AbstrakAir yang dapat digunakan sebagai media budidaya harus mempunyai standar kuantitas dan kualitas yang sesuai dengan persyaratan hidup ikan, beberapa parameter kualitas air yang cukup penting bagi ikan budidaya yaitu suhu, pH dan oksigen terlarut. Berdasarkan hasil pengukuran selama 90 hari pembesaran ikan patin di lahan gambut di peroleh data pH air di kolam dengan sistem biopori berkisar antara 5,8 -6,3 sedangkan di kolam tanpa biopori pH air selama pembesaran berkisar antara 5,1 -6,7. Tingkat pH air di kolam dengan biopori lebih stabil di bandingkan kolam tanpa biopori walaupun tidak berbeda nyata. Saat awal penebaran pH air di kolam tanpa biopori lebih tinggi dari pada kolam biopori namun menurun saat mulai pemeliharaan ikan. Selama 90 hari pembesaran ikan patin di kolam biopori menghasilkan data pertambahan bobot 437,8 gram sedangkan di kolam tanpa biopori pertambahan bobot 420,3 gram.Kata kunci: kualitas air; lahan gambut; teknologi biopori AbstractWater that can be used as a culture medium should have a standard quantity and quality in accordance with the requirements of life of the fish, some parameters of water quality are important enough for the fish cultivation of temperature, pH and dissolved oxygen. Based on the measurement results for 90 days of catfish enlargement on peatlands obtained data on the pH of water in ponds with biopori system ranged between 5.8 to 6.3 whereas in ponds without biopori water pH during magnification ranged from 5.1 to 6.7. The pH level of water in ponds with biopori is more stable than ponds without biopori although not significantly different. When the initial distribution of water pH in the pond without biopori higher than the pond biopori but decreased when the fish began to start. During 90 days of catfish enlargement in biopori ponds resulted in weight gain data of 437.8 grams while in ponds without biopori weighing 420.3 grams.
Teknologi biofok merupakan metode pemeliharaan ikan dengan sedikit ganti air dan mengembangkan kongklomerat mikroba sebagai pakan ikan Namun penelitian tentang bioflok sebagai pakan tambahan yang diberikan dari luar sistem budidaya belum banyak dilakukan. Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh pemberian bioflok sebagai pakan tambahan terhadap performa produksi. Percobaan rancangan acak lengkap, dengan 4 perlakuan yaitu diberi pakan tambahan bioflok 240 ml (B240), diberi pakan tambahan bioflok 160 ml (B160), diberi pakan tambahan bioflok 80 ml (B80), dan tidak diberi pakan tambahan (NB), masing-masing perlakuan dengan 3 ulangan. Pakan bioflok diberikan satu kali sehari pada siang hari. Pakan pelet diberikan 4 % per hari dari total biomas ikan. Hasil penelitian menunjukkan suhu, pH dan oksigen terlarut masih dalam rentang yang layak bagi pertumbuhan lele. Jenis plankton di usus lele lebih banyak pada kolam bioflok dibanding kolam kontrol. Pertumbuhan biomas lebih tinggi dan konversi pakan lebih rendah pada B240 dibanding kontrol. Berdasarkan data penelitian dapat disimpulkan bahwa plankton yang ditemukan di usus ikan, menunjukkan bioflok yang diberikan ke kolam percobaan dikonsumsi oleh ikan lele. Bioflok yang diberikan di kolam mampu meningkatkan penambahan biomass dan menurunkan konversi pakan. Oleh karena itu dari hasil penelitian, pembudidaya ikan dapat memanfaatkan bioflok sebagai nutrisi tambahan bagi ikan yang dibudidayakan.Kata kunci: konsumsi bioflok, Lele Dumbo, pakan tambahan
Pengkajian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan desain eksploratori dalam penentuan prioritas terhadap peran dan alternatif strategi pengembangan P2MKP didasarkan atas bobot prioritas atau kepentingannya dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Keterpaduan antara program pelatihan P2MKP dengan penyelenggaraan penyuluhan” merupakan strategi yang paling diprioritaskan dalam membangun sinergitas P2MKP dengan penyelenggaraan penyuluhan perikanan, dengan bobot 31,52%, kemudian strategi “pengikutsertaan koordinator penyuluh daerah sebagai pembina P2MKP”, dengan bobot 28,56% sebagai prioritas kedua, dan strategi “sebagian instruktur berasal dari penyuluh perikanan” dengan bobot 24,17% sebagai strategi prioritas ketiga dalam membangun sinergitas P2MKP dengan penyelenggaraan penyuluhan perikanan. Dari beberapa strategi pengembangan P2MKP yang dapat dilakukan dalam rangka mendukung proses peningkatan kompetensi sumber daya manusia kelautan dan perikanan: Strategi “pengikutsertaan/ peningkatan peran penyuluh perikanan” merupakan strategi pengembangan P2MKP yang paling diprioritaskan, kemudian strategi “optimalisasi penyelenggaraan pelatihan” sebagai prioritas kedua, dan strategi “pembangunan kemitraan strategis” sebagai strategi prioritas ketiga.
