Post Marketing Surveillance Study of 2nd Dose Quadrivalent Human Papilloma Virus Vaccine in Elementary School Children in Jakarta, Indonesia: Safety Result and Implementation of School-Based HPV Immunization Program
Abstract:Objective:Quadrivalent human papillomavirus (QHPV) vaccine has been advised for routine vaccination of pre-adolescent girls globally, and a two-dose QHPV vaccination schedule has been introduced in Indonesia to vaccinate 5th and 6th grade elementary school female students. This post-marketing surveillance study evaluated the possible adverse events following immunization with the two-dose QHPV vaccine in Indonesia.Methods:Girls studying in grade 6 of five designated elementary schools in Jakarta, receiving the… Show more
“…Selaras dengan usaha kesehatan global, di Indonesia seluruh anak mendapatkan layanan imunisasi rutin, baik melalui fasilitas kesehatan umum atau program imunisasi berbasis sekolah. Vaksin campak, difteri, dan tetanus diberikan kepada siswa kelas satu sekolah dasar, sedangkan vaksin tetanus dan difteri (Td) diberikan kepada siswa kelas dua dan lima sekolah dasar (Satari et al, 2019) . Ketika program imunisasi dihentikan atau terganggu, dapat diamati terjadi peningkatan jumlah kejadian infeksi yang dapat dicegah dengan vaksin (vaccine-preventable infections) dan kematian terkait.…”
Pandemi COVID-19 menyebabkan berbagai aspek kehidupan di dunia mengalami perubahan yang cukup drastis, terutama aspek kesehatan. Studi menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah pelayanan imunisasi di fasilitas kesehatan sebesar 84% sebagai akibat dari pandemi dan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan oleh pemerintah. Pada banyak negara, rendahnya cakupan imunisasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya hambatan geografis yang menyebabkan ketimpangan antara daerah perkotaan dan pedesaan. Sebuah studi menemukan tingkat vaksinasi yang jauh lebih rendah pada anak yang tinggal di pedesaan dibandingkan di perkotaan. Ketimpangan angka cakupan vaksin ini dapat diatasi salah satunya dengan meningkatkan pengetahuan tentang vaksin. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat mengenai program imunisasi dasar di masa pandemic. Hasil dari kegiatan ini diharapkan mampu berperan sebagai dasar pertimbangan dari pengambilan kebijakan daerah maupun nasional terkait promosi kesehatan dan edukasi dalam rangka meningkatkan kapasitas masyarakat pada konteks program imunisasi dasar. Kegiatan penyuluhan diadakan di Puskesmas Narmada, Kabupaten Lombok Barat pada bulan September 2021. Peserta kegiatan adalah masyarakat setempat yang terdiri atas ibu-ibu usia produktif baik dalam keadaan hamil maupun berencana untuk hamil, bidan, dan tokoh masyarakat setempat. Namun karena terjadi gelombang kedua COVID-19 mekanisme kegiatan difasilitasi melalui media digital. Antusiasme peserta kegiatan sangat baik sehingga jumlah peserta melebihi target awal. Peserta kegiatan menyimak video edukasi dan dapat menguasai dengan baik materi yang disampaikan. Hal ini dibuktikan dengan terdapatnya peningkatan skor post test yang diperoleh partisipan dibandingkanPandemi COVID-19 menyebabkan berbagai aspek kehidupan di dunia mengalami perubahan yang cukup drastis, terutama aspek kesehatan. Studi menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah pelayanan imunisasi di fasilitas kesehatan sebesar 84% sebagai akibat dari pandemi dan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan oleh pemerintah. Pada banyak negara, rendahnya cakupan imunisasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya hambatan geografis yang menyebabkan ketimpangan antara daerah perkotaan dan pedesaan. Sebuah studi menemukan tingkat vaksinasi yang jauh lebih rendah pada anak yang tinggal di pedesaan dibandingkan di perkotaan. Ketimpangan angka cakupan vaksin ini dapat diatasi salah satunya dengan meningkatkan pengetahuan tentang vaksin. