Seeking for Berkah: the Celebration of Kiai Slamet

Abstract

One of many annual traditional Javanese ceremony for celebrating the new year is Kirab Kiai Slamet. This ceremony was held in Surakarta, Central Java by one of greatest Javanese Kingdom, Keraton Surakarta Hadiningrat. A thousand visitors who have come from all over of java just to see this ceremony bring various motives. This paper will elaborate how the perspective of Javanese people interprets their attendance on Kirab Kiai Slamet? One of their motives is berkah, then how they perceive this concept of ‘ngalap berkah’? While berkah is one of the most prevalent religious practices in Indonesia, there are various meaning on it from a diverse group. In an effort to reveal the various interpretation of the concept of ‘berkah’, this paper offers an alternative perspective of the study of religion. Because the study of religion is more dominated by world religion paradigm that rigidly defines ‘religion’ as the structured form of religious tradition, an alternative perspective will be needed. After elaborating the experiment of Kirab Kiai Slamet and framed by some theories of religions, this paper will show how ‘indigenous religion paradigm’ have a positive contribution to the enriching of theories of religions in contemporary issues. Keywords: berkah (blessing), Kiai Slamet, world religion paradigm, indigenous worldview.

Storytelling as a Strategy to Attract Tourists Visiting the Sunan Kalijaga’s Penjamasan Pusaka Tourist Attraction

“…Object of penjamasan pusaka include gongs, keris, spears, heirloom chariots and so on. Before the funeral, there is usually a prayer ritual, burning incense and flower water [32]. Commonly, penjamasan pusaka is done on the evening of Suro 1st, as is done at the Surakarta Palace and Yogyakarta Palace, but there are several areas that do penjamasan pusaka not in the month of Suro, such as the penjamasan pusaka of Sunan Kalijaga in Kadilangu, Demak and Sunan Kudus's Kiai Cinthaka.…”

KESENIAN KEBO BULE (Media Penyiaran Agama Islam di Ponorogo)

“…Temuan ini juga mendukung penelitian (Imamah, 2017); (Purwardhani, 2018), bahwa kirap pusaka dan arak-arakan kebo bule di Surakatra merupakan salah satu bentuk kearifan budaya lokal di kota Surakarta. Budaya kearifan lokal ini menjadi pusat perhatian bagi para wisatawan manca negara merupakan khasanah budaya di Indonesia.…”

“…Temuan ini berbeda dengan hasil penelitian (Imamah, 2017), bahwa ngalap berkah adalah salah satu praktik keagamaan yang paling lazim yang dapat dengan mudah ditemukan dalam beberapa aktivitas Jawa, tetapi mengandung persepsi negatif sehubungan dengan ritual non-manusia. Dalam tradisi Islam, berkah adalah tentang cara orang harus melakukan apa pun berdasarkan nilai-nilai agama yang akan membawa berkah Tuhan.…”

“…Jika penelitian (Imamah, 2017), ritual yang dilaksanakan dalam kirab pusaka dan kebo bule dijadikan sebagai alat masyarakat untuk ngalap berkah, tetapi penelitian ini meluruskan penyimpangan-penyimpangan yang tejadi pada system kepercayaan dan keyakinan masyarakat terhaap eksistensi kirab pusaka dan kebo bule. Penelitian ini memiliki maksud untuk menjelaskan bahwa kebo bule merupakan bentuk hubungan emosional antara Adipati Surobroto Ponorogo dengan Sunan Pakubuwono II Keraton surakarta.…”