Pembuatan Biogas Dari Limbah Burung Puyuh Secara Anaerob

Abstract

Kelangkaan bahan bakar merupakan masalah penting saat ini, sehingga diperlukan berbagai alternatif pemecahan masalah. Salah satunya dengan sistem biodigester anaerob, limbah peternakan burung puyuh dapat menghasilkan biogas, sebagai sumber energi terbarukan (renewable energy). Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui pengaruh waktu dan perbandingan antara volume pelarut dengan berat kotoran burung puyuh terhadap pembuatan biogas dari limbah burung puyuh. (2) Untuk mengetahui waktu optimum dan perbandingan optimum antara volume pelarut dengan berat kotoran burung puyuh. Metodelogi Penelitian yang digunakan adalah analisa varian dua sisi, dengan variable pertama waktu pembentukan biogas dan variable kedua adalah perbandingan volume pelarut dengan berat kotoran burung puyuh. Penelitian dilakukan dengan membuat pengenceran volume pelarut berupa air dan berat kotoran burung puyuh dengan perbandingan: 3:1, 3:2, 3:3, 3:4 sebanyak 4 buah dengan perbedaan waktu 2 minggu, 3 minggu, 4 minggu, 5 minggu. Hasil dari produksi biogas yang terbaik direkomendasikan pada penelitian perbandingan rasio 3:2 dengan waktu 5 minggu yang mampu menghasilkan biogas paling besar yaitu sebesar 130ml. Parameter pengamatan meliputi pH, massa, volume biogas yang terbentukdi digester secara anaerob. Produksi biogas tertinggi diperoleh dari sampel rasio 3:2 waktu 5 minggu, yang terdiri dari 150ml air, 100gram kotoran burung puyuh, dengan waktu 5 minggu mampu menghasilkan 130ml biogas atau sekitar 65% dari volume awalnya.Kata kunci : Biogas, Limbah kotoran burung puyuh, Limbah Organik

THE UTILIZATION OF DURIAN PEELS (Durio zibethinus) FOR THE MANUFACTURING OF CHARCOAL BRIQUETTES AS ALTERNATIVE FUEL

“…047 of 2006). This study's calorific value is higher than that of durian peel briquettes with janeng starch adhesive, 5,040 cal/g, and lower than that of durian peel briquettes with tapioca flour adhesive, 4,569 cal/g, but higher than that of durian peel and bintaro peel briquettes, 5,721 cal/g (Irhamni et al 2019;Shobib et al 2018;Fardani and Tjahjani 2018). This is due to differences in briquette composition.…”

“…The purpose of the research on the utilization of other durian skin waste is to produce durian skin briquettes via the carbonization process. The results indicated that the calorific value of durian skin was 4,569.54 kcal/kg, with a water content of 12.0% and an ash content of 15.0% (Shobib et al 2018). In addition, the production and characterisation of a blend of durian skin and bintaro fruit as briquette fuel have been studied.…”