2018
DOI: 10.1016/j.acmx.2018.02.009
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Risk factors for three-vessel coronary artery disease in patients of Northwest Mexico

Abstract: This group of patients with complex coronary lesions has a high prevalence of coronary risk factors, which could represent a worse prognosis.

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1

Citation Types

0
1
0
2

Year Published

2021
2021
2023
2023

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(3 citation statements)
references
References 41 publications
0
1
0
2
Order By: Relevance
“…Jantung merupakan salah satu organ terpenting dalam kehidupan manusia, namun pada beberapa kondisi dapat mengalami gangguan misalnya penyakit jantung koroner yang menjadi salah satu penyebab utama terjadinya kematian di dunia. Faktor resiko yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner diantaranya yaitu diabetes mellitus (DM), hipertensi, hiperkolesterolemia, merokok, penyakit ginjal kronis, usia, obesitas, kebiasaan sehari-hari dan dislipedemia (Arroyo-Rodríguez et al, 2018) Menurut Seo et al, 2017 prevalensinya terus meningkat selama periode 30 tahun kemudian berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, prevalensi penderita PJK di indonesia berdasarkan diagnosis dokter sebanyak 1,5% dengan peringkat prevalensi tertinggi adalah Provinsi Kalimantan Utara (2,2%), Daerah Istimewa Yogyakarta (2%) dan Provinsi Gorontalo (2%). Kemudian terdapat beberapa provinsi yang melebihi prevalensi nasional diantaranya Provinsi DKI Jakarta (1,9%) dan Provinsi Jawa Tengah (1,6%) (Kementerian Kesehatan, 2019) Penyakit jantung koroner adalah gangguan fungsi jantung disebabkan adanya stenosis pembuluh darah coroner karena pengendapan plak aterosklerotik, sehingga dapat mempengaruhi satu atau beberapa arteri (multi vessel).…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Jantung merupakan salah satu organ terpenting dalam kehidupan manusia, namun pada beberapa kondisi dapat mengalami gangguan misalnya penyakit jantung koroner yang menjadi salah satu penyebab utama terjadinya kematian di dunia. Faktor resiko yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner diantaranya yaitu diabetes mellitus (DM), hipertensi, hiperkolesterolemia, merokok, penyakit ginjal kronis, usia, obesitas, kebiasaan sehari-hari dan dislipedemia (Arroyo-Rodríguez et al, 2018) Menurut Seo et al, 2017 prevalensinya terus meningkat selama periode 30 tahun kemudian berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, prevalensi penderita PJK di indonesia berdasarkan diagnosis dokter sebanyak 1,5% dengan peringkat prevalensi tertinggi adalah Provinsi Kalimantan Utara (2,2%), Daerah Istimewa Yogyakarta (2%) dan Provinsi Gorontalo (2%). Kemudian terdapat beberapa provinsi yang melebihi prevalensi nasional diantaranya Provinsi DKI Jakarta (1,9%) dan Provinsi Jawa Tengah (1,6%) (Kementerian Kesehatan, 2019) Penyakit jantung koroner adalah gangguan fungsi jantung disebabkan adanya stenosis pembuluh darah coroner karena pengendapan plak aterosklerotik, sehingga dapat mempengaruhi satu atau beberapa arteri (multi vessel).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Pada kasus ini pasien mengalami Triple Vessels Disease (3-VD) dimana terdapat stenosis ≥50-70% pada sebagian besar cabang utama dari pembuluh darah jantung (Purnomowati et al, 2013). Sebagian besar pasien dengan kondisi ini direkomendasikan untuk melakukan tindakan revaskularisasi jantung, tindakan yang biasanya dilakukan yaitu operasi Coronary Artery By Pass Grafting (CABG) atau pemasangan cincin jantung, tergantung dengan kondisi pasien (Arroyo-Rodríguez et al, 2018) Pasien ini melakukan operasi CABG yang mengalami kondisi pasca operasi diantaranya kesulitan untuk mengembangkan paru-parunya yang mengakibatkan volume paru-paru berkurang sehingga pertukaran gas terganggu dan menyebabkan komplikasi diantaranya dispnea (sesak nafas), tidak adanya reflek batuk, gagal nafas, pneumonia, atelektasis dan eksaserbasi penyakit paru-paru. Komplikasi terjadi disebabkan oleh trauma pasca bedah, anastesi umum, pembukaan thoraks, efusi pleura, hilangnya kemampuan bergerak thoraks dan fungsi diafragma, peningkatan cairan intestinal paru-paru (Westerdahl, 2015) Hal-hal diatas menyebabkan problematika diataranya nyeri pasca operasi pada area sternum dan tungkai kanan bawah, penumpukan sputum, penurunan ekspansi thoraks, sesak nafas dan penurunan kemampuan aktifitas dan fungsional.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Luminal occlusion ≥ 50% in at least one of the epicardial coronary arteries is defined as significant CAD [7]. Previous studies observed that the severe type of CAD, triple vessel disease (TVD), is more related to the increasing rates of major adverse mortality and cardiac events than both single vessel disease (SVD) and double vessel disease (DVD) [8,9]. Similarly, Yaghoubi et al found that increasing serum MDA were significantly higher among CAD patient groups, especially SVD, DVD and TVD groups, compared to the control group or non-significant CAD group [10].…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%