Kebutuhan terhadap jagung semakin meningkat, baik untuk pangan, pakan ternak, maupun bahan baku industri. Hal ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi pemerintah dalam peningkatan produksi jagung menuju swasembada berkelanjutan. Varietas unggul merupakan salah satu komponen yang dapat meningkatkan hasil dengan nyata, varietas hibrida memiliki potensi hasil lebih tinggi dibanding komposit sehingga penggunaan benih jagung hibrida mampu meningkatkan hasil jagung persatuan luas panen. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) telah menghasilkan varietas-varietas jagung hibrida dengan potensi hasil yang tinggi, yang tidak kalah bersaing dengan jagung hibrida swasta lainnya, hanya saja belum terdiseminasi dengan baik. Guna memperoleh nilai tambah bagi petani dan terdesiminasinya benih jagung Balitbangtan, maka dilakukan rintisan penangkaran benih jagung hibrida tingkat petani. Penelitian dilaksanakan di Desa Rawa Medang, Kecamatan Batang Asam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat tahun 2017 seluas 1 ha. Rintisan ini dikemas dalam Model Sekolah Lapang Kedaulatan Pangan Terintegrasi Desa Mandiri Benih Jagung. Hasil penelitian diperoleh benih jagung sebanyak 1 ton/ha. Usahatani perbanyakan benih jagung hibrida ini layak dan menguntungkan secara ekonomi, hal ditunjukkan oleh nilai R/C 1,69, TIP 591 kg/ha dan TIH Rp 14.775/kg. dilihat dari biaya produksi maka biaya tenaga kerja lebih tinggi 14,8 % dibandingkan biaya untuk pembelian saprodi.
Climate change is a major factor endangering sustainable food production. Various efforts have been made to prevent potential food shortages in future. Meanwhile, access to adequate food is an important part of human rights. In Indonesia, the opportunity for cassava development is still widely open and has potential to provide for the world’s needs in future. Cassava is well-known by farmers in Indonesia and can be easily cultivated in all areas of Indonesia, even though the soil fertility is low. The current problems are that cassava is still considered as an inferior commodity and is only used for direct consumption. Indonesia is able to meet the world\'s cassava needs only by utilizing 54% of the total available land, which is suitable for planting cassava. Cassava utilization is actually large and has potential as raw material for many strategic industries. The map of cassava development in Indonesia is in the phase of growth and product expansion (diversification). Thus, the efforts in preparing cassava in Indonesia to meet the world’s needs in future, including (1) increasing cassava productivity, (2) improving cassava added value by-product diversification, and (3) enhancing cassava bio-economy by implementing a bio-industry system integrating cassava and livestock farming.
Identifikasi merupakan langkah awal yang penting dalam rangka memahami kondisi sistem usahatani disuatu wilayah. Hasil indentifikasi akan menentukan keputusan penting dalam pengembangan sistem usahatani (Hendayana, R. 2007). Keberhasilan usahatani tidak hanya tergantung pada faktor teknis dan biologis tetapi juga tergantung pada faktor sosial ekonomi dan kelembagaan. Oleh karena itu sumberdaya alam, sumberdaya manusia, teknologi dan kelembagaan adalah faktor - faktor penggerak dalam peningkatan produktivitas, kualitas dan nilai tambah usahatani. Empat faktor tersebut merupakan faktor kecukupan untuk mencapai suatu keragaan usahatani yang dikehendaki, artinya, satu atau lebih dari faktor tersebut tidak ada atau tidak sesuai dengan persyaratan kecukupan yang dimaksud, maka usahatani yang akan dikembangkan tidak dapat menghasilkan keragaan usahatani seperti yang diinginkan.
