Wonogiri has various contours. Steep slopes dominate some areas. Hence it has a high possibility to occur landslides. There are still a lot of people living under the slopes. Therefore, this research is essential for disaster mitigation purposes. The study aims to know how the value of the slope safety factor changes with construction terraces design. The research was conducted by collecting secondary data and improving the Terraces construction carried out. The data was analyzed in the limit equilibrium method to provide conditions before and after the rain. The models were tried with several Terraces variations on the slope to obtain the most optimal design. The results used a simplified Bishop method. The design of terraces on the slopes of Sendangmulyo Wonogiri Village shows that the SF value increase is only for the conditions before a rain. In contrast, the states after the rain do not yield a safety condition. The SF value increases if the number of steps increases, whereas the more step height increases, the less the SF value will be.
<p>Penggunaan sistem informasi geografis (SIG) dalam bidang geoteknik menjadi semakin populer saat ini. Makalah ini menjelaskan penggunaan SIG dalam pemetaan dan anlisis kepadatan tanah di Kabupaten Sukoharjo menggunakan data CPT berdasarkan nilai tahanan ujung konus (<em>q<sub>c</sub></em>). Data CPT yang digunakan bersumber dari Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Sebelas Maret tahun 2004 - 2016 yang dipetakan pada Peta Digital Rupa Bumi Indonesia skala 1:25.000 dari Badan Informasi Geospasial dan diolah dengan bantuan perangkat lunak SIG. Hasilnya menunjukkan kepadatan tanah yang cukup baik di Kecamatan Kartasura, Kecamatan Mojolaban, dan Kecamatan Grogol bagian utara dengan kedalaman tanah sangat kompak pada <em>q<sub>c</sub> </em>250 kg/cm<sup>2</sup> rata-rata 4-5 meter dari permukaan tanah. Sementara kepadatan tanah yang kurang baik ditemukan di Kecamatan Sukoharjo, Kecamatan Grogol bagian selatan dan Kecamatan Bendosari bagian barat dengan kedalaman tanah sangat kompak pada <em>q<sub>c</sub> </em>250 kg/cm<sup>2</sup> rata-rata 15-17 meter dari permukaan tanah.</p>
<p>Perkembangan suatu daerah berbanding lurus dengan tingkat pertumbuhan penduduk serta meningkatnya kebutuhan air. Salah satunya adalah DAS Ngunggahan yang bermuara di waduk Wonogiri. Fenomena ini tidak sejalan dengan ketersediaan air yang semakin lama jumlahnya tetap, bahkan berkurang. Minimnya informasi serta pengelolaan yang kurang tepat membuat tidak terpenuhinya kebutuhan air pada DAS Ngunggahan. Penelitian ini mencoba membuat peta neraca sumber daya air tahun 2019 berbasis SIG (Sistem Informasi Geografis). Metode yang digunakan untuk simulasi debit adalah Mock 15 harian dengan membagi DAS menjadi 3 sub DAS kecil.</p><p>Hasil dari penelitian menunjukkan terjadinya dua neraca yang berbeda. Neraca sumber daya air tahun 2019 dengan asumsi semua kebutuhan air dipenuhi dari debit sungai menunjukkan terjadinya defisit disemua Sub DAS. Sub DAS 1 memiliki ketersediaan air sebesar 1517,79 x 10<sup>8</sup> liter/tahun dan kebutuhan air 5695,45 x 10<sup>8</sup> liter/tahun, Sub DAS 2 memiliki ketersediaan air 640,887 x 10<sup>8</sup> liter/tahun dan kebutuhan air 2876,95 x 10<sup>8</sup> liter/ tahun, Sub DAS 3 memiliki ketersediaan air 439,69 x 10<sup>8</sup> liter/ tahun dan kebutuhan air 1315,31 x 10<sup>8</sup> liter/ tahun. Sehingga peta berwarna merah disemua Sub DAS. Sedangkan neraca sumber daya air tanpa mempertimbangkan air irigasi juga dihitung dengan asumsi kebutuhan air irigasi dipenuhi dari waduk Parangjoho dan Kedunguling. Hasil perhitungan menunjukkan Sub DAS 1 memiliki ketersediaan air 1517,79 x 10<sup>8</sup> liter/ tahun dan kebutuhan air 1439,02 x 10<sup>8</sup> liter/ tahun, Sub DAS 2 memiliki ketersediaan air 934,80 x 10<sup>8</sup> liter/ tahun dan kebutuhan air 1062,18 x 10<sup>8</sup> liter/tahun, Sub DAS 3 memiliki ketersediaan air 733,60 x 10<sup>8</sup> liter/tahun dan kebutuhan air 372,05 x 10<sup>8</sup> liter/ tahun. Sehingga peta berwarna oranye pada Sub DAS 1 dan 3, sedangkan Sub DAS 2 berwarna merah.</p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.