2016
DOI: 10.29244/agrob.4.1.63-69
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pengaruh Plant Growth Promoting Rhizobacteria Terhadap Bibit dan Pertumbuhan Awal Pepaya

Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh PGPR pada bibit dan pertumbuhan awal pepaya. Percobaan dilakukan dari bulan Februari sampai Mei 2015 di Kebun Percobaan Pusat Kajian Hortikultura Tropika IPB Pasirkuda Ciomas, Bogor, dengan rancangan kelompok lengkap teracak 2 faktor dan 5 ulangan. Perlakuan adalah konsentrasi larutan PGPR (5 ml L-1, 10 ml L-1 dan 15 ml L-1) dan lama perendaman PGPR (30 menit, 60 menit,90 menit dan 120 menit). Data yang diperoleh dianalisis dengan uji F dan perlakuan berpengar… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1
1

Citation Types

0
0
0
6

Year Published

2018
2018
2021
2021

Publication Types

Select...
6

Relationship

1
5

Authors

Journals

citations
Cited by 7 publications
(6 citation statements)
references
References 0 publications
0
0
0
6
Order By: Relevance
“…Pseudomonas fluorescens (P60) merupakan salah satu bakteri antagonis yang banyak dimanfaatkan pada sebagai pupuk hayati untuk mengendalikan beberapa jamur dan bakteri patogen tanaman (Nasrun & Nurmansyah 2016), bahkan bisa menghasilkan auksin (Khakipour et al 2008), meningkatkan pertumbuhan (Anhar et al 2011) dan kualitas bibit (Navitasari et al 2013), dan menjaga viabilitas benih (Krisnandika et al 2017). Bakteri lain yang dapat dimanfaatkan mendukung produksi tanaman adalah plant growth promoting rizhobacteria (PGPR), yang mampu memacu pertumbuhan tanaman (Ahemad and Kibret, 2014) antara lain pada cabai (Taufik 2010), bawang merah (Kafrawi et al 2015), pepaya (Nasib et al 2016), tebu (Sulistyoningtyas et al 2017), kacang tanah (Marom et al 2017), padi (Nafiah & Suryanto 2018), dan kedelai (Utami et al 2018). Hal ini membuktikan bahwa PGPR bermanfaat positif pada berbagai tanaman pangan, sayuran, dan tanaman tahunan.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Pseudomonas fluorescens (P60) merupakan salah satu bakteri antagonis yang banyak dimanfaatkan pada sebagai pupuk hayati untuk mengendalikan beberapa jamur dan bakteri patogen tanaman (Nasrun & Nurmansyah 2016), bahkan bisa menghasilkan auksin (Khakipour et al 2008), meningkatkan pertumbuhan (Anhar et al 2011) dan kualitas bibit (Navitasari et al 2013), dan menjaga viabilitas benih (Krisnandika et al 2017). Bakteri lain yang dapat dimanfaatkan mendukung produksi tanaman adalah plant growth promoting rizhobacteria (PGPR), yang mampu memacu pertumbuhan tanaman (Ahemad and Kibret, 2014) antara lain pada cabai (Taufik 2010), bawang merah (Kafrawi et al 2015), pepaya (Nasib et al 2016), tebu (Sulistyoningtyas et al 2017), kacang tanah (Marom et al 2017), padi (Nafiah & Suryanto 2018), dan kedelai (Utami et al 2018). Hal ini membuktikan bahwa PGPR bermanfaat positif pada berbagai tanaman pangan, sayuran, dan tanaman tahunan.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Dalam rangka memaksimalkan upaya pemanfaatan lahan marginal bekas tambang kapur menjadi lahan budidaya kacang tanah diperlukan pemilihan varietas kacang tanah yang adaptif dan pemupukan yang tepat serta ramah lingkungan. Kacang tanah (Arachys hypogaea L.) varietas lokal Tuban memiliki sifat yang adaptif terhadap kondisi lahan yang kering dan alkalis seperti bekas tambang kapur (Wijaya, 2011 (Nasib, 2016;Febriyanti et al, 2015). Berdasarkan informasi tersebut sumber PGPR indigen dari tanaman pioneer yang tumbuh di lahan bekas tambang kapur dapat dimanfaatkan sebagai biofertilizer, biostimulan dan bioprotektan pada tanaman termasuk kacang tanah (Arachis hypogaea L.) varietas lokal Tuban.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Menurut Tanuta (2006) PGPR juga mampu menyediakan hara dengan menambahkan N2 dari udara secara asimbiosis dan melarutkan hara P yang terikat di dalam tanah, dan PGPR dapat mengendalikan patogen yang berasal dari tanah dengan cara menghasilkan berbagai senyawa atau metabolit anti patogen seperti siderophore, β 1,3 glukanase kitinase, antibiotik, dan sianida. Menurut Nasib (2015) konsentrasi larutan PGPR 5 ml/l dan lama perendaman PGPR selama 30 menit pada pertumbuhan bibit pepaya memberikan respon yang positif terhadap diameter batang atau jumlah daun pepaya di pembibitan.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Tabel 3 menyatakan bahwa konsentrasi suspensi 15 ml/l (K3) menghasilkan tinggi tanaman dan panjang daun paling besar yaitu 12,00 cm dan 3,93 cm, sedangkan jumlah terkecil diperoleh oleh konsentrasi suspensi 0 ml/l tanpa direndam (K0) yaitu 9,69 cm dan 3,41 cm. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Nasib (2015) menunjukkan bahwa konsentrasi suspensi 15 ml/l menghasilkan tinggi tanaman paling rendah yaitu 8,99 cm. Konsentrasi suspensi PGPR pada pertumbuhan bibit pepaya di polybag memberi cukup respon positif.…”
Section: Pertumbuhan Bibit Pepaya DI Polybagunclassified