed that the average of employees' fasting blood glucose level is 95.14±10.863, 94.07 ± 11.55 mg/dL for woman and 96.47 ± 9.92 mg/dl for man. This study found 2.9% employees with diabetes mellitus (≥126 mg/dl) and 22.9% employees with impaired fasting glucose (100-125 mg/dl). Result of bivariate analysis showed that associated between age, carbohydrate intake, physical activities with fasting blood glucose level. Result of multivariate analysis showed that carbohydrate intake was a dominant factor related to fasting blood glucose level.
Underweight is a crucial indicator of malnutrition in children and has long-term effects such as physical health problems, behavioral problems, and low educational achievement. Objective. This study aimed to assess associated factors of underweight among children aged 6-23 months in Pagedangan, Tangerang District. Method. This study uses a cross-sectional design used to conduct this study. Anthropometric measurements and questionnaire interviews were carried out for data collection. Data were analyzed using univariate and chi-square tests. Result. This study showed that the proportion of underweight was 18.0%. Of 150 children aged 6-23 months, 8% were born with low birth weight, 44.0% had a history of acute respiratory infection, 32.0% had a deficit of energy, 32.7% had a deficit of fat, 39.3% had a deficit of carbohydrate, and 53.3% had a deficit of protein. Energy intake (OR 3.021, 95% CI 1.288-7.087), carbohydrate intake (OR 3,279, 95% CI 1.380-7,790), and history of acute respiratory infection (OR 3.125, 95% CI 1.298-7.522) were significantly associated with underweight. Conclusion. The proportion of underweight children aged 6-23 months in the Pagedangan sub-district is higher than the national prevalence. Energy intake, carbohydrate intake, and history of acute respiratory infection were risk factors of underweight children aged 6-23 months in the Pagedangan sub-district
Wasting yang diukur dengan indeks BB/PB atau BB/TB merupakan salah satu bentuk malnutrisi yang ditandai dengan penurunan status gizi yang cepat dalam waktu singkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan wasting pada anak usia 6-23 bulan di Pagedangan, Kabupaten Tangerang. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional. Data dikumpulkan menggunakan pengukuran antropometri dan wawancara kuesioner. Penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi wasting adalah 17,0%. Dari 153 anak usia 6-23 bulan, 7,8% memiliki berat lahir rendah, 44,4% memiliki riwayat penyakit infeksi, dan 32,0% mengalami deficit energi. Proporsi anak yang tidak mencapai minimum dietary diversity, minimum meal frequency, minimum acceptable diet adalah 43,1%, 15,7%, and 52,9%. Analisis multivariat regresi logistik menunjukkan bahwa riwayat penyakit infeksi (OR 2,930; 95% CI 1,173-7,323) dan asupan energi tidak adekuat (OR 5,785; 95% CI 1,269-26,382) memiliki hubungan signifikan dengan wasting. Asupan energi tidak adekuat merupakan faktor dominan wasting pada anak usia 6-23 bulan di Pagedangan, Kabupaten Tangerang.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.