“…Selama deteksi sampel, memerlukan detektor yang terkoneksi ke HPLC. Untuk penentuan warfarin, detektor yang biasa dipakai adalah UV, FLD, dan MS. Detektor yang biasa dipakai dalam analisis HPLC adalah detektor UV, tetapi jika dipakai untuk mendeteksi sejumlah kecil analit detektor ini kurang sensitif (Susanti et al, 2019). Dalam ulasan ini, sebanyak 14 artikel menggunakan detektor UV (Alnaqeeb et al, 2019;Angraini & Desmaniar, 2020, p. 69;Zambon et al, 2018;Kobayashi et al, 2019;Lomonaco et al, 2013;Qayyum et al, 2015;Ghambari et al, 2012;Zayed et al, 2020;Osman et al, 2005;Hadjmohammadi et al, 2012;Chernonosov et al, 2016), dan panjang gelombang maksimum yang digunakan untuk deteksi warfarin berbeda, 210 nm (Lomonaco et al, 2013), 220 nm (Chernonosov et al, 2016, 254 nm (Zayed et al, 2020;Osman et al, 2005), 274 nm (Ghambari et al, 2012), 280 nm , 288 nm (Kobayashi et al, 2019), 305 nm (Zambon et al, 2018), 308 nm (Angraini & Desmaniar, 2020, p. 69), 310 nm (Alnaqeeb et al, 2019), 313 nm , 320 nm (Qayyum et al, 2015;, dan 390 nm (Hadjmohammadi et al, 2012).…”