Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji respons wilayah pesisir akibat kenaikan muka air laut atau gelombang pasang. Gelombang pasang dapat diakibatkan oleh berbagai faktor. Analisis pada penelitian ini hanya mencakup gelombang pasang yang diakibatkan oleh fenomena siklon. Secara alami wilayah pesisir dapat memiliki perbedaan dalam merespons kejadian gelombang pasang. Perbedaan respons tersebut dapat dipengaruhi oleh kondisi fisik pesisir seperti tipe pesisir, lebar gisik, dan kemiringan gisik. Lokasi sampel dalam penelitian ini ada di sembilan pantai di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Pantai tersebut antara lain adalah Pantai Pasir Medit (bermangrove), Pantai Glagah (berlaguna), Pantai Trisik, Pantai Baru, Pantai Goa Cemara, Pantai Depok (lurus-landai), Pantai Baron (berteluk), Pantai Somandeng (bertebing), dan Pantai Pulang Syawal (berteras). Observasi dilakukan dengan mengukur tinggi dan jangkauan genangan, pendataan kerusakan fasilitas wisata (termasuk jenis kerusakan dan estimasi kerugian dalam rupiah). Observasi ini dilakukan hari kesatu dan kedua setelah kejadian siklon tanggal 19 Juli 2018. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa berbagai jenis tipe pesisir yang ada di DIY memiliki respons yang berbeda-beda. Hasil dari penelitian ini berupa matriks yang dapat digunakan untuk mengetahui setiap tipe pantai mempunyai dampak dan kerawaan yang berbeda-beda dari kejadian gelombang pasang. Matriks ini diharapkan dapat digunakan untuk penelitian lanjutan guna menilai respons wilayah pesisir terhadap gelombang pasang dan dapat digunakan untuk kegiatan mitigasi bencana di wilayah pesisir.