2022
DOI: 10.25077/jrs.17.3.228-238.2021
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Quantity take-off berbasis building information modeling (bim) studi kasus: gedung bappeda padang

Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan software Autodesk® Revit® dan Autodesk® Naviswork® Manage untuk pekerjaan Quantity Take-Off dan menganalisa perbedaan hasil perhitungan QTO berbasis Building Information Modeling dan QTO manual. Studi kasus penelitian adalah Data Perencanaan Gedung Bappeda Kota Padang. Penelitian dilakukan dengan membuat BIM Model Gedung tersebut berdasarkan Detail Engineering Design. Selanjutnya dilakukan review model dengan tools Clash Detection pada Autodesk® Naviswork® M… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
4
0
5

Year Published

2022
2022
2023
2023

Publication Types

Select...
5

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 6 publications
(9 citation statements)
references
References 1 publication
0
4
0
5
Order By: Relevance
“…Pada umumnya, pekerjaan quantity take-off ini dilakukan secara konvensional, yang mana perhitungan dilakukan dengan cara mengukur dimensi bangunan melalui gambar teknik, kemudian volume dihitung. Metode perhitungan ini membutuhkan ketelitian yang tinggi sehingga seringkali terjadi kekeliruan dalam perhitungan volume [4]. Kekeliruan pada waktu menghitung dapat terjadi seperti kesalahan aritmatik, angka dibelakang koma, lupa memasukan jenis material, dan lain lain [5].…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Pada umumnya, pekerjaan quantity take-off ini dilakukan secara konvensional, yang mana perhitungan dilakukan dengan cara mengukur dimensi bangunan melalui gambar teknik, kemudian volume dihitung. Metode perhitungan ini membutuhkan ketelitian yang tinggi sehingga seringkali terjadi kekeliruan dalam perhitungan volume [4]. Kekeliruan pada waktu menghitung dapat terjadi seperti kesalahan aritmatik, angka dibelakang koma, lupa memasukan jenis material, dan lain lain [5].…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Istilah BIM pertama kali muncul dalam sebuah makalah tahun 1992 oleh G.A van Neverdeen dan F.P Tolman, yang kemudian dipopulerkan oleh seorang analis industri bernama Jerry Laiserin yang mempublikasikan sebuah teknologi desain modern yang dinyatakan siap untuk menggantikan teknologi Computer Aided Design (CAD) [4]. BIM merupakan proses pendekatan yang melibatkan pemanfaatan data-data digital yang berkaitan dengan bangunan atau proyek konstruksi bangunan dan kemudian diterjemahkan menjadi sebuah model tiga dimensi [4].…”
Section: Tinjauan Pustaka Building Information Modeling (Bim)unclassified
“…sebagai dokumen lelang perhitungan volume ini harus dilakukan dengan hatihati dan akurat dan dibangun sesuai dengan gambar perencanaan yang disetujui agar kesalahan yang kemudian mengarah pada perselisihan atau bahkan merugikan kontraktor tidak terjadi. BQ adalah kumpulan daftar yang menunjukkan ringkasan pekerjaan yang diselesaikan dan perkiraan/kuantitas [9]. Volume pekerjaan disesuaikan dengan kebutuhan per kegiatan pekerjaan yang dicantumkan dalam BQ.…”
Section: Volume Pekerjaanunclassified
“…No research has ever been conducted to compare the advantages and disadvantages of using Autodesk Revit, but several previous studies can be used as comparisons and references when preparing this research, namely Yozi Marizan's research that highlights the strengths and weaknesses of Autodesk discussing Revit versus AutoCAD [11], research by Edwin Budi and Vendie Abma discussing the benefits of implementing BIM [12], and research by Rudy Ferial, Benny Hidayat, Regina Citra Pesela, and Darwizal Daoed discussing the advantages and disadvantages of multiple BIM-based applications discussed [13].…”
Section: Acknowledgementsmentioning
confidence: 99%