2015
DOI: 10.12962/j25983806.v15.i1.23
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pengambilan Zat Warna Alami Dari Buah Mangrove Spesies Rhizophora Mucronata Untuk Pewarna Batik Ramah Lingkungan

Abstract: Indonesia memiliki lahan mangrove seluas 4,255 juta ha, termasuk yang terluas di dunia. Salah satu species yang banyak tumbuh di lahan mangrove adalah Rhizophora mucronata. Potensi tanaman mangrove di Bontang sebagai bahan baku pewarna alami cukup memadai. Luas tanam 2.935 ha menempati luasan sekitar 70% dari lahan yang tersedia. Luasan tersebut, terdapat sekitar 3 juta pohon jenis ini bila dianggap jarak tanam 2 m x 2 m, dengan anggapan bahwa  setiap tahun satu batang pohon spesies ini menghasilkan 50 kg buah… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1

Citation Types

0
1
0
5

Year Published

2020
2020
2023
2023

Publication Types

Select...
6

Relationship

0
6

Authors

Journals

citations
Cited by 7 publications
(10 citation statements)
references
References 0 publications
0
1
0
5
Order By: Relevance
“…Penggunaan buah mangrove sebagai pewarna alami juga sebagai salah satu cara dalam memanfaatkan limbah yang ada di sekitar perairan dusun Prajak. Telah banyak penelitian yang melakukan ekstraksi zat warna alami dari buah mangrove, yang menunjukkan bahwa penggunaan zat alami dari tanaman untuk pewarna tekstil aman bagi kesehatan dan memberikan kesan warna yang lebih unik serta khas dibandingkan dengan pewarna sintetis (Paryanto et al, 2015). Pewarna sintesis menyebabkan pencemaran lingkungan dan beberapa pewarna dapat menyebabkan senyawa karsinogenik.…”
Section: Pendahuluan *unclassified
See 2 more Smart Citations
“…Penggunaan buah mangrove sebagai pewarna alami juga sebagai salah satu cara dalam memanfaatkan limbah yang ada di sekitar perairan dusun Prajak. Telah banyak penelitian yang melakukan ekstraksi zat warna alami dari buah mangrove, yang menunjukkan bahwa penggunaan zat alami dari tanaman untuk pewarna tekstil aman bagi kesehatan dan memberikan kesan warna yang lebih unik serta khas dibandingkan dengan pewarna sintetis (Paryanto et al, 2015). Pewarna sintesis menyebabkan pencemaran lingkungan dan beberapa pewarna dapat menyebabkan senyawa karsinogenik.…”
Section: Pendahuluan *unclassified
“…Dampak lainnya, limbah pewarna sintetis bercampur dengan material koloid menyebabkan penurunan kualitas perairan yang akan berpengaruh pada mahluk hidup di sekitarnya (Kant, 2012). Selain itu, berdasarkan hasil penelitian oleh Paryanto et al (2015) pewarnaan alami dengan buah mangrove melalui beberapa perlakuan pencelupan dan penggunaan fixer pewarna mangrove memberikan warna yang tajam pada kain batik serta warna yang beragam seperti warna coklat muda, coklat dan kehitaman. Menurut (Farida, 2015), bahwa pewarnaan serat alam non tekstil seperti serat nanas, rotan hati, iratan bambu agel memberikan warna coklat kemerahan.…”
Section: Pendahuluan *unclassified
See 1 more Smart Citation
“…Pewarna sintetis memang terbukti lebih murah dan praktis sehingga lebih menguntungkan dari segi ekonomis, tetapi penggunaannya sebagai pewarna makanan, minuman dan pakaian dapat berdampak negatif. Dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari penggunaan pewarna sintetik yaitu bersifat toksik dan karsinogenik karena kandungan logam berat dalam pewarna sintetik tidak dapat dihancurkan dalam sistem pencernaan manusia dan akan terakumulasi di dalam tubuh (Paryanto et al, 2015). Irawati, et al (2018) menyatakan bahwa salah satu pewarna sintetik yang banyak digunakan dalam industri tekstil adalah kristal violet.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Hal yang perlu diperhatikan pertama dalam memilih tumbuhan untuk dijadikan pewarna alam merujuk pada syarat di atas, adanya kandungan coloring matter; pigment yakni senyawa organik yang terkandung dalam tumbuhan sebagai substansi penentu arah warna [4]. Pigmen yang dihasilkan dari tanaman sekitar 2000 pigmen, 150 di antaranya telah dimanfaatkan [5].…”
unclassified