The discovery of human Plasmodium among domestic animals in West Sumba and Fakfak, Indonesia

Abstract

Background: In Indonesia, malaria incidence is at a high rate despite maximum preventive efforts. Therefore, this study aims to determine the possibility of a Plasmodium reservoir among domestic animals in malaria-endemic areas. Methods: Animal blood was collected using EDTA tubes, then smeared and stained with Giemsa for Plasmodium microscopic identification. About 10 µl of blood was dropped on to a filter paper to capture Plasmodium DNA. Nested PCR was used for parasite molecular detection, while Plasmodium species were identified using the sequenced DNA. Results: A total of 208 and 62 animal blood samples were collected from Gaura village, West Sumba and Fakfak village, West Papua, Indonesia respectively. In total, 32 samples from Gaura contained P. falciparum or P. vivax, while the Plasmodium percentage in buffalo, horse, goat, and dogs were 20.7%, 14.3%, 5.8%, 16.7%, respectively. P. knowlesi was not found in any of the samples, and no other species were detected in 18 pig blood samples. Conclusion: Human Plasmodium existence among domestic animals in Indonesia partly explains the high prevalence and persistence of malaria in some endemic areas due to a reservoir host presence. Therefore, future studies need to ascertain the cause.

PfLDH Detected in Etawa Crossbred Goats Using Polymerase Chain Reaction Methods

“…Many studies have failed to reveal the presence of h-Plasmodium in animals and livestock. Identifying h-Plasmodium in a group of domestic cattle in Sumba and Fakfak, however, has confirmed the fact that this parasite can live in the livestock (17). A similar finding in goats was reported in Jatirejo by microscopic examination of Int J Med Parasitol Epidemiol Sci Volume Number 3, 2021 thick blood smears (18), although some practitioners still doubt it.…”

Penularan Penyakit Malaria Oleh Vektor Zoofilik Dengan Sumber Pakan Darah Non Manusia

“…Peran hewan ternak yang sebenarnya dalam penyebaran penyakit malaria seharusnya dijelaskan dengan fakta empirik ilmiah tentang kemampuan hidup h-Plasmodium di dalam tubuh ternak. Keberadaan h-Plasmodium dalam darah ternak akan menunjukkan bahwa telah terjadinya penularan dari Anopheles betina infeksius ke ternak [7]. Peran ternak sebagai reservoir atau terminal host bagi h-Plasmodium dapat ditentukan berdasarkan jenis stadium parasit yang ditemukan.…”

“…Laporan ini semakin menguatkan keingintahuan mekanisme kehidupan h-Plasmodium pada ternak domestik yang potensial menjadi reservoir dalam penyebaran malaria. Hingga saat ini keberadaan h-Plasmodium pada ternak kambing telah dilaporkan di delapan Negara, yaitu Indonesia [7,12,13], Thailand, Myanmar, Iran [10], Irak [11], Sudan, Kenya [10] dan Nigeria [8,9]. Seluruh pengujian yang mendasari laporan tersebut menggunakan metode mikroskopis dan beberapa didukung uji molekuler dengan teknik PCR.…”

“…Dengan demikian hanya tinggal enam artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi yang dijadikan nahan kajian (Tabel 1). Temuan h-Plasmodium pada ternak di di Sumba dan Fakfak [7], Purworejo [12,13] dan di Jayapura [27] tak dapat diabaikan. Hasil ini membuktikan bahwa h-Plasmodium mampu bertahan hidup pada hewan ternak.…”

“…Hasil ini diperkuat dengan temuan parasit yang sama pada sekelompok ternak domestik di Sumba Barat dan Fakfak Papua. Dilaporkan sebanyak 5,8% sampel darah kambing dan kisaran antara 14,3 -20,7% pada sampel darah ternak domestik lainnya juga mengandung P. falciparum dan P. vivax bahkan ditemukan hingga stadium gametosit [7].…”