Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif Dengan Kejadian Stunting Di Desa Haekto Kabupaten Timor Tengah Utara Provinsi Nusa Tenggara Timur

Abstract

Menurut WHO, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 36,4% dan dikategorikan sebagai negara ketiga dengan angka prevalensi tertinggi di Asia Tenggara pada tahun 2017. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sendiri mencapai 40,3%, tertinggi jika dibandingkan dengan provinsi lainnya di Indonesia. Stunting merupakan salah satu gangguan pertumbuhan linier yang tidak sesuai dengan umur dan mengindikasikan kejadian jangka panjang, kekurangan gizi kronis atau kegagalan pertumbuhan di masa lalu dan sebagai indikator jangka panjang untuk gizi kurang pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemberian ASI Eksklusif terhadap kejadian stunting pada anak balita di Kabupaten TTU. Rancangan penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Populasi penelitian yakni seluruh balita yang ada di Desa Haekto Kabupaten TTU sebanyak 116 anak. Tekhnik pengambilan sampel secara accidental sampling dengan jumlah sampel sebanyak 58 anak. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Oktober 2019-Februari 2020 dengan wawancara langsung pada responden menggunakan kuisioner. Analisis data menggunakan uji statistik chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 75,9% balita yang mengalami stunting. Sebagian besar balita sebanyak 67,2% tidak mendapatkan ASI Eksklusif. Terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian ASI Eksklusif (p-value=0,003) terhadap kejadian stunting pada Balita di Desa Haekto Kabupaten TTU. Diharapkan kepada masyarakat untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayi usia 1-6 bulan.

Factors of Stunting from Mother's Pregnancy to Toddler Under 59 Months-Old

“…The results of the study above are in line with the research of Putri and Tanti (2020) which states that the effect of exclusive breastfeeding with the incidence of stunting in stunting toddlers is more common in respondents who do not get exclusive breastfeeding 67.2% compared to respondents who get exclusive breastfeeding 32.8%. Stunting causes adverse impacts on children both in the short term in the form of impaired brain development, intelligence, impaired physical growth and metabolic disorders in the body, as well as in the long term in the form of decreased cognitive abilities and learning achievements, decreased immunity so that it is easy to get sick and a high risk of diabetes, obesity, cardiovascular disease, cancer, stroke and disability at an age so that uncompetitive work quality results in low economic productivity.…”

The Relationship between Exclusive Breastfeeding and Stunting Incidents in Candipuro Village

“…The results of this study are in line with previous research by Arifin ((2017) in (Indrawati, 2016)) entitled Analysis of the Distribution and Risk Factors of Stunting in Toddlers in Purwakarta Regency 2017. The results obtained from multivariate analysis of the most dominant factor is breastfeeding which affects stunting 3.1% (OR 3.195% 1.434-6.835) (Putri & Lake, 2020).…”

Pelatihan Pengolahan Pangan Sumber Protein pada Kelompok Pemberdayaan Perempuan dalam Upaya Mencegah Stunting di Desa Fatumonas, Kecamatan Amfoang Tengah, Kabupaten Kupang

“…Selain itu kelompok pemberdayaan masyarakat yang pada kali ini menjadi sasaran pada PKM ini perlu diedukasi tentang pengolahan makanan, terutama sumber protein makanan laut, agar dapat mendiversifikasi pola makannya Hasil kajian ini memberikan gambaran bahwa lebih banyak responden balita dengan asupan zat gizi mikro yang berkategori defisit dan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan status balita stunting. Hasil kajian lain yang dilakukan di kabupaten Kupang juga menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pengetahuan gizi ibu, serta asupan protein dan karbohidrat berhubungan signifikan dengan kejadian stunting pada balita (Putri & Lake, 2020;Saadah, N. Kp, 2020;Zogara & Pantaleon, 2020). Salah satu proses alternatif pemanfaatan kelor yang mudah dilakukan yaitu pembuatan nugget dan mie kelor yang dapat secara konkrit memberikan asupan gizi bagi masyarakat dan secara tidak langsung memberikan kontribusi dalam mengatasi masalah stunting.…”