Pembelajaran Sains Inquiry pada Anak Usia Dini

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis Pembelajaran Sains Inquiry pada Anak Usia Dini. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan Library Research. Hasil PISA (Programme for International Student Assesment) pada tahun 2015, menunjukan bahwa kemampuan anak Indonesia pada usia 15 tahun di bidang matematika, science, dan membaca masih tergolong rendah dibandingkan dengan anak – anak lain di dunia. Hal ini dapat diartikan bahwa banyak proses pembelajaran yang kurang mendorong kemampuan berpikir tingkat tinggi. Maka dari itu, diperlukan peran guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan sejak usia dini. Pembelajaran Sains Inquiry merupakan sebuah proses pembelajaran yang harus melibatkan anak di dalamnya. Anak-anak diajarkan untuk menemukan pertanyaan-pertanyaan esensi, menyelidiki secara mendalam, membangun pemahaman, makna dan pengetahuan baru. Peran guru dalam pembelajaran science inquiry adalah memberi rangsangan agar anak aktif dan bergairah berpikir, menunjukan jalan keluar jika anak mengalami kesulitan, mengenalkan masalah yang berkaitan dengan topik yang akan dibahas, dan meminta anak membuktikan atau setidaknya menjelaskan hipotesis yang mereka buat.

Kindergarten Teacher's Views of Science Learning Practices in Schools

“…The experimental method is a learning method that allows children to try to do their experiments so that children can prove the results of their experiments and gain new knowledge (Putri, 2019). Based on the results of classroom action research conducted by Wahid and Suyanto (2015), experimental methods can improve children's science process skills in predicting, observing, classifying, and communicating skills.…”

Penguatan Pembelajaran Sains di PAUD Saat dan Pasca Belajar dari Rumah (BDR)

“…Salah satu contoh tema yang didalamnya dapat diterapkan kegiatan pembelajaran sains, yaitu pada tema diriku dapat dilakukan melalui proses pengamatan terhadap bagian tubuh anak didik, lalu mengamati bagian tubuh temannya, dan mengenali serta mencari tahu fungsi-fungsi panca indera yang ada di tubuh kita. Pada tema tanaman juga dapat dilakukan dengan kegiatan sains, yaitu melakukan praktik menanam tanaman dan mengamati proses pertumbuhan tanaman dari saat masih berbentuk biji hingga menjadi biji kembali (Putri, 2019).…”

“…Selain itu, mampu mengembangkan sikap ilmiah, yaitu rasa ingin tahu dan dapat memperoleh pengetahuan mengenai berbagai macam objek, baik ciri fisiknya maupun fungsinya (Adawiyah et al, 2020). Sikap ilmiah juga dapat ditandai dengan tidak mudah putus asa, memiliki sikap menghargai dan jujur, berpikir kritis dan kreatif, memiliki sikap rendah hati, dan membiasakan anak untuk berbicara sesuai dengan fakta (Putri, 2019).…”

“…Kemudian, anak diminta untuk melakukan percobaan yang diawali dengan mengajak anak untuk menyiapkan bahanbahan yang diperlukan dan mulai melakukan kegiatan percobaan. Terakhir, anak diminta untuk menginterpretasikan hasil yang mereka dapatkan dan dibandingkan dengan informasi yang telah disampaikan oleh guru(Putri, 2019).…”

Pengaruh Kegiatan Fun Cooking Dalam Meningkatkan Kemampuan Sains Anak Kelompok B di Taman Kanak-kanak Telkom Schools Padang

“…Dengan mengajak anak untuk memasak, kemudian mereka mengamati perubahan dari bahan-bahan yang dimasak, mencium aromanya dan mencicipi rasanya secara langsung (Putri, 2019). Selain itu, membuka pintu kesempatan bagi anak untuk mencoba dengan lebih spesifik, yaitu dengan berkarya dengan resep yang diberikan dan melakukan pengukuran bahan yang dibutuhkan berdasarkan resep serta mengukur tingkat kematangan atau berapa lama waktu yang dibutuhkan selama memasak (Safira, 2020).…”