Pada masa pandemi Covid-19 lebih disarankan penggunaan vitamin C dalam menjaga imunitas tubuh, terutama pada mahasiswa yang memiliki aktivitas tinggi. Maraknya penyalahgunaan dosis yang berlebihan dapat menimbulkan efek samping berupa diare, mual muntah hingga pembentukan batu ginjal. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan dan penggunaan vitamin C serta hubungan keduanya pada mahasiswa kesehatan dan non kesehatan Universitas Tadulako. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan pengambilan data melalui kuesioner di Google Form pada 747 mahasiswa kesehatan dan non kesehatan angkatan 2017-2019. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian, pengetahuan mahasiswa kesehatan Universitas Tadulako tentang vitamin C masuk kategori cukup (47,01%) dan mahasiswa non kesehatan masuk kategori kurang (59,01%). Untuk penggunaan vitamin C, mahasiswa kesehatan masuk kategori baik (61,54%) dan mahasiswa non kesehatan masuk kategori cukup (48,74%). Hasil uji chi-square, terdapat hubungan signifikansi antara pengetahuan dengan penggunaan vitamin C, dengan p value 0,000 (p value <0,05). Kesimpulan penelitian ini, pengetahuan mahasiswa kesehatan tentang vitamin C dan penggunaannya lebih baik dari mahasiswa non kesehatan, serta terdapat hubungan antara pengetahuan dan penggunaan vitamin C pada mahasiswa Universitas Tadulako.
Background: Covid-19 cases had drastically increased. Little therapy has been formulated to respond to the situation. Covid-19 symptoms in Indonesia are divided into four classes: asymptomatic, mild, moderate, and severe. Aims: This study aims to illustrate the pattern of drug use in Covid-19 patients at Undata Palu Hospital. Methods: This study is a type of cross-sectional descriptive study using a cross-sectional design and collecting data retrospectively from medical records at Undata Hospital Palu in 2020. Results: In 2020, 186 patients were confirmed positive for Covid-19. There were 95 female patients (51.9%) and 50 patients at the age of 46-55 years (27.3%). The severe symptoms happened to 109 patients (59.6%). The most common clinical manifestation was cough in 127 patients (23.3%). The most common comorbidity was pneumonia (30.8%). The most widely used primary therapy was the antibiotic azithromycin applied to 155 patients (30.0%), and the most widely used supportive therapy was vitamin C among 141 patients (20.1%). Oseltamivir antiviral therapy was administered to 132 patients (25.6%) and remdesivir to 34 patients (6.6%). Conclusion: Covid-19 patients were mostly treated with antibiotic therapy (41.5%), antiviral therapy (32.2%), antimalarial therapy (15.7%), and corticosteroid therapy (10.7%). As many as 132 patients took oseltamivir, and 34 patients took remdesivir. However, for now, oseltamivir is no longer used.
Tingkat pengetahuan mahasiswa farmasi mengenai obat golongan kortikosteroid merupakan hal yang penting mengingat golongan kortikosteroid memiliki banyak efek samping berbahaya. Tujuan penelitian ini dalam rangka mengetahui tingkat pengetahuan dari mahasiswa Farmasi FMIPA Universitas Tadulako Palu mengenai obat golongan kortikosteroid dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian dilakukan dengan metode cross-sectional menggunakan kuesioner terhadap 250 mahasiswa aktif Prodi Farmasi FMIPA Universitas Tadulako angkatan 2017, 2018, dan 2019. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan uji chi square dan disajikan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan mahasiswa farmasi mengenai obat golongan kortikosteroid menunjukkan sebanyak 36,4% responden berpengetahuan baik, 31,6% berpengetahuan cukup dan 32% berpengetahuan kurang. Hasil dari uji statistik yaitu adanya suatu hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan umur dan angkatan mahasiswa farmasi (p value <0,05). Kesimpulan penelitian ini yaitu tingkat pengetahuan mahasiswa Farmasi FMIPA Universitas Tadulako mengenai obat golongan kortikosteroid dominan berpengetahuan baik, dan tingkat pengetahuan dipengaruhi faktor umur dan angkatan mahasiswa.
