Penelitian ini bertujuan untuk memamparkan data dan mendeskripsikan kesalahan pengucapan English Diphtongs pada siswa-siswa kelas X Jurusan Perikanan (APHP dan APAT) di SMKN 1 Glagah, Banyuwangi melalui aplikasi android “English Pronunciation, By Kepham”. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan beberapa langkah yaitu identifikasi, kategori, analisis dan menyimpulkan data. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan tes pengucapan, kuessioner dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan persentase rata-rata pada kesalahan pengucapan diftong adalah sebesar 55,60% dengan kesalahan dikategorikan “sedang”. Jenis kesalahan pengucapan yang paling sering terjadi berada pada jenis substitutions dengan frekuensi sebanyak 513 kali pada delapan jenis diftong yaitu [eɪ], [aɪ], [ɔɪ], [aʊ], [əʊ], [ɪə], [eə], dan [ʊə]. Kesalahan pengucapan omissions, terjadi pada dua jenis diftong yaitu [eɪ] dengan frekuensi kesalahan pengucapan 1 kali dan [əʊ] dengan frekuensi kesalahan pengucapan 1 kali. Untuk kesalahan pengucapan addition terjadi pada satu jenis diftong yaitu [eɪ] dengan frekuensi kesalahan pengucapan 1 kali. Hal-hal tersebut disebabkan karena 27 dari 58 responden (46,55%) mengakui bahwa mereka kadang-kadang dan tidak pernah dalam menggunakan smartphone untuk belajar bahasa Inggris secara mandiri. Sebagian besar responden menggunakan smartphone untuk keperluan berinteraksi di dunia maya bersama teman, dan diskusi bersama dengan teman tentang mata pelajaran yang lainnya.