Model Mental Mahasiswa Calon Guru Kimia Dalam Memahami Bahan Kajian Stereokimia

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menentukan distribusi model mental mahasiswa calon guru kimia dalam memahami bahan kajian Stereokimia, serta (2) mengidentifikasi dan mendeskripsikan miskonsepsi khusus (specific misconceptions) dan model mental alternatif yang dimiliki oleh mahasiswa calon guru kimia. Subyek penelitian adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNDIKSHA yang sedang mengambil mata kuliah Kimia Organik III di Kelas C Semeter V pada tahun ajaran 2013/2014. Jumlah subyek penelitian sebanyak 28 orang. Data dikumpulkan melalui instrumen tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda dua tingkat, terdiri dari bagian isi dan bagian alasan. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan, (1) model mental mahasiswa calon guru kimia dalam memahami bahan kajian Stereokimia adalah: tidak ada konsep (20,71%), miskonsepsi spesifik (33,04%), model mental alternatif (12,50%), dan benar secara ilmiah (33,75%); serta (2) miskonsepsi tertinggi (92,86%) terjadi pada penentuan konfigurasi (R/S) senyawa berdasarkan proyeksi Newman, dan model mental alternatif tertinggi (32,14%) pada penggambaran proyeksi Fischer stereoisomer yang diketahui konfigurasi absolutnya.

Analisis Model Mental Siswa Dalam Penggunaan Unit Kegiatan Belajar Mandiri Tentang Hidrokarbon

“…Penelitian dirancang mulai dari tahap: (1) penyusunan instrument, (2) validasi instrument, (3) uji coba instrument, (4) pengumpulan data, (5) analisis data hasil penelitian, serta (6) pelaporan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes model mental yang diadaptasi dari pengembangan oleh Suja (2018), berbentuk pilihan ganda dua tingkat (two-tier test), terdiri dari dua bagian, yaitu bagian pertama berisikan pilihan jawaban (level makroskopis) yang telah disediakan berkaitan dengan konten, sedangkan pada bagian kedua pelajar dituntut untuk memberikan alasan/argumentasi (level submikroskopis dan level simbolik) atas jawaban bagian pertama. Model mental siswa dikelompokkan berdasarkan kemiripan jawaban siswa ke dalam tipe model mental tertentu.…”

“…Temuan ini sesuai dengan penelitian Unal et al (2006) menemukan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menjelaskan level submikroskopis pada polaritas suatu molekul. Pada penelitian Suja et al (2015) menemukan bahwa tidak ada mahasiswa yang menentukan polaritas senyawa berdasarkan momen dipolnya.…”

“…Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sucitra et al (2016) yang menyatakan bahwa siswa mengalami miskonsepsi dalam menentukan dan menjelaskan kestabilan pada isomer geometri (cis-trans). Hasil penelitian lain yakni penelitian Suja et al (2015) menyatakan mahasiswa mengalami miskonsepsi berkaitan dengan kestabilan isomer cis/trans 1,3-dimetilsikloheksana.…”

“…Berdasarkan pemaparan diatas model mental siswa setelah dibelajarkan melalui penggunaan UKBM mengenai konsep hidrokarbon sebagian besar tergolong model mental alternatif, dengan persentase sebesar 92,69% yang tergolong model mental benar sebagian (PC) dan model mental miskonsepsi khusus. Temuan penlitian ini sejalan dengan hasil penelitian Pujiasih (2018), Yoni (2017), Sucitra (2016), Suja (2015), dan Okvasari (2014) bahwa model mental pebelajar sebagian besar tergolong model mental alternatif karena ketidakpahaman mereka tentan level submikroskopis kimia.…”

Karya Seni Untuk Analogi Konsep Sains: Sebuah Kajian

“…Selain bermanfaat untuk membantu siswa dalam memahami konsep-konsep sains yang bersifat abstrak (Treagust, Harrison & Venville, 1998;Maharaj-Sharma & Sharma, 2015), analogi juga meningkatkan minat siswa dalam mempelajari konsep baru (Takemura & Kurabayashi, 2014). Diantara berbagai rujukan yang mendukung pernyataan di atas menyebutkan bahwa analogi membantu siswa untuk menjelaskan kiralitas senyawa organik (Suja, 2015), menerapkan sifatsifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajar genjang, belah ketupat, dan layang-layang (Siregar & Marsigit, 2015), memahami konsep baru dalam Fisika kuantum (Didis, 2015), dan meningkatkan minat siswa dalam mengkaji materi tentang prosesproses biologi molekuler (Takemura & Kurabayashi, 2014). Selain itu, analogi juga merupakan salah satu sumber kreatifitas (Gentner & Jeziorski, 1987;Meheus, 2000) dan mekanisme penting dalam berpikir ilmiah (Gentner & Jeziorski, 1987;Harrison & Coll, 2013).…”