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat mengenai program imunisasi dasar di masa pandemic. Hasil dari kegiatan ini diharapkan mampu berperan sebagai dasar pertimbangan dari pengambilan kebijakan daerah maupun nasional terkait promosi kesehatan dan edukasi dalam rangka meningkatkan kapasitas masyarakat pada konteks program imunisasi dasar. Kegiatan penyuluhan diadakan di Puskesmas Narmada, Kabupaten Lombok Barat pada bulan September 2021. Peserta kegiatan adalah masyarakat setempat yang terdiri atas ibu-ibu usia produktif baik dalam keadaan hamil maupun berencana untuk hamil, bidan, dan tokoh masyarakat setempat. Namun karena terjadi gelombang kedua COVID-19 mekanisme kegiatan difasilitasi melalui media digital. Antusiasme peserta kegiatan sangat baik sehingga jumlah peserta melebihi target awal. Peserta kegiatan menyimak video edukasi dan dapat menguasai dengan baik materi yang disampaikan. Hal ini dibuktikan dengan terdapatnya peningkatan skor post test yang diperoleh partisipan dibandingkan dengan skor pre test. Selain itu melalui kegiatan ini dihasilkan lima episode video edukasi dengan berbagai tema terkait imunisasi dasar pada masa pandemic yang disalurkan melalui kanal Youtube. Kegiatan berhasil meningkatkan kapasitas masyarakat mengenai program imunisasi dasar di masa pandemik. Hal ini akan menjadi dasar pertimbangan tim untuk membuat rekomendasi kebiajan daerah maupun nasional terkait promosi kesehatan dan edukasi dalam rangka meningkatkan kapasitas masyarakat pada konteks program imunisasi dasar.
“…Selaras dengan usaha kesehatan global, di Indonesia seluruh anak mendapatkan layanan imunisasi rutin, baik melalui fasilitas kesehatan umum atau program imunisasi berbasis sekolah. Vaksin campak, difteri, dan tetanus diberikan kepada siswa kelas satu sekolah dasar, sedangkan vaksin tetanus dan difteri (Td) diberikan kepada siswa kelas dua dan lima sekolah dasar (Satari et al, 2019) . Ketika program imunisasi dihentikan atau terganggu, dapat diamati terjadi peningkatan jumlah kejadian infeksi yang dapat dicegah dengan vaksin (vaccine-preventable infections) dan kematian terkait.…”
Pandemi COVID-19 menyebabkan berbagai aspek kehidupan di dunia mengalami perubahan yang cukup drastis, terutama aspek kesehatan. Studi menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah pelayanan imunisasi di fasilitas kesehatan sebesar 84% sebagai akibat dari pandemi dan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan oleh pemerintah. Pada banyak negara, rendahnya cakupan imunisasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya hambatan geografis yang menyebabkan ketimpangan antara daerah perkotaan dan pedesaan. Sebuah studi menemukan tingkat vaksinasi yang jauh lebih rendah pada anak yang tinggal di pedesaan dibandingkan di perkotaan. Ketimpangan angka cakupan vaksin ini dapat diatasi salah satunya dengan meningkatkan pengetahuan tentang vaksin. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat mengenai program imunisasi dasar di masa pandemic. Hasil dari kegiatan ini diharapkan mampu berperan sebagai dasar pertimbangan dari pengambilan kebijakan daerah maupun nasional terkait promosi kesehatan dan edukasi dalam rangka meningkatkan kapasitas masyarakat pada konteks program imunisasi dasar. Kegiatan penyuluhan diadakan di Puskesmas Narmada, Kabupaten Lombok Barat pada bulan September 2021. Peserta kegiatan adalah masyarakat setempat yang terdiri atas ibu-ibu usia produktif baik dalam keadaan hamil maupun berencana untuk hamil, bidan, dan tokoh masyarakat setempat. Namun karena terjadi gelombang kedua COVID-19 mekanisme kegiatan difasilitasi melalui media digital. Antusiasme peserta kegiatan sangat baik sehingga jumlah peserta melebihi target awal. Peserta kegiatan menyimak video edukasi dan dapat menguasai dengan baik materi yang disampaikan. Hal ini dibuktikan dengan terdapatnya peningkatan skor post test yang diperoleh partisipan dibandingkanPandemi COVID-19 menyebabkan berbagai aspek kehidupan di dunia mengalami perubahan yang cukup drastis, terutama aspek kesehatan. Studi menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah pelayanan imunisasi di fasilitas kesehatan sebesar 84% sebagai akibat dari pandemi dan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan oleh pemerintah. Pada banyak negara, rendahnya cakupan imunisasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya hambatan geografis yang menyebabkan ketimpangan antara daerah perkotaan dan pedesaan. Sebuah studi menemukan tingkat vaksinasi yang jauh lebih rendah pada anak yang tinggal di pedesaan dibandingkan di perkotaan. Ketimpangan angka cakupan vaksin ini dapat diatasi salah satunya dengan meningkatkan pengetahuan tentang vaksin. