Sustainable management of rice blast (
            <i>Magnaporthe grisea</i>
            (Hebert) Barr): 50 years of research progress in molecular biology.

Nandy, Soumen; Mandal, Nimai Prasad; Bhowmik, Pankaj; Khan, M. A.; Basu, Supratim

doi:10.1079/9781845936037.0092

Cited by 6 publications

(7 citation statements)

References 0 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Wheat is considered as a staple food after rice due to its high nutritional value and diverse uses [1,2]. Despite being the predominant crop in Pakistan, it shares 8.9% of the added value in agriculture and accounts for only 1.6% of GDP [3].…”

Section: Introductionmentioning

confidence: 99%

“…Pakistan still lags in meeting the international average of the wheat yield [4]. Various biotic factors such as fungal diseases result in declining wheat production and result in~12.4% of yield loss annually all over the world [1,5]. Among these pathogens, fungi are the main disease-causing agents in wheat.…”

Section: Introductionmentioning

confidence: 99%

“…Shoem and is responsible for almost 20% of yield loss by causing a spot producing disease called spot blotch [6,7]. The spot blotch disease appears on the lower surface area of the leaves with discrete, elongate and black-brown lesions [1]. It can cause infection on the entire wheat plant in the form of the blight of seedlings, rotting of roots, lesions of spot blotch and black or brown points on the grain, subsequently resulting in huge damage in the quality and the quantity of the crop.…”

Section: Introductionmentioning

confidence: 99%

See 2 more Smart Citations

Titanium dioxide nanoparticles elicited agro-morphological and physicochemical modifications in wheat plants to control Bipolaris sorokiniana

et al. 2021

View full text Add to dashboard Cite

The current study involves the biogenesis of titanium dioxide nanoparticles (TiO2 NPs) by using Moringa oleifera Lam. aqueous leaf extract for the reduction of titanium dioxide salt into TiO2 nanoparticles. The biosynthesized TiO2 nanoparticles were observed by using the UV-visible spectrophotometry, SEM, EDX and XRD analytical methods. It was confirmed that the nanoparticles are crystalline and exist in the size range of 10–100 nm. The FTIR analysis confirmed the presence of O-H (hydrogen bonding), N-H (amide), C-C (alkanes) and C-I (Iodo-stretch) functional groups responsible for the stabilization of nanoparticles. Various concentrations (20, 40, 60 and 80 mg/L) of TiO2 NPs were applied exogenously on wheat plants infected with a fungus Bipolaris sorokiniana responsible to cause spot blotch disease at different time intervals. The measurement of disease incidence and percent disease index showed the time-dependent response and 40 mg/L was reported a stable concentration of TiO2 NPs to reduce the disease severity. The effects of biosynthesized TiO2 NPs were also evaluated for agro-morphological (leaf and root surface area, plant fresh and dry weight and yield parameters), physiological (relative water content, membrane stability index and chlorophyll content) and non-enzymatic metabolites (soluble sugar, protein, soluble phenol and flavonoid content) in wheat plants under biotic stress and 40 mg/L concentration of TiO2 NPs was found to be effective to elicit modifications to reduce biotic stress. The current study highlights the significant role of biosynthesized TiO2 NPs in controlling fungal diseases of wheat plants and thus ultimately improving the quality and yield of wheat plants.

show abstract

Section: Introductionmentioning

confidence: 99%

Section: Introductionmentioning

confidence: 99%

Section: Introductionmentioning

confidence: 99%

See 1 more Smart Citation

Titanium dioxide nanoparticles elicited agro-morphological and physicochemical modifications in wheat plants to control Bipolaris sorokiniana

et al. 2021

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Masa inkubasi penyakit blas pada tanaman padi di setiap perlakuan yaitu 5-6 hsi atau 29-30 hst (Tabel 1). Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Nandy et al (2010) Intensitas penyakit blas pada tanaman padi Intensitas penyakit blas menggambarkan keparahan penyakit yang diukur per rumpun padi. Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui tren tingkat keparahan penyakit blas pada tanaman padi sejak awal munculnya gejala hingga tanaman padi memasuki fase vegetatif akhir.…”

Section: Masa Inkubasi Penyakit Blasunclassified

Kemampuan Bacillus subtilis dan Trichoderma harzianum dalam Campuran Serat Karbon dan Silika Nano untuk Meningkatkan Ketahanan Tanaman Padi Terhadap Penyakit Blas (Pyricularia oryzae)

et al. 2021

View full text Add to dashboard Cite

Penyakit blas yang disebabkan Pyricularia oryzae merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman padi di Indonesia. Pengendalian yang dapat digunakan untuk mengendalikan penyakit blas ialah menggunakan agens biokontrol. Dalam penelitian ini bakteri Bacillus subtilis dan jamur Trichoderma harzianum diformulasikan dengan bahan pembawa berupa serat karbon dan diperkaya dengan unsur hara mikro berupa silika dalam ukuran nano. Penelitian ini dilakukan untuk menguji kemampuan B. subtilis dan T. harzianum yang diaplikasikan secara tunggal maupun kombinasi, dengan dan tanpa campuran serat karbon dan silika nano, dalam meningkatkan ketahanan tanaman padi terhadap penyakit blas. Pengujian pada tanaman padi dilakukan dengan merendam benih dan akar semai padi dalam delapan perlakuan formulasi. Percobaan disusun menggunakan rancangan acak kelompok. Hasil percobaan menunjukkan bahwa aplikasi B. subtilis dan T. harzianum, baik secara tunggal maupun kombinasi, mampu meningkatkan ketahanan tanaman padi terhadap penyakit blas dengan penghambatan penyakit berkisar antara 15,64% - 21,59%. Selain itu, aplikasi tunggal maupun kombinasi B. subtilis dan T. harzianum yang diformulasikan dengan serat karbon dan silika nano mampu meningkatkan ketahanan tanaman padi terhadap penyakit blas, dengan penghambatan penyakit berkisar antara 18,75% - 25,12%.

