memfasilitasi pemajuan kebudayaan bagi komunitas setempat dalam mengelola potensi aset pusaka warisan budaya benda dan tak benda, serta mengaktivasi situs bersejarah Masjid Jami Kalipasir yang selama ini masih pasif akibat kurangnya minat, pengetahuan, dan keterampilan teknis warga kampung. Selain itu, diharapkan juga adanya peningkatan pendampingan dan pelibatan masyarakat serta jejaring stakeholder lintas sektor dalam pelestarian kota dan pengembangan destinasi wisata sejarah di Kota Tangerang. Metode pelaksanaan program ini menggunakan prinsip dan konsep praktik spasial (spatial practice) dalam merekayasa aspek fisik dan sosial Kampung Kalipasir, melalui tiga rangkaian aktivitas utama, yaitu diseminasi pengetahuan sejarah dan pusaka Kampung Kalipasir, heritage trail dan tradisi performatif di sekitar situs berupa konstruksi replika perahu dan arakan perahu, serta aktivitas kuratorial dan pameran arsip warga. Kegiatan ini memiliki tema "Festival Sejarah, Budaya, dan Pusaka", diharapkan menjadi preseden bagi kolaborasi aktif antara komunitas, akademisi, birokrat, hingga media untuk mendukung upaya revitalisasi dan pemanfaatan Cagar Budaya dan Warisan Budaya Tak Benda di Kampung Kalipasir. Kegiatan ini menunjukkan bahwa berpikir merancang (design thinking) berkolaborasi dengan ilmu teknik mampu berkontribusi dalam menyukseskan program pengabdian masyarakat berbasis sosial-budaya dan humaniora di situs bersejarah.