Pengaruh Budaya Keselamatan Pasien terhadap Sikap Melaporkan Insiden pada Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk. II dr. Soepraoen

Anggraeni, Dewi; Ahsan,; Azzuhri, Misbahuddin

doi:10.18202/jam23026332.14.2.13

Cited by 14 publications

(15 citation statements)

References 5 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Patient safety culture has a significant effect on employee attitudes in reporting incidents in hospitals, so it needs an effort to be continuously improved in the framework of organizational learning and non-punitive responses to mistakes by providing feedback on reports provided, with the existence of policy regulations, guidelines, guidelines and the SPO regarding patient safety incident reporting will support the formation of positive individual attitudes in incident reporting so that the hospital knows the deficiencies of the prevailing system so as to provide improvement efforts (Anggraeni et al, 2016). Building a culture of safety is highly recommended within the organization because it is one of the efforts that can shape safe behavior in a job so that work safety is realized (Iriviranty et al, 2016).…”

Section: Safety Culture Has Not Yet Been Establishedmentioning

confidence: 99%

Patient Identification in Wards: What Influences Nurses’ Complicance?

Rahmawati

Sari

Ratri

et al. 2020

jmmr

View full text Add to dashboard Cite

Patient safety is important because people have easy information and hospitals reports related to medical errors. Patient identification is the most important causes in patient safety incidents. In 2019, 12 near misses due to misidentification of patients in the inpatient, laboratory, and pharmacy at the private class D hospital in Blitar. This prompted the authors to conduct case study and analyse the causal factors of the problems. The method used in this research is descriptive and case study approach. Identification of the root problems was done by observation and interviews with implementing inpatients room's nurses using observation sheets. Determination of the root problems is determined through two-stage focus group discussion (FGD) using a fish bone diagram. Six root problems was found that affect the low compliance in the implementation of patient identification in inpatient installations, they are low supervision and supervision from the leadership, no resocialization regarding patient identification, small number of patients, lack of safety culture, lack of supporting tools, and patients' willingness to be served quickly. Knowing the root factors that affect the officers' compliance is essential so supervision methods that are appropriate to the conditions of the hospital can be conducted.Keselamatan pasien penting saat ini karena orang memiliki akses informasi yang mudah dan banyak laporan rumah sakit terkait dengan kesalahan medis. Kesalahan identifikasi pasien merupakan salah satu penyebab paling penting dalam insiden keselamatan pasien. Tahun 2019 terdapat 12 kejadian nyaris cidera karena kesalahan identifikasi pasien pada ruang rawat inap, laboratorium, dan farmasi di RS swasta Kelas D Kota Blitar. Ini mendorong penulis melakukan studi kasus dan menganalisis faktor-faktor penyebab masalah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan pendekatan studi kasus. Identifikasi masalah akar dilakukan dengan observasi dan wawancara dengan menerapkan perawat ruang rawat inap menggunakan lembar observasi. Penentuan akar masalah ditentukan melalui dua tahap diskusi kelompok terarah (FGD) menggunakan diagram tulang ikan. Ditemukan enam akar masalah yang mempengaruhi rendahnya kepatuhan dalam pelaksanaan identifikasi pasien di instalasi rawat inap, yaitu rendahnya pengawasan dan pengawasan dari pimpinan, tidak ada sosialisasi mengenai identifikasi pasien, sejumlah kecil pasien, kurangnya budaya keselamatan, kurangnya alat pendukung, dan kesediaan pasien untuk dilayani dengan cepat. Mengetahui akar masalah yang mempengaruhi kepatuhan petugas sangat penting sehingga metode pengawasan yang sesuai dengan kondisi rumah sakit dapat dilakukan.

show abstract

Section: Safety Culture Has Not Yet Been Establishedmentioning

confidence: 99%

Patient Identification in Wards: What Influences Nurses’ Complicance?

Rahmawati

Sari

Ratri

et al. 2020

jmmr

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Reporting system will enhance all people in organization to pay attention about danger or potential danger which could occur to patient [15]. Reporting is also important to monitor the prevention of errors so it could encourage the further investigation [16].…”

Section: Discussionmentioning

confidence: 99%

Analysis Implementation System Incident Report With Method Realist Evaluation at Siloam Hospitals Balikpapan 2018

Saputra

Maidin

Mallongi

et al. 2020

Open Access Maced J Med Sci

View full text Add to dashboard Cite

BACKGROUND: According to Permenkes No. 11 Tahun 2017, patient safety incidents are any unintended or unexpected incident which could have, or did, lead to harm that could be prevented to patient. Incident reporting system which designed to obtain information about patient safety is used for individual and organization learning. AIM: This study aimed to analyze the increased success of incident report at Siloam Hospitals Balikpapan. METHODS: Research design which used is qualitative research with the case study research type and the realist evaluation approach. RESULTS: The data collection is done through observation and profound interview to five officers who’s in charge of incident reporting process at Siloam Hospitals Balikpapan. The data processing uses content analysis. The result shows that incident reporting system’s implementation at Siloam Hospitals Balikpapan which seen from the side of context mechanism outcome has been working well. CONCLUSION: The conclusion of this research defines that the implementation’s success due to incident reporting program is accorded by reporting guide which has been legitimated by hospital’s directors, human resources who have been equipped with training about reporting program facilitate the reporting process and Head Quality Risk as responsible division to the incident reporting process has high responsibility to the program.

