Pembuatan Biogas dari Limbah Cair Tahu Menggunakan Bakteri Indigeneous

Abstract

Tofu wastewater is a pollutant when discharged into the aquatic environment because it can cause foul odors, diseases and reduce the concentration of dissolved oxygen. On the other hand, tofu wastewater can be used as an alternative energy source, namely biogas. The study aims to determine the effect of fermentation time, substrate ratio and stirring on biogas production and methane gas. Variables used in the experiment included: volume ratio of starter (10, 20, 30, and 40% ); stirring (1, 7, and 14 days), fermentation time (5, 10, 15, 20, and 25 days). The research was conducted using a digester that has a volume of 50 liters filled with starter as much as 10, 20, 30 and 40% (v/v). Then the digester is flowed with N2 gas until the digester is in anaerobic condition then stirring (1, 7, and 14 days) or without stirring. Every 5 days to 25 days a sample is taken and the amount of biogas and methane gas produced is measured. Measurement of methane gas concentrations using a gas analyzer. The experimental results show that the highest volume of biogas and methane gas produced during fermentation time of 20 days, with a stirring of 14 days, and a starter of 30% which can produce biogas and methane gas respectively of 5,000 ml and 540 ml.

Review Analisa Kondisi Optimum Dalam Proses Pembuatan Biogas

“…Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwasannya dari penelitian Prayitno et al, (2020) dan Chan et al, (2016) menunjukkan bahwa volume biogas yang dihasilkan pada penelitian Prayitno et al, (2020) lebih besar dari pada Chan et al, (2016) meskipun konsentrasi inokulum pada penelitian Chan et al, (2016) lebih besar jika dibandingkan dengan Prayitno et al, (2020). Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan jenis inokulum yang digunakan dalam penelitian mereka, sehingga volume biogas yang dihasilkan juga berbeda.…”

“…Hasil dari pengaruh konsentrasi inokulum menunjukkan bahwa pada beberapa penelitian yang membahas hubungan konsentrasi inokulum terhadap volume biogas mempunyai volume antara 130 -5000 ml. Pada diagram tersebut juga dapat dilihat bahwa penelitian yang terbaik ditunjukkan dengan jumlah volume terbesar yaitu pada penelitian Prayitno (2020) Chan, et al, 2016 Waktu Fermentasi = 28 hari pH = 6,1 -6,7 Reaktor = digester anaerob 20L Suhu = 32°C-30°C PENGADUKAN Untuk mendapatkan campuran bahan isian yang homogen, dengan ukuran partikel yang kecil maka diperlukan pengadukan. Selain itu, pengadukan pada proses degradasi berfungsi untuk mencegah terjadinya benda-benda mengapung pada permukaan cairan dan juga berfungsi untuk mencampurkan mikroorganiseme dengan substrat.…”

“…Di sisi lain, pengadukan juga mampu memberikan mempercepat homogenitas dari temperature dalam digester. Pada penelitian Prayitno (2020), yang menggunakan variabel pengadukan selama 14 hari menunjukkan bahwa produksi biogas pada kondisi tanpa pengadukan akan menghasilkan volume biogas yang lebih kecil dibandingkan dengan ada pengadukan. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pengadukan menghasilkan kontak yang cukup antara substrat dengan populasi bakteri dan juga menghasilkan homogenitas yang lebih baik, sehingga proses fermentasi akan berlangsung dengan baik dan secara otomatis jumlah biogas yang dihasilkan juga menjadi lebih besar.…”

Planning Advanced Treatment of Tap Water Consumption in Universitas Pertamina

“…The Wastewater Treatment Plant (WWTP) of the Universitas Pertamina's area functions to treat properly the domestic wastewater produced by Universitas Pertamina's area. The quality of wastewater effluents will negatively impact the receiving water bodies [1,2]. WWTP effluent discharged to the sanitary sewer.…”

Analisis Potensi Energi Listrik dari Biogas Campuran Sampah Daun Ketapang dan Tinja Kerbau

“…Penelitian [18] menggunakan variasi starter kotoran kuda, bakteri EM-4 dan ragi untuk mempercepat fermentasi limbah cair tahu menemukan bahwasanya komposisi campuran starter kotoran kuda dan bakteri EM-4 meningkatkan kualitas biogas, sebaliknya campuran kotoran kuda, bakteri EM-4 dan ragi menurunkan kualitas biogas. Penelitian [19] menggunakan bakteri indigenous dengan rasio 30% sebagai starter pembuatan biogas dari limbah cair tahu menghasilkan biogas yang lebih tinggi dibandingkan menggunakan starter kotoran sapi. Cairan septic tank merupakan biostarter alami yang mengandung bakteri anaerob dan jamur untuk menguraikan benda padat yang terdapat di dalam septic tank [20].…”