ABSTRAK: Fokus penelitian ini adalah: (1) Apa jenis iko-iko yang ada di lingkungan masyarakat Bajo di Desa Bokori, Keamatan Soropia. (2) Bagaimana fungsi Iko-Iko sebagai media pembelajaran dalam lingkungan masyarakat Bajo di Desa Bokori, Kecamatan Soropia (3) Bagaimana bentuk implementasi Iko-Iko dalam pembelajaran di Desa Bokori Kecamatan Soropia. Penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini, berasal dari: sumber tertulis, sumber lisan, dan sumber visual. Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengacu pada metode sejarah sesuai dengan yang ditulis oleh Sugiono, yaitu: (1) Observasi, (2) Wawancaara, (3) Studi Dokumen. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Jenis Iko-iko ada 7: (a) Danring Lao, (b) Anak Koda Lamannang, (c) Babawang, (d) Anak Koda Hasang, (e) Suku Sama/Bajo, (f) Dilao Seheku (laut sahabatku), (g) Dayah nggai lagi darua dolu (ikan tidak sama lagi seperti dulu). (2) Fungsi Tradisi lisan Iko-Iko sebagai media pembelajaran yaitu Tradisi lisan iko-iko menjadi alat masyarakat Bajo untuk mengkonstruksi dan mereproduksi kebudayaannya. Termasuk mengkonstruksi masa depannya dan berkomunikasi dengan orang lain. Tidak mengherankan dalam tradisi lisan Komunitas Bajo dijadikan sarana bersopan santun dalam menyatakan kedermawanan, kebijaksanaan, kerendahan hati, permufakatan, penghargaan, dan kesimpatian. Oleh karena itu, tradisi lisan Komunitas Bajo dapat dijadikan dan dikembangkan sebagai media pembelajaran dalam mengembangkan karakter positif peserta didik. Agar pembelajaran lebih menyenangkan guru dapat menggunakan berbagai media pembelajaran yang inovatif. Menggunakan media dalam pembelajaran tidak hanya berperan sebagai sarana dalam membantu dalam proses pembelajaran akantetapi juga merupakan strategi pembelajaran. (3) Impementasi Iko-Iko dalam pembelajaran yaitu Lewat Iko-Iko ini genarsi suku bajo bisa menjadikannya sebagi pembelajaran ekstrakulikuler karana pembelajaran berbasis budaya bajo blum di terpkan di sekolah-sekolah formal oleh karena itu Iko Iko hadir untuk menjawab permasalahnan ini karna meskipun tidak di ajarkan di sekolah formal generasi muda bisa menjumpai bapak M. Jais, bisa belajar tenttang Iko-Iko serta nilai yang terkandung di dalamnya ada bnyak pemebelajaran lewat Iko-Iko di samping regenaris bisa mengetahui tentang budaya Iko-Iko enarasi bajo bisa juga belajar tentang sejarah,tentang kehidupan laut dan lain sebagainya. Kata Kunci: Media, Fungsi, dan pembelajaran
Globalization can accelerate development while, at the same time, negatively impacting nations that are not ready. Globalization benefits rural communities organizing the citizens’ life order systematically. Exploiting land use to fulfill human needs is a result of globalization’s effects on economic activity. Agricultural and industrial sectors must increase production reasonably and suitably. There is a gray area of needs due to the dependency on the land resources use, which causes rivalry in procuring production inputs for each sector and has a significant effect on the agricultural industry. Transformation of human, environmental, financial, and institutional resources for rural agriculture by implementing effective and efficient agricultural modernization will reduce globalization’s negative effects. Smart farming applies modern technology to agriculture in order to achieve more productive and sustainable agricultural production. Agricultural land intensifi¬cation initiatives must be improved through the best use of technological innovation and agricultural infrastructure. Competition for resource utilization causes changes or decreases in land resources quality, which can be anticipated by technological capacities and capabilities, and adaptive capacity to innovations. Unhealthy competition must be eliminated, even these sectors will help each other because of government policy instruments so that the goal of rural sustainable agricultural growth will be achieved.
Analisis Usahatani dan Keunggulan VUB Inpara 3. Penelitian dilaksanakan di Desa Rawa Medang, Kecamatan Batang Asam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat , Provinsi Jambi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus - September 2020, dengan tujuan mengetahui kelayakan usahatani dan keunggulan Inpara 3. Metode penelitian survey terhadap 10 orang petani yang tergabung dalam kelompok tani Karya Mukti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani responden berada pada usia produktif yaitu 35-53 tahun. Tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) 40 % dan SLTP 60 %. Rata-rata kepemilikan lahan seluas 1,2 ha. Jumlah tanggungan anggota keluarga 3-5 orang. Rata-rata hasil yang diperoleh 5.750 kg/ha GKP dengan harga jual Rp 4.300/kg. Alokasi input produksi untuk pembayaran gaji upah (71,64%), jauh lebih tinggi dibandingkan untuk pembelian bahan (28,36%). Total penerimaan dari usahatani padi Rp. 24.725.000,-/ha/musim tanam (MT) dengan pendapatan Rp.16.347.000,-/ha/MT. Nisbah penerimaan dengan biaya (R/C) 2,95 Titik Impas Produksi (TIP) 1948,4 kg/ha dan Ttitik Impas Harga (TIH) Rp.1457,0 /kg.
Lahan rawa pasang surut merupakan lahan suboptimal yang menjadi lahan harapan masa kini dan masa mendatang bagi pengembangan tanaman pangan, khususnya padi. Pada umumnya lahan pasang surut hanya diusahakan satu kali dalam setahun, pada hal lahan ini dapat dimanfaatkan bagi pertanaman padi dua kali dalam setahun. Upaya yang dapat dilakukan untuk pertanaman dua kali setahun adalah dengan penerapan teknologi. Lahan pasang surut di Kabupaten Tanjung Jabung Timur mempunyai peluang untuk dapat ditanaman dua kali setahun. Rata-rata produktivitas padi di tingkat petani pada Musim Kemarau 2,5 – 3, 0 ton/ha. Kendala yang dihadapi petani untuk tanaman dua kali setahun antara lain; pengaturan tata air, varietas yang digunakan varietas lokal umur panjang, kelembagaan usahatani belum kondusif untuk melakukan tanaman serentak, peralatan hand traktor dan pompa air masih kurang. Hasil penelitian menunjukan bahwa lahan pasang surut di Kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki potensi dan pelung untuk meningkatkan produktivitas dan Indeks Pertanian karena tersedia lahan, teresdianya teknologi, dan adanya kebijakan pemerintah daerah.Kata Kunci : Peluang, Peningkatan IP, Lahan, Pasang, Surut
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.