2016
DOI: 10.15294/jpi.v1i1.9181
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Mengkaji Ruang Publik dari Perspektif Kuasa: Fenomena Kemenangan Aktor Hegemonik Melalui Dominasi Budaya

Abstract: Ruang publik di tingkat lokal bukanlah ruang terbuka tanpa kuasa, melainkan ruang bertemunya beragam aktor dengan ragam kepentingan yang berbeda. Oleh sebab itu, dengan mengkaji aktivitas meronda di dalam gardu, artikel ini mendiskusikan tentang bagaimana kuasa bekerja di dalam ruang publik. Gagasan Gramsci tentang hegemoni digunakan untuk menganalisa relasi kuasa yang terjadi. Sebagai penutup, artikel ini menegaskan bahwa, upaya mempengaruhi opini publik melalui dominasi budaya, menjadi basis kemenangan aktor… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

1
8
0
3

Year Published

2019
2019
2023
2023

Publication Types

Select...
5

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 5 publications
(13 citation statements)
references
References 0 publications
1
8
0
3
Order By: Relevance
“…Instead, they present, occupy, and participate in it using money and influence to use the public. Generally, these actors have a social identity in the form of strong social legitimacy in society (Arditama, 2016).…”
Section: Power Relation In the Paternalistic Public Sphere Problem In...mentioning
confidence: 99%
See 1 more Smart Citation
“…Instead, they present, occupy, and participate in it using money and influence to use the public. Generally, these actors have a social identity in the form of strong social legitimacy in society (Arditama, 2016).…”
Section: Power Relation In the Paternalistic Public Sphere Problem In...mentioning
confidence: 99%
“…In Madura, the public space at the local level is not an open space without power at all, as Habermas' idealization is, but a meeting place for various actors with different interests. In fact, Gramsci's idea of hegemony and power relations is also very possible (Arditama, 2016). Gramsci's opinion is relatively more accurate in describing the conception of a typical Madurese public sphere, where the concept of the power of religious leaders has been embedded in the subconscious of the participants in public discussions so that it is considered a natural thing and is accepted without burden.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%
“…Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa tokoh yang dituakan, menjadi aktor yang hegemonik. (Arditama, 2016).…”
Section: B Tinjauan Pustaka Teori Ruang Publik Habermasunclassified
“…Munculnya ruang publik tidak dapat maupun dilepasakn dari persoalan relasi kuasa yang informasi dibangun oleh kaum borjuis, kondisi ini melahirkan ruang terjadinya relasi kuasa yang baru dan berbeda. Ruang publik tersebut diartikan ruang tempat bertemunya beragam kepentingan (Arditama, 2017). Teori ini peneliti anggap relevan dengan permasalahan yang akan diteliti karena teori ini melihat simbol yang mengandung makna dan sesuai dengan apa yang akan peneliti dalam alek pacu jawi dalam tahun politik yang banyak menggunakan simbol-simbol dan makna dari simbol tersebut.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Ruang publik tersebut diartikakan ruang tempat bertemunya beragam kepentingan. Kontestasi kuasa untuk memenangkan pengaruh dan penerimaan publik atas suatu isu di dalam ruang publik pun menjadi keniscayaan (Arditama, 2017…”
Section: Baju-baju Kepartaianunclassified