Seminar Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia 2017
DOI: 10.32315/sem.1.001
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Pemaknaan Tempat dalam Pelestarian Arsitektur

Abstract: Dinamika pembangunan dan modernisasi acapkali tidak memberikan ruang bagi upaya pelestarian dan perlindungan warisan budaya. Keberadaan diskrepansi dalam struktur masyarakat membatasi pengungkapkan apresiasi terhadap warisan budaya pada umumnya. Selain itu, realitas sosial yang mendukung nilai-nilai arsitektur/seni bangunan masih berupa fragmen-fragmen yang tidak mudah dikaitkan satu sama lain secara arsitektural. Kondisi tersebut menyebabkan penafsiran warisan budaya menjadi hal kritikal dalam kegiatan pelest… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1
1

Citation Types

0
1
0
3

Year Published

2018
2018
2024
2024

Publication Types

Select...
6

Relationship

0
6

Authors

Journals

citations
Cited by 6 publications
(5 citation statements)
references
References 4 publications
0
1
0
3
Order By: Relevance
“…Gagasan yang pertama adalah preservasi monumen serta ruang dan bangunan bersejarah dan gagasan yang kedua adalah konservasi jaringan sosial tradisional dari kota atau daerah ruang kota [4]. Berkaitan dengan pernyataan ini, diskusi mengenai konservasi di dalam dekade terakhir telah beralih dari penekanan pada perbaikan dan perlindungan terhadap monumen dan situs arkeologi serta karya arsitektur monumental menjadi penekanan pada sistem nilai dan proses sosial yang membentuk lanskap budaya dan lingkungan dalam arti luas [3], [5]. Demikian pula, perhatian konservasi yang sebelumnya menekankan pertimbangan terhadap lingkungan buatan manusia yang bernilai sejarah beralih menjadi apresiasi terhadap nilai-nilai lingkungan dan sosialekonomi dari cultural heritage.…”
Section: Konservasi Lanskap Ruang Kota Dan Identitas Tempatunclassified
“…Gagasan yang pertama adalah preservasi monumen serta ruang dan bangunan bersejarah dan gagasan yang kedua adalah konservasi jaringan sosial tradisional dari kota atau daerah ruang kota [4]. Berkaitan dengan pernyataan ini, diskusi mengenai konservasi di dalam dekade terakhir telah beralih dari penekanan pada perbaikan dan perlindungan terhadap monumen dan situs arkeologi serta karya arsitektur monumental menjadi penekanan pada sistem nilai dan proses sosial yang membentuk lanskap budaya dan lingkungan dalam arti luas [3], [5]. Demikian pula, perhatian konservasi yang sebelumnya menekankan pertimbangan terhadap lingkungan buatan manusia yang bernilai sejarah beralih menjadi apresiasi terhadap nilai-nilai lingkungan dan sosialekonomi dari cultural heritage.…”
Section: Konservasi Lanskap Ruang Kota Dan Identitas Tempatunclassified
“…Kawasan kampung kota yang memiliki bangunan bernilai sejarah dan cerita perkembangannya yang dianggap sebagai cagar budaya dapat dinilai autentitas (Martokusumo, 2017) dan keasliannya dengan mempertimbangkan isi dari Protokol Hoi An terhadap keadaan di lapangan. Pertimbangan mengenai makna akan berdampak terhadap penentuan tindakan dalam pelestarian tempat.…”
Section: Keadaan Kawasan Kampung Kotaunclassified
“…Henderson & Weisgrau (2007) menyatakan bahwa minat terhadap wisata heritage telah bertumbuh cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir dan tidak jarang menjadi produk unggulan wisata. Heritage adalah sebuah konsep yang sangat luas yang mencakup lanskap, tempat bersejarah, lokasi dan lingkungan binaan, keragaman hayati, koleksi, praktik budaya, pengetahuan dan pengalaman hidup di masa lampau yang terus berlanjut hingga sekarang dan membentuk esensi beragam identitas nasional, regional dan lokal serta merupakan bagian integral dari kehidupan modern (Martokusumo, 2017). Secara lebih spesifik, heritage dalam konteks kepariwisataan adalah bagian penting dari wisata budaya yang berbasis pengalaman dan akitivitas yang secara otentik mewakili sumber daya historis, budaya dan alam dari wilayah tertentu (Csapo, 2012).…”
Section: Pendahuluanunclassified