2019
DOI: 10.21831/jc.v16i2.24603
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Problematika guru dalam penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran PPKn

Abstract: Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui masalah yang dialami guru dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam penerapan pendekatan saintifik pada pembelajaran PPKn. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah guru dalam penerapan pendekatan saintifik, antara lain:(1) keterbatasan kompetensi guru; (2) ketimpangan sarana dan prasarana;(3) keterbatasan waktu dan biaya; (4) … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2022
2022
2023
2023

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(4 citation statements)
references
References 29 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Tahapan yang sulit diterapkan pasti bertanya dan berkomunikasi (Tunaffisa et al, 2019). Demikian pula, kendala guru terkait menggunakan pendekatan saintifik antara lain; (1) keterbatasan kompetensi guru; (2) memperhatikan sarana dan prasarana; (3) keterbatasan waktu dan biaya; (4) kurangnya kreativitas dan inovasi; (5) semangat, motivasi, dan rasa ingin tahu siswa; (6) rendahnya kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan; (7) kurangnya keterampilan komunikasi dan kolaborasi; (8) minat baca yang rendah; (9) kurangnya literasi informasi; (10) rendahnya literasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK); (11) terbatasnya pelatihan dan sosialisasi mengenai perencanaan, proses, dan evaluasi pembelajaran (Haq & Murdiono, 2019).…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Tahapan yang sulit diterapkan pasti bertanya dan berkomunikasi (Tunaffisa et al, 2019). Demikian pula, kendala guru terkait menggunakan pendekatan saintifik antara lain; (1) keterbatasan kompetensi guru; (2) memperhatikan sarana dan prasarana; (3) keterbatasan waktu dan biaya; (4) kurangnya kreativitas dan inovasi; (5) semangat, motivasi, dan rasa ingin tahu siswa; (6) rendahnya kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan; (7) kurangnya keterampilan komunikasi dan kolaborasi; (8) minat baca yang rendah; (9) kurangnya literasi informasi; (10) rendahnya literasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK); (11) terbatasnya pelatihan dan sosialisasi mengenai perencanaan, proses, dan evaluasi pembelajaran (Haq & Murdiono, 2019).…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Kebiasaan pembelajaran yang berpusat pada guru sulit dihilangkan (Nurtanto dkk., 2021). Kolaborasi dan komunikasi antar siswa maaupun guru sangat minim terjadi di kelas (Haq & Murdiono, 2019). Selain itu, integrasi teknologi digital untuk mencari berbagai sumber belajar juga kurang diterapkan (Sawitri dkk., 2019).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Mathematics learning in Indonesia still tends to be 'mechanistic', placing more emphasis on students remembering, memorizing or rote learning and less (or not even emphasizing at all) students' reasoning, problem-solving or understanding of the context (Shadiq, 2009). An intention of the 2013 Curriculum is that learning should offer students opportunities to construct knowledge in line with the growth of their cognition (Haq & Murdiono, 2019).…”
mentioning
confidence: 99%