Pendekatan Etnosains Pada Pembelajaran IPA Dalam Proses Pembuatan Bekasam Untuk Menumbuhkan Nilai Kearifan Lokal

Abstract

Penelitian ini mengkaji mengenai pengetahuan masyarakat Desa Manggul-Lahat Sumatera Selatan tentang pembuatan bekasam dan membandingkan atau mengkorelasikan dengan konsep ilmiah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deksriftif dengan pendekatan etnosains. Adapun Langkah-langkah yang diambil dalam pegumpulan data yaitu wawancara, observasi, dokumentasi dan studi literatur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bekasam merupakan makanan khas masyarakat di Indonesia terutama masyarakat Sumatera Selatan, Kalimantan dan Jawa Tengah yang pengetahuan pengelolaannya diwariskan secara turun temurun. Selanjutnya dalam proses pembuatan terdapat hubungan kajian ilmiah antara budaya dan ilmu sains. Dengan demikian proses pembuatan bekasam dapat menjadi bahan pembelajran IPA. Oleh karena itu, peran guru sangat penting agar tersampaikan nilai-nilai kearifan lokal dengan ilmu sains.

Karakteristik mutu dan kandungan senyawa volatil bekasam cumi-cumi dengan lama fermentasi yang berbeda

“…Bakteri dan enzim menguraikan komponen-komponen makro berupa protein selama proses fermentasi. Lemak pada cumi-cumi dipecah menjadi asam lemak serta gliserol, selanjutnya terpecah jadi senyawa keton serta aldehida yang menjadi pemicu bau yang khas bekasam (Siregar et al, 2021). Produk makanan yang menimbulkan aroma khas dapat terjadi karena adanya kandungan senyawa volatil yang dihasilkan.…”

Development of Science Module Integrating Local Wisdom of Biotechnology Materials for Class IX Junior High School

“…Therefore, conservation efforts need to be made. The learning process in schools is the fastest medium for instilling and disseminating the values contained (Siregar & Ravico, 2021). The implementation aims to pay more attention to the social life, surrounding environment, and students' culture.…”