Paradigma Integrasi-Interkoneksi Islamisasi Ilmu Dalam Pandangan Amin Abdullah

Abstract

Tulisan ini diawali dengan perumusan wacana seputar perkembangan dalam dunia ilmu pengetahuan. Sejauh ini gambaran yang menjadi wacana dalam perkembangan ilmu pengetahuan terkungkung disebabkan rujukan secara parsial dalam memperoleh suatu ilmu. Pengekotomian ilmu pengetahuan umum dan agama menjadi sebuah problem di era kontemporer. Pemisahan ini akan berdampak pada ketidaksesuaian antara perumusan wacana ilmu pengetahuan dengan perkembangan kebudayaan masyarakat. Hal ini akan membuat ilmu pengetahuan sebagai solusi untuk menjawab persoalan masyarakat menjadi mandeg. Dalam perkembangannya dibutuhkan terobosan baru yang lebih segar dalam menghadapi tantangan zaman. Dari kalangan cendekiawan muslim misalnya telah banyak melakukan upaya untuk menemukan titik kesesuaian ilmu pengetahuan sains dan agama. Selain itu pengadopsian ilmu barat secara teoritik disisi lain justru akan mengubah struktur nilai dasar dalam ajaran Islam.Dalam era yang berkemajuan. Dibutuhkan sebuah terobosan baru yang sifatnya tidak hanya mengulang-ulang teori lama, mengkritisi dan merekontruksi ulang tapi mengembangkan sehingga sejalan dengan zamannya. Olehnya itudalam bahasan makalah ini akan mengantarkan pembaca untuk melihat transimisi keilmuan yang berangkat dari normative-historis yang berfokus pada teks sebagai kerangka dasar kepada paradigma integratif-Interkonektif.

The Prophetic Education Paradigm as the Scientific Integration of UIN Saifuddin Zuhri in Merdeka Belajar Policy

“…Conceptually, the State Islamic University (UIN) comes from the State Islamic Institute (IAIN) or the State Islamic College (STAIN), while IAIN from the State Islamic College (PTAIN), then PTAIN from the Islamic College (STI), and STI development from schools, schools from madrasah, and madrasah from pesantren. In conclusion, the initial embryo of the birth of UIN/IAIN was from the pesantren, which was historically started by Sunan Ampel or Wali Songo (Kamaruzzaman, 2018;Siswanto, 2015;Tajuddin & Awwaliyah, 2021).…”

Typologies of Religious Moderation in Indonesian Higher Education Institutions

“…The typologies of religious moderation, based on a paradigmaticsymbolic framework, are also carried out by UIN Yogyakarta with an integrative-interconnective paradigm using the philosophy of Jaring Laba-Laba (spider web) 48 , and UIN Malang with a paradigm of pohon ilmu (a tree of knowledge). 49 It means that efforts to build religious moderation in several PTKI campuses have shown a clear and systemic identity, concept, and work.…”

Implementasi Integrasi-Interkoneksi pada Pembelajaran Ulumul Hadits di Program Studi Sosiologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

“…Interkoneksi adalah upaya memahami segala kompleksitas fenomena kehidupan yang dihadapi dan dijalani manusia secara utuh dan komprehensif dari segi keilmuan apapun, baik keilmuan agama, sosial, humaniora, maupun kealaman yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa saling bertemu antar satu disiplin keilmuan dengan lainnya. (Tajudin & Awwaliyyah, 2021) Paradigma integrasi-interkoneksi adalah paradigma yang bertujuan agar setiap keilmuan agama dan keilmuan umum dapat saling menghargai satu dengan lainnya.…”