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat mengenai program imunisasi dasar di masa pandemic. Hasil dari kegiatan ini diharapkan mampu berperan sebagai dasar pertimbangan dari pengambilan kebijakan daerah maupun nasional terkait promosi kesehatan dan edukasi dalam rangka meningkatkan kapasitas masyarakat pada konteks program imunisasi dasar. Kegiatan penyuluhan diadakan di Puskesmas Narmada, Kabupaten Lombok Barat pada bulan September 2021. Peserta kegiatan adalah masyarakat setempat yang terdiri atas ibu-ibu usia produktif baik dalam keadaan hamil maupun berencana untuk hamil, bidan, dan tokoh masyarakat setempat. Namun karena terjadi gelombang kedua COVID-19 mekanisme kegiatan difasilitasi melalui media digital. Antusiasme peserta kegiatan sangat baik sehingga jumlah peserta melebihi target awal. Peserta kegiatan menyimak video edukasi dan dapat menguasai dengan baik materi yang disampaikan. Hal ini dibuktikan dengan terdapatnya peningkatan skor post test yang diperoleh partisipan dibandingkan dengan skor pre test. Selain itu melalui kegiatan ini dihasilkan lima episode video edukasi dengan berbagai tema terkait imunisasi dasar pada masa pandemic yang disalurkan melalui kanal Youtube. Kegiatan berhasil meningkatkan kapasitas masyarakat mengenai program imunisasi dasar di masa pandemik. Hal ini akan menjadi dasar pertimbangan tim untuk membuat rekomendasi kebiajan daerah maupun nasional terkait promosi kesehatan dan edukasi dalam rangka meningkatkan kapasitas masyarakat pada konteks program imunisasi dasar.
“…While HPV-related studies in Indonesia are emerging, most have been clinically focused [8][9][10][11]. These studies primarily focused on identifying the most prevalent HPV types in Indonesia and investigating HPV vaccine safety for adolescent girls.…”
Objective:
In 2016, Indonesia introduced its Human Papillomavirus (HPV) vaccination demonstration program for girls in grades 5 and 6 of primary school, to reduce cervical cancer (CC) burden in selected provinces and test the viability of nationwide vaccination. This study explored schoolgirls’ experience of school-based HPV vaccination, their knowledge of HPV and HPV vaccination, and their preferences for cervical cancer (CC) education.
Methods:
An online survey was conducted with schoolgirls who experienced HPV vaccination between 2019 and 2021 through the demonstration program. Using purposive sampling, respondents were recruited through partnerships with primary public health centres and primary schools in Jakarta and Yogyakarta. Data analysis was conducted using Chi-square test, Independent-samples t-test, and one-way ANOVA.
Results:
One hundred and forty primary schoolgirls with a mean age of 12.2 years (SD = 0.70) completed the survey. Schools and mothers were identified as key actors in socialising children about important health information and as girls’ preferred sources of information. The average summed score for girls’ knowledge of HPV, the HPV vaccine, and CC after being vaccinated was 5.07 out of 10 (SD 0.23). Significant differences in the mean knowledge scores among participants with different preferences regarding CC education in school were observed.
Conclusion:
While schoolgirls’ experiences of HPV vaccination were largely positive, their knowledge of critical health information regarding HPV vaccination and CC prevention needs improving. Thus, it is necessary to provide parents, and school-based educators with culturally appropriate strategies and comprehensive evidence-based information about HPV vaccination and CC prevention more effectively to children.
“…In Indonesia, all children receive routine immunization services in public health facilities, free of charge. Immunization services for school children are centrally funded and conducted through the school-based immunization program, where regional health center staffs deliver vaccines in local schools [2]. As a part of this program, measles, diphtheria, and tetanus vaccines are administered to pupils in the first grade of elementary school, while tetanus and diphtheria (Td) vaccine is administered to those in the second and fifth grades of elementary school.…”
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.