2017
DOI: 10.21082/bullittro.v27n2.2016.115-122
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

VIABILITAS BENIH PURWOCENG (Pimpinella pruatjan) PADA BERBAGAI PERLAKUAN STIMULASI PERKECAMBAHAN

Abstract: <p class="IsiabstrakIndonesia">Permasalahan dalam perbanyakan tanaman purwoceng adalah viabilitas benih yang sangat rendah (≤ 20%). Untuk mengatasi permasalahan tersebut dilakukan penelitian yang bertujuan mendapatkan metode stimulasi per-kecambahan yang dapat meningkatkan viabilitas dan vigor benih purwoceng. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tanaman, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor, sejak Juli sampai November 2009. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2020
2020
2023
2023

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(3 citation statements)
references
References 4 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Keserempakan tumbuh mengukur keseragaman perkecambahan biji yang diujikan. Bobot Kering Kecambah Normal (BKKN) dihitung dengan cara mengambil kecambah normal dengan kotiledon yang telah dibuang lalu dikeringkan dalam oven dengan suhu 60°C selama 3x24 jam atau sampai bobot konstan (Rusmin et al, 2016). ket: NPEP = Jumlah biji berkecambah pada hari perkecambahan tertinggi (pada 5-HST) NPEBP = Jumlah biji berkecambah sehari sebelum NPEP NPEAP = Jumlah biji berkecambah sehari setelah NPEP DHL diamati dengan cara merendam 5 gram kedelai setiap perlakuan dalam 125 ml aquades selama 24 jam lalu DHL air diukur dengan conductivity meter untuk mengukur kebocoran benih (Sugiantari et al, 2017).…”
Section: Karakter Pengamatanunclassified
“…Keserempakan tumbuh mengukur keseragaman perkecambahan biji yang diujikan. Bobot Kering Kecambah Normal (BKKN) dihitung dengan cara mengambil kecambah normal dengan kotiledon yang telah dibuang lalu dikeringkan dalam oven dengan suhu 60°C selama 3x24 jam atau sampai bobot konstan (Rusmin et al, 2016). ket: NPEP = Jumlah biji berkecambah pada hari perkecambahan tertinggi (pada 5-HST) NPEBP = Jumlah biji berkecambah sehari sebelum NPEP NPEAP = Jumlah biji berkecambah sehari setelah NPEP DHL diamati dengan cara merendam 5 gram kedelai setiap perlakuan dalam 125 ml aquades selama 24 jam lalu DHL air diukur dengan conductivity meter untuk mengukur kebocoran benih (Sugiantari et al, 2017).…”
Section: Karakter Pengamatanunclassified
“…Pengukuran dilakukan pada akhir pengamatan terhadap kecambah yang normal dengan cara membuang kotiledon, kemudian dimasukkan ke dalam kantong kertas dan setelah itu dioven pada suhu 60°C selama 3 x 24 jam. Berat kering kecambah kemudian ditimbang setelah didinginkan dalam desikator selama lebih kurang 30 menit (Rusmin, 2016).…”
Section: Berat Kering Kecambah Normal (Bkkn Mg)unclassified
“…Pemanasan kering (dry heat treatment) adalah metode pematahan dormansi kelapa sawit yang telah lama digunakan (Periasamy, 2002;Martine et al, 2009), namun masih menghasilkan persentase dan keseragaman perkecambahan yang bervariasi (Fondom et al, 2010 Nuraini et al (2016) melaporkan penggunaan giberelin (GA3) sebagai bahan pemacu perkecambahan benih kelapa sawit, namun persentase yang masih rendah (67,78%) dan waktu pengecambahan yang relatif lama (50 hari). Perlakuan perendaman dalam giberelin dilaporkan dapat meningkatkan perkecambahan pada benih purwoceng, (Rusmin et al, 2011), mucuna (Astari et al, 2014), loquat (Al-Hawezy, 2013), sirsak (Polhaupessy, 2014). Namun demikian perlu dipelajari juga penggunaan konsentrasi ZPT yang sesuai untuk pematahan dormansi benih mengingat konsentrasi yang dibutuhkan berbeda-beda untuk setiap jenis komoditi.…”
Section: Latar Belakangunclassified