Kesehatan penting untuk dijaga dan pencegahan penyakit dengan menjaga kesehatan lebih baik daripada mengobati penyakit. Masyarakat Depok, Jawa Barat termasuk daerah yang subur namun cukup padat penduduknya sehingga lahan untuk menanam tanaman, termasuk TOGA terbatas. Untuk memotivasi masyarakat menanam TOGA, diperlukan pelatihan membuat minuman kesehatan yang dapat dilakukan secara mandiri untuk menjaga kesehatan sehari hari secara sederhana. Pelatihan pembuatan minuman kesehatan dapat lebih memotivasi masyarakat untuk menanam TOGA di pekarangan sekitar rumah. Pelatihan ini sebelumnya didahului dengan penyuluhan tentang TOGA dan manfaatnya terutama kunyit (Curcuma domestica) dan jahe merah (Zingiber officinale L). Pelatihan ini bertujuan agar masyarakat dapat lebih paham tentang pentingnya menanam TOGA, pemanfaatannya dalam menjaga kesehatan sehari hari dan dapat membuat minuman kesehatan. Dengan pelatihan ini juga diharapkan masyarakat dapat lebih mencegah penyakit daripada mengobati penyakit, dengan mengkonsumsi minuman kesehatan yang dibuat secara mandiri. Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan masyarakat di RW 03 Depok Jaya Pancoran Mas Depok tentang pentingnya menanam TOGA di pekarangan rumah, dan mampu membuat minuman kesehatan berupa kunyit asam dan serbuk jahe merah.
Latar belakang: Rumah sakit adalah institusi kesehatan yang bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar mutu pelayanan rumah sakit yang berlaku. Mutu pelayanan rumah sakit dinilai dengan menilai tingkat kepuasan pasien yang dapat dipengaruhi beberapa faktor yaitu waktu tunggu dan cara bayar. Waktu tunggu pelayanan rawat jalan RS Cikini lebih dari 60 menit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan waktu tunggu dan cara pembayaran dengan kepuasan pasien di Rawat Jalan Poli Penyakit Dalam RS Cikini Jakarta. Metode: Studi cross sectional dilakukan pada Juli-Agustus 2019. Sampel penelitian sebanyak 78 pasien di rawat jalan poli penyakit dalam. Teknik pengambilan sampel dengan teknik consecutive sampling. Pada penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner untuk menilai kepuasan pasien. Data dianalisis menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Hasil: Hasil univariat menunjukkan sebanyak 45 responden (57,7%) waktu tunggu <60 menit dan 45 responden (57.7%) merasa puas dengan pelayanan rawat jalan. Pasien BPJS dan Asuransi Swasta masing-masing sebanyak 39 responden (50%). Uji penelitian menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov sebagai uji alternatif dari uji chi-square, menunjukan tidak terdapat hubungan waktu tunggu terhadap kepuasan pasien rawat jalan penyakit dalam (p=0,942). Hasil selanjutnya tidak terdapat hubungan cara bayar terhadap kepuasan rawat jalan penyakit dalam (p=0,745). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan waktu tunggu dan cara bayar terhadap kepuasan pasien rawat jalan penyakit dalam. Lamanya waktu tunggu dan adanya perbedaan cara bayar tidak mempengaruhi kepuasan pasien terhadap pelayanan rawat jalan karena ada faktor lain yang mempengaruhi kepuasan pasien. Kata Kunci: Cara bayar, kepuasan, waktu tunggu Relationship of Waiting Time and Payments to The Satisfaction on Outpatients of Internal Medicine Clinic in PGI Cikini Hospital Jakarta Background: Hospital is a health institution that is responsible for organizing health services under applicable hospital service quality standard. The quality of hospital services is assessed by the level of patient satisfaction that can be affected by several factors like waiting time and payment methods. Waiting time in outpatient clinic Cikini Hospital is more than 60 minutes. This study aimed to determine the correlation between waiting time and payment method with patient satisfaction in the outpatient clinic of Internal Medicine, PGI Cikini Hospital, Jakarta. Methods: A cross-sectional study was conducted between July and August 2019. The study sample was 78 patients in an outpatient clinic of internal medicine. The sampling technique with consecutive sampling technique. Data were analysis using Kolmogorov-Smirnov test. Results: Univariate outcomes showed 45 respondents (57.7%) waiting time <60 minutes and 45 respondents (57.7%) were satisfied. Each BPJS patients and Private Insurance are 39 respondents (50%). The research test using the Kolmogorov-Smirnov as an alternative test from chi-square test showed that there was no correlation between waiting time to the patient satisfaction of outpatients in internal medicine (p=0,942). Other results there was no correlation between the payment method to the patient satisfaction of outpatients in internal medicine (p=0,745). Conclusion: No correlation between waiting time and payment method to the patient satisfaction of outpatients in internal medicine. The length of waiting time and the difference of payment method do not affect patient satisfaction with outpatient services because other factors affect patient satisfaction. Keywords: Payment method, satisfaction, waiting time
