Perseverance of male students in early childhood educator training

Persepsi Calon Guru dan Guru Laki-Laki sebagai Minoritas Gender di Pendidikan Anak Usia Dini

“…Jarangnya guru PAUD laki-laki bukan hanya terjadi di Indonesia namun merupakan fenomena global yang juga terjadi di berbagai negara-negara di dunia. Di tingkat internasional, guru perempuan mendominasi presentase di sektor pendidikan anak usia dini yaitu sebesar 95% (Thérèse & Ayşe, 2010). Di Amerika misalnya, menurut US Bureau of Labor Statistics pada tahun 2019, jumlah guru PAUD laki-laki kurang dari 3% dari total guru PAUD yang ada di Amerika (Cole et al, 2019).…”

“…Anak-anak biasanya awal-awalnya takut dengan sosok guru laki-laki tapi kalau sudah terbiasa justru malah senang dan dekat / akrab dengan guru laki-laki Guru II Adanya guru laki-laki membuat anak terlatih berfikir panjang ke depan Guru III Guru PAUD laki-laki lebih sabar menghadapi kemanjaan anak Guru IV Guru PAUD laki-laki lebih sabar dengan anak sehingga anak lebih dekat dan bisa mengerjakan tugas-tugas yang memerlukan fisik Beberapa penelitian mengemukakan manfaat partisipasi laki-laki dalam konteks pendidikan anak usia dini. Coulter dan McNay dikutip dalam Thérèse dan Ayse mengungkapkan adanya guru PAUD laki-laki dapat menjadi role model, membangun hubungan yang bermakna, dan pengganti atas tidak adanya figur laki-laki pada anak yang hanya diasuh oleh ibu atau figur perempuan di keluarganya (Thérèse & Ayşe, 2010). Kehadiran guru laki-laki di PAUD juga bisa menjadi motivasi para orangtua laki-laki untuk terlibat dalam pendidikan anak mereka dan memberikan model tanggung jawab terkait pengasuhan anak yang seimbang antara ayah dan ibu (Thérèse & Ayşe, 2010).…”

“…Coulter dan McNay dikutip dalam Thérèse dan Ayse mengungkapkan adanya guru PAUD laki-laki dapat menjadi role model, membangun hubungan yang bermakna, dan pengganti atas tidak adanya figur laki-laki pada anak yang hanya diasuh oleh ibu atau figur perempuan di keluarganya (Thérèse & Ayşe, 2010). Kehadiran guru laki-laki di PAUD juga bisa menjadi motivasi para orangtua laki-laki untuk terlibat dalam pendidikan anak mereka dan memberikan model tanggung jawab terkait pengasuhan anak yang seimbang antara ayah dan ibu (Thérèse & Ayşe, 2010). Untuk anak laki-laki, adanya pendidik laki-laki dianggap lebih responsif terhadap kebutuhan motorik kasar mereka seperti pendapat Huber, Vollum & Stroud dalam Thérèse dan Ayse (Thérèse & Ayşe, 2010).…”

“…Kehadiran guru laki-laki di PAUD juga bisa menjadi motivasi para orangtua laki-laki untuk terlibat dalam pendidikan anak mereka dan memberikan model tanggung jawab terkait pengasuhan anak yang seimbang antara ayah dan ibu (Thérèse & Ayşe, 2010). Untuk anak laki-laki, adanya pendidik laki-laki dianggap lebih responsif terhadap kebutuhan motorik kasar mereka seperti pendapat Huber, Vollum & Stroud dalam Thérèse dan Ayse (Thérèse & Ayşe, 2010). Bagi rekan guru perempuan, keberadaan guru laki-laki bisa meringankan pekerjaan guru perempuan seperti hasil penelitian dari Putri (Putri et al, 2022).…”

Male ECE Students in Post-secondary Classrooms: Enrolment and Retention

“…A descriptive mixed-methods study from Quebec completed by Besnard and Diren (2010b) addressed enrolment and graduation data for male ECE students in the province. Using data published by the Service Régional d'Admission du Montréal métropolitain (SRAM), these researchers found that male students accounted for 3.6% of registrants in ECE programs at publicly funded vocational colleges (CEGEPs), and of that population, only 25% successfully graduated (Besnard & Diren, 2010b).…”