show abstract

“…Kondisi cuaca seperti ini sangat mendukung berkembangnya pathogen ini. (Nandy et al, 2010), membuktikan suhu optimum untuk perkecambahan konidium dan pembentukan apresorium adalah 25-30º C. Infeksi penyakit Blas diperlukan kelembaban yang cukup di permukaan daun dengan suhu 25-29 o C untuk membantu perkecambahan konidia dan pembentukkan apresorium (Bonman, 1992). Diduga akibat pengaruh suhu di lapangan yang mencapai 29 o C dan kelembapan kurang dari 89% menyebabkan proses pembentukan apresorium tidak terbentuk sehingga keparahan penyakit Blas menjadi berkurang.…”

Section: Keparahan Penyakit Blasunclassified

Ketahanan Enam Varietas Padi Terhadap Penyakit Blas (Pyricularia oryzea Cav.) pada Lahan Sawah Irigasi dan Sawah Tadah Hujan

Leiwakabessy

Inayatri

Jambormias

et al. 2020

JBDP

View full text Add to dashboard Cite

Rice (Oryza sativa L) is an economically important carbohydrate-producing plant that ranks second only to wheat. In Indonesia, Malaysia, the Philippines, and several other countries, rice is used as a staple food source. The commodity projection is expected in the coming years to grow to reach 70 percent. Blast disease is known as one of the main obstacles in rice cultivation today. Recommended control alternative to the disease was through the utilization of economically beneficial and environmentally friendly resistant varieties. The study used six varieties tested on different cultivated land and designed using a split plot experiment. The results showed that the resistance of the six varieties of rice to blast disease, with the criteria from susceptible to resistance was: Kabir07 (5%) and IPB8G (3%) classified as susceptible, followed by IPB9G 1.8% (moderate resistance), Inpari32 1.8% (moderate resistant), Fas Memeye 1.8% (moderate resistant), and IPB3S 1.2% (resistant). The study found that irrigated rice fields had a higher severity of blast disease than rain-fed rice fields. Keywords: blast disease, resistant variety, rice fields irrigated, rice rainfed lowland ABSTRAK Padi (Oryza sativa L) adalah tanaman penghasil karbohidrat penting secara ekonomi yang menempati peringkat kedua setelah gandum. Di Indonesia, Malaysia, Filipina, dan beberapa negara lain, padi digunakan sebagai sumber makanan pokok. Proyeksi komoditas tersebut diharapkan pada tahun-tahun mendatang tumbuh mencapai 70 persen. Penyakit blas dikenal sebagai salah satu kendala utama dalam budidaya padi saat ini. Alternatif yang direkomendasikan untuk pengendalian terhadap penyakit ini adalah melalui varietas tahan yang bermanfaat secara ekonomi dan ramah lingkungan. Penelitian bertujuan mengevaluasi ketahanan enam varietas padi pada lahan padi sawah dan sawah tadah hujan terhadap penyakit blas. Penelitian ini menggunakan enam varietas diuji pada lahan budidaya yang berbeda dan dirancang menggunakan percobaan petak terpisah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat ketahanan keenam varietas padi terhadap penyakit blas, dengan kriteria dari rentan sampai tahan adalah: Kabir07 (5%) dan IPB8G (3%) tergolong rentan, diikuti oleh IPB9G 1,8% (moderat tahan), Inpari32 1,8% (moderat tahan), Fas Memeye 1,8% (moderat tahan), dan IPB3S 1,2% (tahan). Ditemukan bahwa lahan sawah irigasi memiliki keparahan penyakit blas lebih tinggi dibandingkan dengan sawah tadah hujan. Kata kunci: penyakit blas, sawah tadah hujan, sawah irigasi, varietas resisten

show abstract

Sustainable management of rice blast ( Magnaporthe grisea (Hebert) Barr): 50 years of research progress in molecular biology.

Cited by 6 publications

References 0 publications

Titanium dioxide nanoparticles elicited agro-morphological and physicochemical modifications in wheat plants to control Bipolaris sorokiniana

Titanium dioxide nanoparticles elicited agro-morphological and physicochemical modifications in wheat plants to control Bipolaris sorokiniana

Kemampuan Bacillus subtilis dan Trichoderma harzianum dalam Campuran Serat Karbon dan Silika Nano untuk Meningkatkan Ketahanan Tanaman Padi Terhadap Penyakit Blas (Pyricularia oryzae)

Ketahanan Enam Varietas Padi Terhadap Penyakit Blas (Pyricularia oryzea Cav.) pada Lahan Sawah Irigasi dan Sawah Tadah Hujan

Contact Info

Product

Resources

About