Pembenihan udang umumnya tidak berdekatan dengan lokasi pembesaran di tambak, untuk itu benih ditransportasi dalam waktu yang bervariasi dan terjadi penurunan kualitas air khususnya oksigen terlarut berakibat pada gangguan fisiologis dan kelangsungan hidup benih. Penggunaan teknologi nanobubble mampu meningkatkan dan mempertahankan kelarutan oksigen tetap tinggi selama transportasi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penggunaan teknologi nanobubble terhadap perubahan kualitas air, tingkat stres dan kelangsungan hidup benih pada pengangkutan tertutup. Rancangan acang lengkap pola faktorial 2x2, faktor satu dengan 2 taraf yaitu nanobubble dan oksigen murni, faktor dua dengan 2 taraf yaitu durasi transportasi 24 dan 48 jam, masing-masing perlakuan dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi oksigen terlarut pada akhir transportasi pada nanobubble lebih tinggi dan berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan dengan menggunakan oksigen murni, sedangkan konsentrasi karbon dioksida pada nanobubble lebih rendah dan berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan dengan menggunakan oksigen murni. Konsentrasi total amonia nitrogen, amonia, nitrit, pH, suhu dan kadar glukosa darah relatif sama pada sumber oksigen dan durasi transportasi yang berbeda. Kelangsungan hidup benih pada akhir transportasi dan pasca pemeliharaan 7 hari, lebih tinggi dan berbeda nyata (P<0,05) yang menggunakan nanobubble dibandingkan dengan oksigen murni. Berdasarkan data penelitian tersebut teknologi nanobubble dapat dimanfaatkan untuk transportasi benih udang vaname sampai ke lokasi pembesaran dalam kondisi sehat dengan kelangsungan hidup yang tinggi.