PENDAHULUANKopi menjadi komoditas perdagangan yang memegang peranan penting baik sebagai sumber devisa nomor tiga setelah kayu dan karet (Spillane, 1990) dan sumber pendapatan. Artinya selain memiliki fungsi ekonomi, kopi juga mempunyai fungsi sosial sebab dengan adanya perkebunan tersebut, berarti memberi kesempatan kerja (Najiyati dan Danarti, 2001).Senada dengan Spillane (1990) dan Najiyati dan Danarti (2001), Herman (2003 juga berpendapat bahwa kopi merupakan salah satu komoditas perdagangan strategis dan memegang peranan penting bagi perekonomian nasional hingga akhir tahun 1990-an, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Pasar ekspor kopi diduga merubah rasionalitas petani kopi karena kopi yang sudah menjadi komoditi ekspor membawa dampak monetisasi hingga ke relung kehidupan rumahtangga petani kopi.Fokus penelitian ini adalah pada tindakan kolektif petani kopi dalam menghadapi pasar ekspor kopi. Pasar mengharap individu saling berkompetisi, sementara struktur yang dipersiapkan oleh pemerintah (state) adalah petani kopi harus menjalankan usahanya secara berkelompok dalam wadah kelompok tani. Apabila di pasar aktor secara individu harus bersaing (dengan kekuatan kapital yang dimilikinya),
is the elements of social capital (trust, networks and institutions) which become the frame as well as requirements for collective action. This research is a life history study. Some studies showed that the dilemma arises when individual interests are more dominant than the interests of the group. Dilemma collectivity can be tamed by the trust between individuals in the farmer groups. Collective action in the form of the institution of farmers groups can support farmers to meet the strick requirements required by the export market. Characteristics of farmer groups which can be use to facilitate the collective actions are small number of members, the group is formed on neighborhood ties, head of the group is a farmer as well as a trader and there are some incentives to individuals that involved actively in the group.Keywords: collective action, moral, culture, social capital, export markets, dilemma collectivity
ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah menganalisis proses munculnya dilemma kolektivitas dan upaya mengatasinya dalam kelembagaan kelompok tani serta menganalisis karakteristik kelompok tani untuk menfasilitasi tindakan kolektif dalam menghadapi pasar ekspor. Tindakan kolektif berkenaan dengan moral dan budaya, berbeda dengan tindakan rasional yang didasari oleh pilihan-pilihan individu. Tindakan kolektif dimaknai sebagai tindakan sukarela yang diambil oleh kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Pembahasan mengenai tindakan kolektif erat kaitannya dengan modal sosial. Modal sosial menjadi faktor yang menjadi penyebab dan hasil tindakan kolektif. Keterkaitan teori tindakan kolektif dan modal sosial adalah unsur-unsurmodal sosial (kepercayaan, jaringan dan institusi) yang menjadi kerangka sekaligus syarat bagi tindakan kolektif. Penelitian ini merupakan studi riwayat hidup.Hasil...