AbstrakSelama Era Reformasi, Indonesia masih mempunyai banyak persoalan terkait kerusuhan dan konflik sosial. Kontestasi mayoritas dan minoritas serta manipulasi penafsiran Pancasila sebagai ideologi masih mendominasi ruang-ruang publik sehingga berdampak pada semakin seriusnya konflik sosial dengan beragam latar belakang dan persoalan. Semakin banyaknya konflik sosial tersebut memunculkan keraguan apakah Pancasila sebagai ideologi negara mampu menjawab persoalan ke-Indonesiaan. Apalagi gerakan ideologi transnasional berbasis agama semakin menguat di Indonesia dan cenderung mendapatkan simpati dari sebagian masyarakat. Berdasarkan persoalan tersebut, tulisan ini ingin mengkaji dimensi-dimensi Ketuhanan dan humanisme dalam Pancasila dan selanjutnya merumuskan konsep Ketuhanan dalam bingkai Persatuan Indonesia.
Perilaku pemilih menjadi daya tarik tersendiri dalam proses kontestasi perpolitikan nasional 2019. Pada awal perjalanan perpolitikan di Indonesia ia menjadi rebutan berbagai Ideologi yang diperbolehkan menjadi peserta Pemilu pada tahun 1955. Tarik menarik antara partai politik membuat pemilih merespon dan menyikapi tersebut. pada Orde Lama pemilih bebas menentukan pilihan sesuai dengan orientasi politik yang didianut. Bergeser ke Orde Baru pemillih terbatasi pilihannya karena yang diperbolehkan hidup hanya dua partai politik dan golongan karya. Hadirnya Orde Reformasi membuka kembali pilihan warga yang membuat perilaku pemilih mengikuti perubahan zaman. Menyongsong Pemilu 2019 perilaku pemilih lebih menarik lagi diperbincangkan sebab dinamika menyertai.
AbstrakTujuan dari penulisan jurnal ini adalah untuk mengetahui bagaimana respon masyarakat terhadap UU Cipta Kerja yang terlah disahkan oleh DPR RI. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu studi literatur. Hasil pembahasan menyatakan bahwa pengesahaan RUU yang disahkan dalam sidang Paripurna pada 5 Oktober 2020 menuai beragam reaksi dari masyarakat. Banyak elemen masyarakat yang tidak setuju dengan pengesahaan UU Cipta Kerja tersebut. UU Cipta Kerja dinilai tidak memihak pada masyarakat terutama kaum buruh. Beberapa pasal dalam UU Cipta Kerja dinilai merugikan kaum buruh. Salah satunya mengenai uang pesangon dan nilai santunan yang diturunkan. Banyak masyarakat yang kontra dengan pengesahaan UU tersebut. Masyarakat, terutama yang berasal dari elemen buruh dan mahasiswa melakukan aksi demo di berbagai wilayah untuk menolak pengesahaan UU Cipta Kerja. Di Sidoarjo demo dilakukan oleh para buruh dan mahasiswa di depan gedung DPRD Sidoarjo pada Kamis 8 Oktober 2020. Beberapa elemen mahasiswa turun ke jalan dan mendatangi gedung DPRD dan menyampaikan tuntutan penolakan atas pengesahaan UU Cipta Kerja.Kata kunci: Pengesahan, UU Cipta Kerja, MasyarakatAbstactThe purpose of writing this article is to find out how the public responds to the UU Cipta Kerja which has been legalized by the Indonesian Legislative Assembly. The data collection technique that being used literature review. The results of the discussion stated that the ratification of the RUU which was passed in Sidang Paripurna October 5, 2020, attracted various reactions from the public. Many elements of society expressed their with the passage of the UU Cipta Kerja. UU Cipta Kerja is considered to be impartial to the community, especially the workers. Several articles in the UU Cipta Kerja are considered to be detrimental to workers. One of them is regarding severance pay and lowered compensation value. Many people contravene the legalization of the law. The community, especially those from labor and student elements, held demonstrations in various regions to reject the ratification Creation of the UU Cipta Kerja. In Sidoarjo a demonstration was held by workers and students in front of the Sidoarjo DPRD building on Thursday, October 8, 2020. Several student elements took to the streets and came to the DPRD building and submitted demands for rejection of the ratification of the UU Cipta Kerja.Keyword: legalized, UU Cipta Kerja, Society
Penelitian bertujuan untuk mengetahui intensitas kebijakan berupa regulasi dengan tradisi mudik lebaran yang diberlakukan oleh pemerintah pada masa pandemi covid-19 di Desa Wedoro. Teori yang digunakan adalah teori perubahan sosial dari Selo Soemardjan. Pendekatan penelitian menggunakan kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian fenomenologi Covid-19. Munculnya fenomena tersebut pemerintah mengantisipasi dengan memberlakukan kebijakan berupa regulasi yang harus dipatuhi oleh masyarakat. Namun, nyatanya masih terdapat beberapa warga yang menyempatkan waktu untuk pulang kampung (mudik). Ketika lebaran tiba, warga di desa Wedoro mengikuti anjuran pemerintah untuk lebaran dirumah saja dan tidak melakukan mudik untuk mencegah penyebaran Covid-19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang melakukan mudik adalah masyarakat yang mayoritas berkedudukan asli Madura. Dalam tradisi Madura terdapat istilah toren, ketika lebaran tiba, warga berbondong-bondong mudik lebaran. Sehingga tradisi yang melekat pada kelompok masyarakat tidak dapat diubah atau diganggu gugat meski dalam keadaan tertentu pandemi. Menurut sebagian besar dari mereka tradisi mudik merupakan hal wajib dilakukan. Berdasarkan fenomena tersebut, perangkat Desa Wedoro mengeluarkan kebijakan bahwa setiap warga yang melakukan kegiatan mudik lebaran maka harus membawa surat keterangan sehat dan bebas Covid-19. melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing selama 1 (satu) minggu. Apabila terdapat warga yang teridentifikasi terpapar Covid-19, maka 1 (satu) keluarga melakukan perawatan inap di Puskesmas terdekat dan mendapat dana bantuan dari desa untuk keperluan sehari-hari. Upaya yang dilakukan pemerintah menimbulkan perubahan-perubahan yang mempengaruhi sistem sosial, termasuk pada tatanan pola perilaku masyarakat. Dengan adanya perubahan yang terjadi selalu didasari dengan perencanaan untuk menghasilkan apa yang ingin diwujudkan. Perubahan akan berjalan dengan baik apabila didukung dengan pengendalian atau pengawasan dari yang menghendaki perubahan (agent of change).
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.