Banyaknya mahasiswa perempuan dari laki yang memasuki fakultas kedokteran di Indonesia terutama di FK UPNVJ membuat pentingnya perbedaan gender diidentifikasi dan dieliminasi dari metode evaluasi mahasiswa. Studi ini mengeksplorasi perbedaan Indeks Prestasi Kumulatif dalam 6 semester mahasiswa kedokteran dan juga menunjukkan topik yang dianggap sulit dalam kedokteran. Studi ini juga sebagai studi awal evaluasi jangka panjang dari proses pendidikan kedokteran. Metode: Studi kohort deskriptif ini mengeksplorasi skor IPK mahasiswa kedokteran tahun 2015 yang telah menjalani 6 semester. Data dianalisis untuk distribusi normal dan studi non parametrik digunakan sebagai langkah terakhir untuk menganalisis korelasi antara jenis kelamin dan kinerja mahasiswa kedokteran dalam 6 semester. Hasil. Skor IPK tertinggi di semester pertama (3,2) dan skor IPK terendah di semester enam (laki-laki, perempuan:2,7; 2,9). Setelah semester pertama, skor turun di semester kedua dan naik lagi di semester 3 dan 4. Skor kemudian menurun ke titik terendah di semester 5 dan 6. Penelitian ini juga menunjukkan tidak ada perbedaan jenis kelamin pada variasi IPK dalam enam semester (P 0,113) dan siswa perempuan memiliki skor IPK lebih tinggi dari siswa laki-laki di semua enam semester. Kesimpulan. Tidak ada perbedaan jenis kelamin dalam Indeks Prestasi Kumulatif dalam enam semester mahasiswa kedokteran di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta dan semester 5 dan 6 adalah semester dengan IPK rendah .
Dental caries or commonly known as "Tooth Decay" is one of the most common infection on human. Dental caries begins by the formation of dental plaque and it is a multifactorial disorder. One of the efforts to prevent the formation of dental caries is by utilizing plants which contain antibacterial substance. Pineapple contains bromelain, saponin, flavonoid, and tannin enzymes which functions as antibacteria. This research aimed to discover the antibacterial effectiveness of pineapple juice toward the isolate growth of dental plaque bacteria by using three different pineapple juice concentrations (25%, 50%, and 75%). The method was experimental by using dental bacteria isolate from a patient of Dental and Oral Clinic in Puskesmas Kecamatan Tanah Abang. The result shows that the higher concentration shows the bigger inhibition zone diameter formed around the plate's paper. Consequently in concentrations of 25%, 50%, and 75%, each has its own inhibition zone rate as much as 2,90 mm (weak); 3,89 mm (weak); and 5,89 mm (moderate).
Pre-eclampsia/Eclampsia is the second largest cause of maternal death after postpartum hemorrhage. There are some risk factors that influence the occurrence of pre-eclampsia/eclampsia. The aim of the research was to analyze the correlation between risk factors and find the most influence factors to the incidence of severe pre-eclampsia in RSUD District Bekasi. This case control study research done by using secondary data by looking at the data in patient medical records in RSUD District Bekasi period June 2015 - June 2016 and then analyzed using univariate, bivariate with Chi-square and multivariate logistic regression. Sampling method using simple random sampling technique. The results of the bivariate analysis showed there was a significant relationship between gravidity, obesity and history of pre-eclampsia with severe pre-eclampsia with each value of p = 0.022 (OR: 0.251), p = 0.002 (OR: 6,923) and p = 0.0001 (OR: 9.273). Multivariate analysis showed that history of pre-eclampsia and obesity are factors that most influence to the occurrence of severe pre-eclampsia. There was a significant relationship between gravidity, history of pre-eclampsia and obesity with severe pre-eclampsia. Primigravidas 2.51 times higher risk, history of pre-eclampsia positive 6,923 times higher and obesity 9.273 times higher more at risk of developing severe pre-eclampsia.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.