Penentuan Kandungan Fenolik Total Liquid Volatile Matter dari Pirolisis Kulit Buah Kakao dan Uji Aktivitas Antifungi terhadap Fusarium oxysporum

Abstract

<p>Kulit buah kakao (KBK) adalah limbah organik dari hasil olahan buah kakao yang dapat digunakan sebagai sumber senyawa aktif. Kulit kakao mengandung senyawa selulosa, hemiselulosa dan lignin yang dapat terdekomposisi menghasilkan senyawa fenolik. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan fenolik total atau <em>Total Phenolic Content</em><em> </em>(TPC) dari <em>liquid volatile matter</em> (LVM) hasil pirolisis KBK dan uji aktivitas antifungi terhadap <em>Fusarium oxysporum</em>. Produksi LVM dihasilkan dari metode pirolisis KBK pada suhu 500 °C. Penentuan TPC dengan metode spektrofotometri UV-Vis menggunakan pereaksi Folin- Ciocalteu (FC) pada panjang gelombang maksimum 765 nm dengan larutan standar asam galat dan diukur setelah dibiarkan selama 60 menit pada suhu kamar. Uji aktivitas antifungi terhadap <em>F.</em><em> oxysporum</em> dilakukan dengan metode dilusi. LVM dari hasil pirolisis KBK adalah 25,80% (b/b) dengan TPC 100% sebesar 2,28 g/L. Pirolisis KBK menghasilkan LVM yang memperlihatkan aktivitas antifungi dengan konsentrasi hambat minimal (KHM) 1% (v/v) dan konsentrasi bunuh minimal (KBM) 9% (v/v). Oleh karena itu, LVM KBK memiliki potensi untuk diaplikasikan sebagai fungisida alami.</p><p><strong>Determination of The Total Phenolic Content of Liquid Volatile Matter from Cocoa Pod Husk Pyrolysis and Antifungal Activity Test Against <em>Fusarium oxysporum</em></strong>. The cocoa pod husk (CPH) is an organic waste from the processed cocoa potentially used as source of active compounds. The CPH contains cellulose, hemicelluloses, and lignin compounds that can be decomposed into phenolic compounds. The present study investigated the determination of total phenolic content (TPC) of liquid volatile matter (LVM) of CPH followed by the antifungal activity test against <em>Fusarium oxysporum. </em>The LVM production was performed by the pyrolysis method at temperature of 500 °C. The determination of TPC was evaluated by the UV-Vis spectrophotometric method using the Folin-Ciocalteu (FC) reagent at maximum wavelength of 765 nm with the standart solution of gallic acid measured after 60 min reaction at room temperature. The antifungal activity test against <em>F. oxysporum</em> was carried out by dilution method. The pyrolysis of CPH produces LVM of 25.80% (b/b) contained TPC 100% of 2.28 g/L. The LVM produced in this study shows antifungal activity with a minimal inhibitory concentration (MIC) 1% (v/v) and minimum fungicidal concentration (MFC) 9% (v/v). Therefore, the LVM CPH produced can be applied as a natural fungicide.</p>

Pemberdayaan Kelompok Tani dalam Pemanfaatan Kulit Buah Kakao (Theobroma Cacao L.) sebagai Produk Suplemen Antioksidan

“…Setiap pohon kakao menghasilkan sekitar 30 buah/tahun dengan bobot massa mencapai sekitar 300-500 gram dari per 1 buah kakao (Wulan, 2001). Kakao merupakan tanaman komersial yang penting dan ditanam oleh mayoritas petani perkebunan dengan produksinya besar menjadi komoditas unggulan (Pallawagau et al, 2019). Persentase terbesar dari satu buah kakao segar terdapat pada kulitnya, yaitu sekitar 67% (Oddoye et al, 2013).…”

Potensi Tanaman Jeruju (Acanthus ilicifolius L.) sebagai Antiinflamasi

“…Kadar senyawa tanin dalam ekstrak etanol daun jeruju dalam suatu penelitian diketahui sebesar 2,58 mg GAE/10 g, dalam ekstrak heksana sebesar 0,19 mg GAE/10 g, dan dalam ekstrak etil asetat sebesar 3,20 mg [10]. Senyawa fenol adalah senyawa yang memiliki gugus hidroksil yang berkaitan langsung pada gugus cincin hidrokarbon aromatik [23]. Kadar senyawa fenol total dalam tanaman Acanthus ilicifolius L. yaitu dalam ekstrak etanol daun jeruju sebesar 17 mg GAE/10g, dalam ekstrak heksana 0,72 mg GAE/10g, dan ekstrak etil asetat daun jeruju sebesar 0,92 mg GAE/10g [10].…”

Comparison of soxhletation and Microwave Assisted Extraction method for extracting polyphenols in cacao pod husks (Theobroma cacao L.)

“…Cacao (Theobroma cacao L.) is a plantation crop that generally grows in the tropics. It is one of the important leading commodities and is grown by most plantation farmers [3].…”