2016
DOI: 10.29406/rya.v4i2.697
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

PEMIJAHAN IKAN BIAWAN (Helostoma temminckii) SECARA SEMI BUATAN DENGAN RASIO JANTAN YANG BERBEDA TERHADAP FERTILISASI, DAYA TETAS TELUR DAN SINTASAN LARVA

Abstract: ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan jantan dan betina pada pemijahan secara semi buatan yang dapat menghasilkan fertilisasi , daya tetas telur dan sintasan larva ikan biawan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) menurut Hanafiah (2012), yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Susunan perlakuan adalah perlakuan A= 1 Jantan:1 betina , perlakuan B=2 Jantan:1 betina, perlakuan C= 3 Jantan:1 betina  dan perlakuan D= 4 Jantan:1betina. Hasil penelitian menunjukkan dengan … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1

Citation Types

0
1
0

Year Published

2022
2022
2023
2023

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(3 citation statements)
references
References 0 publications
0
1
0
Order By: Relevance
“…Ikan tambakan (Helostoma temminckii) dikenal juga dengan nama ikan biawan (Kalimantan), ikan tebakang (Sumatera) yang merupakan ikan asli Indonesia yang terdapat di beberapa sungai di Sumatera dan Kalimantan. Ikan tambakan hidup di sungai, anak sungai, dan daerah genangan kawasan hulu hingga hilir bahkan di muara-muara sungai yang berlubuk dan berhutan dipinggirnya (Hasan et al, 2016). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banyuasin (2022), jika dilihat berdasarkan data produksi di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan jumlah produksi ikan tambakan terus mengalami penurunan, diduga karena banyaknya masyarakat sering mengandalkan tangkapan dari alam karena ikan tambakan menjadi target penangkapan yang potensial.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Ikan tambakan (Helostoma temminckii) dikenal juga dengan nama ikan biawan (Kalimantan), ikan tebakang (Sumatera) yang merupakan ikan asli Indonesia yang terdapat di beberapa sungai di Sumatera dan Kalimantan. Ikan tambakan hidup di sungai, anak sungai, dan daerah genangan kawasan hulu hingga hilir bahkan di muara-muara sungai yang berlubuk dan berhutan dipinggirnya (Hasan et al, 2016). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banyuasin (2022), jika dilihat berdasarkan data produksi di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan jumlah produksi ikan tambakan terus mengalami penurunan, diduga karena banyaknya masyarakat sering mengandalkan tangkapan dari alam karena ikan tambakan menjadi target penangkapan yang potensial.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Telur ikan tambakan mulai menetas 12 jam, dan penetasannya juga tidak sekaligus. Pengamatan dilakukan seteah 24 jam (Hasan et al, 2016).…”
Section: Penetasan Telurunclassified
“…The degree of fertilization was at a ratio of 1:1 with a value of 80.77% and significantly different from the ratio of 2:1 and 3:1 which was valued at 90.60% and 90.80%, respectively. The male ratio that produces fewer fertilized eggs is because the sperm in one male parent cannot fertilize all the eggs released by the female parent, this also occurs in the spawning of Biawan fish where the male ratio of 4:1 results in a better fertilization rate, namely 88.17% of the 1:1 male ratio which is only 70.83% [18]. The number of male broodstock in spawning Corridors paleatus affects the degree of egg fertilization, in contrast to spawning black tetra fish [6] and betok fish [19].…”
Section: Fertilization Rate (Fr)mentioning
confidence: 99%