2021
DOI: 10.34007/warisan.v1i3.569
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Tradisi Pecah Telur dalam Adat Pernikahan Masyarakat Jawa di Desa Sait Buttu Saribu, Kabupaten Simalungun

Abstract: This article discusses the egg breaking tradition carried out by the Javanese people who live in Sait Buttu Saribu Village, Simalungun Regency. The migration of the Javanese to East Sumatra in the 19th century, to work on plantations owned by Dutch businessmen, was accompanied by a shift in traditions and culture that they had practiced so far. This research uses qualitative research methods, with a cultural anthropological approach. This approach focuses on the view of life of a group of people in the form of… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2022
2022
2023
2023

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(3 citation statements)
references
References 1 publication
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh (Awaliyah et al, 2020) yang berjudul Tradisi Pecah Telur dalam Adat Pernikahan Masyarakat Jawa di Desa Sait Buttu Saribu, Kabupaten Simalungun. Temuan dari penelitian ini menunjukan bahwa tradisi pecah telur dilakukan oleh mempelai laki-laki yang kemudian mempelai perempuan akan membersihkan kaki suaminya.…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh (Awaliyah et al, 2020) yang berjudul Tradisi Pecah Telur dalam Adat Pernikahan Masyarakat Jawa di Desa Sait Buttu Saribu, Kabupaten Simalungun. Temuan dari penelitian ini menunjukan bahwa tradisi pecah telur dilakukan oleh mempelai laki-laki yang kemudian mempelai perempuan akan membersihkan kaki suaminya.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Dalam proses gerep ruha ini, wanita yang akan menginjak telur. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh (Awaliyah et al, 2020) yang berjudul Tradisi Pecah Telur dalam Adat Pernikahan Masyarakat Jawa di Desa Sait Buttu Saribu, Kabupaten Simalungun, yang menunjukan bahwa dalam proses pecah telur dilakukan oleh lakilaki. Meskipun sama-sama mengkaji tentang makna yang terkandung dalam suatu tradisi, penelitian tentang tradisi gerep ruha ini akan menunjukan keunikannya sendiri.…”
Section: Gong Dan Gendangunclassified
“…
Pernikahan secara teologis merupakan suatu perintah agama khususnya yang diatur oleh syariat Islam (Awaliyah, Rohani, & Batubara, 2021). Dari sudut pandang ini, ketika orang menikah secara bersamaan, mereka tidak hanya memiliki keinginan untuk mematuhi perintah agama atau hukum Islam, tetapi juga keinginan untuk memenuhi kebutuhan biologis yang seharusnya menjadi kodrat mereka.
…”
unclassified