Jerawat merupakan keadaan kulit tidak normal ketika produksi minyak berlebih dan pori-pori tersumbat sehingga timbul bintik kemerahan pada kulit. Mahasiswa lebih banyak memilih swamedikasi jerawat daripada bantuan tenaga medis. Banyaknya masalah penggunaan obat secara swamedikasi yang terjadi menyebabkan masalah seperti over dosis dan penyalahgunaan obat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan swamedikasi jerawat pada mahasiswa farmasi Universitas Tadulako. Metode penelitian ini yaitu analisis deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah responden 249 mahasiswa jurusan farmasi FMIPA Universitas Tadulako. Teknik pengambilan sampel secara  random sampling menggunakan kuesioner di google form. Hasil pengolahan data menunjukkan nilai tingkat pengetahuan mahasiswa mengenai swamedikasi jerawat secara keseluruhan yaitu 82,6% dan 67,6%. Nilai tingkat pengetahuan responden untuk tiap variabel pengetahuan mengenai swamedikasi secara umum (87,5%), sumber informasi (96,5%), pengetahuan mengenai jerawat (66,82%), ketepatan indikasi (95,6%),  ketepatan dosis (90,9%), cara penyimpanan (34,05%), cara penggunaan (93,1%). Kesimpulan penelitian ini yaitu pengetahuan mahasiswa farmasi Universitas Tadulako mengenai swamedikasi jerawat secara keseluruhan adalah baik dan cukup, sedangkan tingkat pengetahuan pada tiap variabel pengetahuan dikatakan baik pada pengetahuan swamedikasi secara umum, sumber informasi, ketepatan indikasi, ketepatan dosis, dan cara penggunaan. Tingkat pengetahuan cukup pada variabel pengetahuan mengenai jerawat dan tingkat pengetahuan kurang pada variabel cara penyimpanan.
Background: Metformin, which can control blood glucose levels, can reduce LDL levels in type 2 DM patients. Objectives: To determine the mean value of pre and post LDL in type 2 DM patients after receiving metformin therapy for three months. Methods: This study used a cross-sectional study with a prospective approach, It was done by conducting pre and post examination of LDL levels using metformin. This study was analyzed using the SPSS Wilcoxon statistical test. The total sample that met the inclusion and exclusion criteria was 18 respondents. Results: This study used a single metformin value (sig = 0.000 <0.05) with a baseline mean value of 148.22 mg / dL and an evaluation of 133.56 mg / dL where the difference in reduction was 14.66 mg / dL. Conclusion: There was a decrease in LDL levels in type 2 DM patients after using metformin for three months.
Swamedikasi merupakan upaya seseorang dalam mengobati diri sendiri. Peran tenaga teknis kefarmasian dalam kegiatan swamedikasi sangat penting yaitu tenaga teknis kefarmasian dapat memberikan informasi obat yang jelas kepada pembeli. Sehingga hal ini dapat mencegah terjadinya kesalahan penggunaan obat kepada pembeli pada saat akan melakukan swamedikasi. Tujuan penelitian, yaitu untuk mengetahui tingkat pengetahuan pada tenaga teknis kefarmasian mengenai pengobatan influenza secara swamedikasi serta adanya hubungan karakterisktik demografi tenaga teknis kefarmasian dengan tingkat pengetahuan. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini, yaitu purposive sampling dengan jumlah sampel 125 tenaga teknis kefarmasian. Kuesioner dibuat dalam format Google Form kemudian disebar melalui grup WhatsApp tenaga teknis kefarmasian. Data yang terkumpul dilakukan analisis secara deskriptif dan menggunakan uji Chi-Square untuk melihat terdapat hubungan pada tingkat pengetahuan dengan karakteristik tenaga teknis kefarmasian. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa tingkat pengetahuan yang kateori baik pada tenaga teknis kefarmasian terdapat pada tenaga teknis kefarmasian yang berumur 17-30 tahun (90,52%), tingkat pendidikan akhir S1 Farmasi (88,4%), jenis kelamin perempuan (91%) dan memiliki masa kerja <5 tahun (91%). Berdasarkan hasil uji Chi-Square dapat disimpulkan bahwa tidak didapatkan hubungan antara tingkat pengetahuan dengan umur, tingkat pendidikan akhir, jenis kelamin, dan masa kerja.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.