Dalam mendukung perkembangan usaha perikanan masyarakat, kegiatan pendampingan oleh pemerintah daerah baik berupa informasi teknologi dan peningkatan keterampilan pelaku usaha merupakan salah satu solusi dalam membantu meningkatkan usaha perikanan yang dilakukan oleh masyarakat di pesisir selatan Pangandaran. Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini untuk mengidentifikasi karakteristik internal dan eksternal pelaku usaha perikanan, mengetahui bagaimana strategi komunikasi yang digunakan dalam penerapan teknologi pelaku usaha perikanan dan mengetahui efektivitas penerapan teknologi yang diberikan kepada masyarakat pesisir Pangandaran. Metode yang digunakan meliputi metode survei dan diskusi terbatas (Focus Group Discussion) serta pengumpulan data sekunder dari berbagai sumber. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik internal dan eksternal pelaku usaha perikanan di pesisir selatan Pangandaran memiliki pengaruh secara simultan dengan penerapan teknologi karena f hitung sebesar 2,50 > f tabel sebesar 2,537 dan nilai signifikasi sebesar 0,098 < 0,1 dengan tingkat kepercayaan sebesar 90 %. Penerapan teknologi berpengaruh terhadap strategi komunikasi yang diterapkan pelaku usaha perikanan karena t hitung sebesar 2,307 > t tabel sebesar 2,048 dan nilai signifikasi sebesar 0,000 < 0,05 dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 %. Strategi komunikasi berpengaruh terhadap motivasi pelaku usaha perikanan karena t hitung sebesar 5,574 > t tabel sebesar 2,048 dan nilai signifikasi sebesar 0,03 < 0,05 dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 %.
Daphnia magna as a live feed in the maintenance of striped catfish larvae in the form of frozen feed is still limited. Evaluation of the production performance of striped catfish larvae using live feed D. magna in both live and frozen compared with feeding Tubifex became the objective of this research activity. The experimental design used feed treatment with Tubifex (P1) as a control, live D. magna (P2), and frozen D. magna (P3) with four experimental replications for 15 days of rearing using a completely randomized design. Twelve aquariums with a water volume of 150 L were used in the experiment. Striped catfish larvae (1.5 cm TL), as many as 9 fish/L were stocked in each aerated aquarium. The amount of feed given was 15% of the weight of fish biomass with a frequency of 4 times a day and increased every day by 10% from the total feed of the first day. Results of the experiment showed different feeding significantly affected absolute length growth, total biomass, and feed conversion, with the best treatment being Tubifex (P1) with values of 0.6 ± 0.02 cm, 83.93 ± 5.99 g, and 1.31, respectively. The best growth rate of weight and length were obtained on larvae fed Tubifex (P1). The best protein efficiency and retention ratio resulted from frozen D. magna feed (P3) treatment of 12.45 and 7.11%, respectively. Live and frozen D. magna was not significantly different, so frozen D. magna feed can be used as an alternative natural feed with a high level of availability.
