2018
DOI: 10.29244/jai.2017.5.1.39-56
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Transmisi Harga Kopi Arabika Gayo Di Provinsi Aceh

Abstract: <p align="center"><strong><em>ABSTRACT</em></strong></p><em>The objective of this study is to analyze the price transmission of Gayo Arabica coffee from farmers to exporters. This study utilizesECM (error Correction Model) to investigate price transmission based on monthly price data in farmer and exporter level from Januari 2008 until December 2014. The result showed that price transmission test ECM-EG model showed that in short term, the price transmission is assymet… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

0
7
0
7

Year Published

2018
2018
2024
2024

Publication Types

Select...
8

Relationship

1
7

Authors

Journals

citations
Cited by 14 publications
(14 citation statements)
references
References 4 publications
0
7
0
7
Order By: Relevance
“…Berdasarkan hasil penelitian Tambarta (2017), fasilitas pergudangan kopi Arabika Gayo belum menunjang fasilitas informasi pasar, harga, produksi dan standardisasi yang memadai sehingga menyebabkan nilai tambah kopi sulit ditingkatkan dan sulit memotong peran dari tengkulak/pengijon. Petani lebih memilih mendapatkan pinjaman dari tengkulak dibandingkan pihak bank karena petani tidak memiliki aset tetap (fixed asset) yang dapat dijadikan agunan resmi sehingga hal ini dapat mempengaruhi posisi tawar petani (Juliaviani, 2016). Kondisi tersebut merupakan sebuah bentuk market failure yaitu kondisi dimana pasar mengalami kegagalan dalam menyediakan kebutuhan pasar secara efesien karena adanya informasi yang tidak lengkap atau asimetris serta sikap yang dapat menimbulkan suatu biaya transaksi.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Berdasarkan hasil penelitian Tambarta (2017), fasilitas pergudangan kopi Arabika Gayo belum menunjang fasilitas informasi pasar, harga, produksi dan standardisasi yang memadai sehingga menyebabkan nilai tambah kopi sulit ditingkatkan dan sulit memotong peran dari tengkulak/pengijon. Petani lebih memilih mendapatkan pinjaman dari tengkulak dibandingkan pihak bank karena petani tidak memiliki aset tetap (fixed asset) yang dapat dijadikan agunan resmi sehingga hal ini dapat mempengaruhi posisi tawar petani (Juliaviani, 2016). Kondisi tersebut merupakan sebuah bentuk market failure yaitu kondisi dimana pasar mengalami kegagalan dalam menyediakan kebutuhan pasar secara efesien karena adanya informasi yang tidak lengkap atau asimetris serta sikap yang dapat menimbulkan suatu biaya transaksi.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Studi terkait biaya transaksi yang dilakukan pada konsep New Institutional Economic ditujukan untuk menurunkan biaya transaksi melalui pengendalian perilaku yang muncul dari para pelaku pasar saat melakukan pertukaran. Biaya transaksi terjadi di semua kelembagaan sebagai contoh, petani lebih memilih meminjam dari tengkulak dibandingkan bank dikarenakan petani tidak memiliki aset tetap yang dapat dijadikan agunan (Juliaviani, 2016). Lebih lanjut, pada kelembagaan pembiayaan Sistem Resi Gudang (SRG) ditemukan biaya transaksi tidak kurang dari 10 persen dari (kategori rendah) jika dibandingkan keuntungan yang diperoleh dari program SRG (Fadhiela et al, 2018).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Bener Meriah yang cenderung oligopsoni serta terbatasnya akses permodalan petani. Oleh karena itu, perlunya pengoptimalan koperasi dalam menginformasikan harga pasar baik harga lokal maupun harga dunia kepada petani (Juliavani et al 2017). Hal ini dikarenakan harga jual kopi merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi framer share (Usman (2016).…”
Section: Pemasaran Kopi DI Provinsi Acehunclassified