AbstrakPemanfaatan gelatin sudah sangat luas dan sudah menjadi bagian dalam lifestyle masyarakat Indonesia. Namun gelatin yang beredar di Indonesia adalah barang impor, sehingga menimbulkan ketergantungan. Untuk mengurangi ketergantungan diperlukan solusi alternatif produksi gelatin halal. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari sifat fisik dan kimia gelatin kulit domba asal Brebes yang diproduksi menggunakan basa kuat jenis NaOH dan selanjutnya dibandingkan dengan sifat-sifat gelatin komersial yang distandarkan oleh SNI dan GMIA. Rancangan acak lengkap pola faktorial 3 x 3 dengan 3 ulangan digunakan sebagai desain penelitian. Tiga waktu curing (2, 4, dan 6 jam) dan tiga konsentrasi bahan (0,1%, 0,2%, 0,3% b/v) digunakan sebagai perlakuan. Bahan baku berupa kulit domba umur 1 -2 tahun dan NaOH sebagai bahan curing . Penelitian ini menghasilkan rendemen 13,58 -15,59%, kadar air 8,37 -8,83%, kadar abu 1,36 -1,77%, kadar lemak 0,63 -0,91%, dan kadar protein 85,51 -86,63%. Gelatin yang diproduksi dari kulit domba asal Brebes menggunakan bahan curing jenis NaOH memiliki sifat yang mirip dengan gelatin komersial yang distandarkan SNI dan GMIA. Produksi gelatin optimum dihasilkan dari penerapan waktu curing 6 jam pada konsentrasi 0.3% (b/v).Kata kunci: Gelatin Brebes, gelatin halal, konsentrasi NaOH, kulit domba, potensi kulit
PendahuluanKebutuhan gelatin di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat dengan pesat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan perubahan lifestyle yang sangat cepat. Didalam kehidupan sehari-hari gelatin telah dimaanfaatkan sebagai bahan makanan (misalnya sebagai agen pembentuk gel, pengental, pengemulsi, pembentuk busa dan edible coating), produk farmasi (misalnya kapsul lunak dan keras), di bidang kedokteran (misalnya sebagai penutup luka) dan dalam banyak aplikasi pada non-pangan (misalnya fotografi). Diperkirakan sekitar 59% gelatin yang telah dibuat di seluruh dunia digunakan untuk memproduksi makanan, 31% diaplikasikan pada produk farmasi, 2% dimanfaatkan untuk industri fotografi, dan sekitar 8% diaplikasikan dalam bidang lain (GME, 2015). Hal ini disebabkan oleh keunikan dan sifat fungsionalnya yang luas untuk aplikasi dalam berbagai industri dan juga untuk meningkatkan kandungan protein pada bahan pangan. Sebagian besar masyarakat Indonesia tidak faham akan produk gelatin dan manfaat gelatin. Selama ini gelatin yang beredar di Indonesia sudah berbentuk kapsul atau sudah teraplikasi dalam makanan, hal ini dikarenakan Indonesia masih mengimpor gelatin dari Amerika dan Eropa. Akhirnya Indonesia mengalami ketergantungan kesedian gelatin dari tahun ke tahun.Ketergantungan akan gelatin impor harus dicarikan solusi alternatif, salah satu solusi alternatif yaitu dengan memanfaatkan bahan baku lokal sebagai bahan baku gelatin. By-product ternak domba berupa kulit domba sebagai sumber bahan baku yang sangat berlimpah di Kabupaten Brebes, sehingga bisa menjadi bahan baku lokal yang ketersediaanya mudah untuk didapatkan. Potensi kulit domba sebagai sumber gelatin halal dapat dilihat ...