2015
DOI: 10.22435/vk.v7i1.4254.7-14
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

SEROPREVALENSI LEPTOSPIRA PADA RATTUS NORvEgICUS DAN RATTUS TANEzUmI BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN UMUR

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1
1

Citation Types

0
0
0
6

Year Published

2018
2018
2022
2022

Publication Types

Select...
6

Relationship

0
6

Authors

Journals

citations
Cited by 6 publications
(6 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
6
Order By: Relevance
“…Beberapa penelitian di Kota Semarang, Boyolali, Pati, Banyumas, Tangerang, dan Maumere menunjukkan bahwa jenis tikus yang terpapar Leptospira didominasi oleh kedua jenis tikus tersebut dengan angka prevalensi yang bervariasi. [30][31][32][33][34][35][36] Ditemukannya B. indica positif Leptospira di lokasi penelitian menunjukkan bahwa jenis tikus inilah yang kemungkinan besar berperan sebagai hewan reservoir Leptospira di lokasi tersebut, meskipun demikian peran hewan mamalia lain sebagai reservoir juga belum diketahui secara pasti.…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Beberapa penelitian di Kota Semarang, Boyolali, Pati, Banyumas, Tangerang, dan Maumere menunjukkan bahwa jenis tikus yang terpapar Leptospira didominasi oleh kedua jenis tikus tersebut dengan angka prevalensi yang bervariasi. [30][31][32][33][34][35][36] Ditemukannya B. indica positif Leptospira di lokasi penelitian menunjukkan bahwa jenis tikus inilah yang kemungkinan besar berperan sebagai hewan reservoir Leptospira di lokasi tersebut, meskipun demikian peran hewan mamalia lain sebagai reservoir juga belum diketahui secara pasti.…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Beberapa spesies tikus yang menjadi reservoir leptospirosis di Indonesia di antaranya adalah Rattus tanezumi, Rattus norvegicus, Bandicota indica, Rattus exculan, Mus musculus dan Suncus murinus. 12,[20][21][22][23][24][25] Leptospirosis pada manusia menampakkan gejala yang bervariasi, mulai dari gejala ringan sampai dengan berat, tergantung jenis serovar yang masuk ke dalam tubuh manusia. 17 Gejala klinis leptospirosis setelah masa inkubasi berupa demam, menggigil, sakit kepala, nyeri otot, batuk, rasa tidak nyaman di badan, muntah, nyeri pada perut, diare, sufusi konjungtiva, jaundice, urin berwarna seperti teh, oliguria, anuria, batuk berdarah, perdarahan pada kulit, pusing dan lesu.…”
Section: Agent (Pembawa Penyakit)unclassified
“…Antibodi anti-Leptospira yang berhasil dideteksi pada populasi tikus cukup tinggi berkisar 29,46% sampai 48%. Hal ini menunjukkan bahwa tikus berperan dalam mempertahankan Leptospira di alam dan sebagai sumber penularan leptospirosis di antara mamalia termasuk manusia (Mulyono et al, 2015).…”
Section: Pendahuluanunclassified