show abstract

“…Perilaku dalam melaporkan insiden dapat dikatakan cukup baik sebagai bentuk penerapan budaya keselamatan pasien. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni et al, (2016) bahwa hampir seluruh dari perawat di Instalasi rawat inap Rumah Sakit Tk. II dr. Soepraoen memiliki gambaran budaya keselamatan pasien positif pada seluruh variabel.…”

Section: Hasilunclassified

“…Berdasarkan penelitian yang digunakan dalam literatur ini peran perawat dalam melaksanakan perannya sudah baik. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni et al, (2016) bahwa hampir seluruh dari perawat di Instalasi Rawat Inapdi Rumah Sakit Tk. II dr. Soepraoen menunjukkan gambaran budaya keselamatan pasien positif dari seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian.…”

Section: Pembahasanunclassified

Peran Perawat dalam Pelaksanaan Budaya dalam Lingkup Kerja Perawat untuk Peningkatan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit

Evalina¹

2020

Preprint

View full text Add to dashboard Cite

Rumah Sakit adalah aset penting bagi seluruh masyarakat, dimana aset ini termasuk ke dalam bagian dari kesatuan organisasi sosial dan kesehatan dan pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan jenis intervensi yang diberikan dalam sistem, pelayanan kesehatan serta pendidikan (World Health Organization, 2015). Sehingga dalam hal ini diperlukan kualitas pelayanan yang bermutu dan maksimal dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan Hughes dalam Yulia et al. (2012) bahwa Rumah Sakit akan mengutamakan dalam hal mutu pelayanan dengan berbagai pengembangan program khususnya keselamatan pasien agar membentuk budaya keselamatan pasien yang dilakukan oleh perawat.Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) termasuk sebuah upaya gunamenjamin serta menciptakan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani dari pihak tenaga kerja, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Tujuan diberlakukan K3 adalah agar pekerja memperoleh derajat kesehatan yang tinggi, baik dari segi fisik, mental, maupun sosial dengan berbagai usaha yang dilakukan. Usaha tersebut meliputi preventif dan kuratif terhadap penyakit maupun gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum (Redjeki, 2016). Sehingga penerapan K3 merupakan salah satu standar pelayanan yang perlu diperhatikan oleh seluruh aspek yang ada di RS.Berbagai hasil penelitian mengenai keselamatan pasien menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara elemen budaya keselamatan dan hasil yang dirasakan oleh pasien. Tingkat keselamatan pasien yang tinggi dapat memberikan manfaat positif bagi pelayanan terhadap pasien juga dapat berpengaruh terhadapabiaya perawatan kesehatan. Peran dari budaya keselamatan pasien sangat dibutuhkan dalam memberikan pelayanan yang bermutu.Perawat merupakan salah satu tenagakesehatan yang memiliki peran penting dalam menjalankan fungsi rumah sakit. Hal ini didukung dengan kebutuhan tenaga perawat yang termasuk kedalam jumlah dengan porsiterbesar di pelayanan rumah sakit. Perawat memiliki kontak terbanyak dengan pasien.Akibatnya perawat memiliki potensi terpapar bahaya dan kesalahan dalam memberikan pelayanan.Perawat adalah tenaga kesehatan yang termasuk dalam komponen penting guna pengembangan program keselamatan pasien di Rumah Sakit. Keselamatan merupakan langkah pertama dalam meningkatkan performa pelayanan yang berkualitas. Pengembangan budaya keselamatan pasien merupakan hal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan yang aman dan bermutu (Yulia et al., 2012).Peran perawat dalam mengembangkan mutu pelayanan dengan keselamatan pasien(Hughes, 2008 dalam Yulia et al., 2012). Kesalahan yang dilakukan oleh perawat dapat terjadi dalam rangkaian asuhan keperawatan yang dimulai dari pengkajian keperawatan, analisa data keperawatan, penarikan diagnosa keperawatan, perencaan keperawatan, pelaksanaan intervensi keperawatan, hingga proses evaluasi keperawatan. Kesalahan yang dapat dilakukan oleh perawat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Hal ini perlu diketahui dalam rangka pengembangan mutu pelayanan serta keselamatan pada pasien. Peran perawat dalam memberlakukan budaya keselamatan pasien menjadi salah satu cara dalam meningkatkan mutu dan pelayanan di Rumah Sakit. Sehingga penulis tertarik untuk mengetahui lebih mengenai peran perawat dalam pelaksanaan budaya lingkup kerja untuk peningkatan keselamatan pasien di rumah sakit.

show abstract

Pengaruh Budaya Keselamatan Pasien terhadap Sikap Melaporkan Insiden pada Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk. II dr. Soepraoen

Cited by 14 publications

References 5 publications

Patient Identification in Wards: What Influences Nurses’ Complicance?

Patient Identification in Wards: What Influences Nurses’ Complicance?

Analysis Implementation System Incident Report With Method Realist Evaluation at Siloam Hospitals Balikpapan 2018

Peran Perawat dalam Pelaksanaan Budaya dalam Lingkup Kerja Perawat untuk Peningkatan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit

Contact Info

Product

Resources

About