Jumlah produksi Daphnia sp yang rendah dari hasil kegiatan budidaya sehingga menyebabkan minimnya ketersediaan pakan alami Daphnia sp menjadi suatu permasalahan yang perlu memerlukan kajian. Kajian teknis budidaya pakan alami Daphnia sp di Mina B Agribisnis dan Hatchery Unit Praktek Lapang Komunikasi dan Penyuluhan Kota Bogor merupakan kegiatan dalam penggalian data dan informasi tentang metode budidaya Daphnia sp yang digunakan di pembudidaya serta penerapan pakan alami Daphnia pada kegiatan budidaya ikan. Tujuan penelitian ini yaitu pengumpulan data dan informasi tentang metode budidaya Daphnia sp serta mengetahui akar permasalahan dalam kinerja produksi budidaya Daphnia sp yang dilaksanakan di pembudidaya wilayah Kota Bogor. Metode pengumpulan data menggunakan observasi dan pengukuran langsung. Alat yang digunakan untuk pengambilan data berupa borang data isian laju populasi, biomass, dan parameter kualitas air untuk budidaya Daphnia sp. Lokasi pengambilan data terbagi dalam 2 lokasi yang terbagi 3 unit budidaya yaitu kelompok Mina B Agribisnis (Unit A), kolam outdoor hatchery (Unit B), dan kolam indoor hatchery (Unit C). Analisis yang digunakan berupa analisis deskriftif dan fishbone analysis . Berdasarkan hasil kajian,indikator kinerja produksi dilihat dari jumlah populasi Daphnia sp dan biomass yang dihasilkan pada tiap lokasi unit usaha antara lain jumlah populasi unit A sebanyak 1.436 ind/L dengan biomass 1.539 mg/L, unit B sebanyak 317 ind/L dengan biomass 337 mg/L dan unit C 390 ind/L dengan biomass 416 mg/L.
Pembenihan udang umumnya tidak berdekatan dengan lokasi pembesaran di tambak, untuk itu benih ditransportasi dalam waktu yang bervariasi dan terjadi penurunan kualitas air khususnya oksigen terlarut berakibat pada gangguan fisiologis dan kelangsungan hidup benih. Penggunaan teknologi nanobubble mampu meningkatkan dan mempertahankan kelarutan oksigen tetap tinggi selama transportasi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penggunaan teknologi nanobubble terhadap perubahan kualitas air, tingkat stres dan kelangsungan hidup benih pada pengangkutan tertutup. Rancangan acang lengkap pola faktorial 2x2, faktor satu dengan 2 taraf yaitu nanobubble dan oksigen murni, faktor dua dengan 2 taraf yaitu durasi transportasi 24 dan 48 jam, masing-masing perlakuan dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi oksigen terlarut pada akhir transportasi pada nanobubble lebih tinggi dan berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan dengan menggunakan oksigen murni, sedangkan konsentrasi karbon dioksida pada nanobubble lebih rendah dan berbeda nyata (P<0,05) dibandingkan dengan menggunakan oksigen murni. Konsentrasi total amonia nitrogen, amonia, nitrit, pH, suhu dan kadar glukosa darah relatif sama pada sumber oksigen dan durasi transportasi yang berbeda. Kelangsungan hidup benih pada akhir transportasi dan pasca pemeliharaan 7 hari, lebih tinggi dan berbeda nyata (P<0,05) yang menggunakan nanobubble dibandingkan dengan oksigen murni. Berdasarkan data penelitian tersebut teknologi nanobubble dapat dimanfaatkan untuk transportasi benih udang vaname sampai ke lokasi pembesaran dalam kondisi sehat dengan kelangsungan hidup yang tinggi.
Penggunaan pakan mandiri pada budidaya ikan patin dapat menurunkan biaya produksi. Kandungan protein pakan mandiri antara 18 - 22%, berakibat sisa pakan cukup tinggi dapat mencemari lingkungan budidaya. Kajian tentang pemberian pakan protein rendah yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan masih sangat terbatas. Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi pengaruh pakan protein rendah terhadap kualitas air, profil darah dan performa produksi ikan patin. Rancangan acak dengan tiga perlakuan pakan protein 16%, 23%, dan 30% masing-masing perlakuan tiga ulangan. Benih patin dengan bobot 50 g dan dibudidayakan selama 60 hari sebanyak 20 ekor/koma dengan volume air 1,8 m3.. Parameter yang diukur meliputi Suhu, pH, Oksigen terlarut, TOM, TDS, TSS, total amonia, nitrit, nitrat, total fosfat, eritrosit, leukosit, hemoglobin, hematokrit, kelimpahan fitoplankton, laju pertumbuhan, pertambahan bobot badan, kelangsungan hidup dan konversi pakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar amonia dan kelimpahan fitoplankton tertinggi pada pakan protein 30% dibandingkan dengan pakan protein 16% dan 23%. Kadar eritrosit, leukosit, hemoglobin dan hematokrit tidak berbeda nyata pada ketiga perlakuan. Tingkat pertumbuhan dan pertambahan berat badan yang lebih tinggi dan konversi pakan terendah pada pakan protein 30%. Berdasarkan data hasil penelitian disimpulkan bahwa pemberian pakan protein sekitar 20% tidak menyebabkan pencemaran media budidaya, dengan demikian pakan mandiri dapat digunakan dalam budidaya patin.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.