Pendampingan Peningkatan Santripreneur Pada Siswa-Siswi Pondok Pesantren Uswatun Hasanah Sebagai Bekal Menjadi Wirausaha

Abstract

Indonesia membutuhkan sedikitnya 4 (empat) juta wirausahawan baru untuk turut mendorong penguatan struktur ekonomi. Saat ini jumlah wirausahawan masih sekitar 3,1% dari total populasi penduduk atau sekitar 8,06 juta orang. Data menurut Menteri Perindustrian bahwa meskipun rasio tersebut sudah melampaui standar internasional, yaitu sebesar 2%, akan tetapi Indonesia masih mengejar capaian negara tetangga. Kementerian Koperasi dan UKM melansir data olahan BPS dan menyimpulkan adanya pertambahan jumlah pengusaha yang dari sebelumnya 1,6% menjadi 3,1% dari populasi. Angka itu menggembirakan karena telah menembus batas psikologis 2%. Jumlah wirausaha di suatu negara kerap dianggap sebagai indikator kemajuan. Patokannya minimal 2% dari jumlah penduduk harus berprofesi sebagai wirausaha. Dengan jumlah penduduk 250 juta jiwa, negeri ini paling kurang harus memiliki 5 juta jiwa wirausaha.Tujuan dari pelaksanaan pengabdian ini adalah menambah pengetahuan dan pemahaman bagi siswa-siswi pondok pesantren Uswatun Hasanah Semarang tentang kewirausahaan, membantu siswa-siswi pondok pesantren Uswatun Hasanah agar mampu membuka mindset untuk menjadi wirausaha dan dapat membantu menggali ide untuk berwirausaha.Metode pelaksanaan kegiatan ini menggunakan pendekatan edukasi, sosialisasi dan pelatihan serta pendampingan bagi siswa-siswi pondok pesantren Uswatun Hasanah Semarang, dengan metode pelatihan kewirausahaan. Sedangkan luaran yang dihasilkan dari kegiatan pengabdian ini adalah siswa-siswi pondok pesantren Uswatun Hasanah memiliki pengetahuan tentang kewirausahaan dan dikemudian hari mampu berwirausaha.

Pengembangan Komunitas Entrepreneur Berbasis Social Entrepreneurship Melalui Program Greenthink

“…Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2013/2014 angka ratio kewirausahaan di negara Indonesia sebesar 1, 67 persen sedangkan pada tahun 2017 mengalami peningkatan ratio kewirausahaan sebesar 3,1 persen (Dewi et al, 2016). Untuk turut mendorong penguatan struktur ekonomi, negara Indonesia membutuhkan sekitar 4 (empat) juta wirausahawan baru (Mahmud et al, 2020). Kewirausahaan rupanya dapat menjadi peluang besar bagi seseorang untuk memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi (Nurfaqih & Fahmi, 2018).…”

PENGARUH KECERDASAN EMOSI, SIKAP MANDIRI, DAN LINGKUNGAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA (Studi Pada Politeknik Bisnis Indonesia)

“…Untuk mendorong struktur ekonomi Indonesia agar menjadi lebih kuat, dibutuhkan sedikitnya 4 juta wirausaha baru. Hal ini disebabkan karena rasio wirausaha di dalam negeri masih sekitar 3,1 persen dari total populasi penduduk saat ini [1]. Salah satu faktor yang dapat merangsang meningkatnya perekonomian Indonesia adalah kewirausahaan, karena kewirausahaan merupakan kegiatan yang dapat membuat produktifitas masyarakat meningkat.…”

PKMS Kelompok Santripreneur Pondok Pesantren Al-Mubarok Kota Serang Provinsi Banten

“…Kegiatan pembinaan keterampilan santri yang dilakukan diantaranya adalah pramuka, silat, pelatihan baris berbaris, marching band, olahraga, sholawat, tilawah, pelatihan ceramah agama, hadroh, marhabanan, mengurusi jenazah, berorganisasi, kaligrafi, tahfidz quran, santri menulis dan santripreneur (Kurniawan & Dagustani, 2021;Okmira et al, 2022;Purwanto et al, 2020). Kegiatan santripreneur adalah kegiatan yang belum mendapat sentuhan serius dari pengelola pesantren, sehingga keberadaan kegiatannya terkadang tidak menjadi prioritas (Bastomi & Salim, 2021;Mahmud et al, 2020;Yamani & Faiz, 2022). Ditambah kurangnya antusias yang diikuti oleh para santri karena keterbatasan program atau program yang belum sesuai dengan minat santri.…”