2018
DOI: 10.1088/1755-1315/213/1/012046
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

‘No Fort in Fort City’: Lost Heritage and The Shift of Urban Conservation in Tangerang, Indonesia

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2023
2023
2024
2024

Publication Types

Select...
1
1

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(2 citation statements)
references
References 3 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Hilangnya artefak arkeologis Benteng Tangerang sebagai aset pusaka utama bagi identitas sejarah dan budaya kota [19], serta perubahan signifikan pada kualitas lingkungan binaan khas Cina Benteng di Pasar Lama akibat pembangunan modern semakin mengancam nilai sejarah dan pusaka Kota Lama Tangerang [20].…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Hilangnya artefak arkeologis Benteng Tangerang sebagai aset pusaka utama bagi identitas sejarah dan budaya kota [19], serta perubahan signifikan pada kualitas lingkungan binaan khas Cina Benteng di Pasar Lama akibat pembangunan modern semakin mengancam nilai sejarah dan pusaka Kota Lama Tangerang [20].…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Sebelum hadirnya Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 3 Tahun 2018 tentang Cagar Budaya, masyarakat setempat akhirnya lebih banyak mengambil strategi alternatif dan pendekatan mandiri terhadap pelestarian Cagar Budaya, antara lain yang berlangsung pada renovasi Museum Benteng Heritage dan pemeliharaan rutin bangunan ibadah Masjid Jami Kalipasir dan Klenteng Boen Tek Bio [19].…”
Section: Pendahuluanunclassified