2020
DOI: 10.26760/jrh.v4i3.133-144
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Memanfaatkan Potensi dan Keindahan Bangunan Kolonial melalui Alih Fungsi Bangunan Studi Kasus: Heritage the Factory Outlet di Jl Riau Bandung

Abstract: ABSTRAKBangunan peninggalan kolonial merupakan warisan budaya yang saat ini banyak dialih fungsikan terutama untuk fungsi komersial. Bangunan ini mempunyai gaya arsitektur yang unik dan beradaptasi terhadap iklim tropis dengan penerapan bukaan lebar, plafond tinggi dan atap bersudut tajam. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana memanfaatkan potensi bangunan peninggalan kolonial. Dengan melakukan observasi diperoleh data bahwa keindahan gaya arsitektur menjadi daya tarik pengunjung dan dengan t… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2022
2022
2022
2022

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(2 citation statements)
references
References 2 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Bangunan peninggalan bangsa Portugis hanya terdapat di beberapa kota pantai di beberapa pulau, berbeda halnya dengan peninggalan bangsa Tionghoa yang dijumpai di pusat-pusat perdagangan hampir di setiap kota-kota besar di Indonesia. Bangunan peninggalan bangsa Tionghoa mudah dikenali karena memiliki ornament dan gaya arsitektur spesific terutama pada Klenteng sebagai bangunan ibadah masyarakat Tionghoa yang didominasi warna merah (Soewarno, 2020). Berbeda halnya dengan bangunan peninggalan bangsa Belanda, lamanya kolonialisme di Indonesia meninggalkan lebih banyak bangunan dengan fungsi beragam, mulai dari istana, rumah tinggal, kantor, sekolah, Gereja dan pabrik.…”
Section: Metodologi Penelitianunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Bangunan peninggalan bangsa Portugis hanya terdapat di beberapa kota pantai di beberapa pulau, berbeda halnya dengan peninggalan bangsa Tionghoa yang dijumpai di pusat-pusat perdagangan hampir di setiap kota-kota besar di Indonesia. Bangunan peninggalan bangsa Tionghoa mudah dikenali karena memiliki ornament dan gaya arsitektur spesific terutama pada Klenteng sebagai bangunan ibadah masyarakat Tionghoa yang didominasi warna merah (Soewarno, 2020). Berbeda halnya dengan bangunan peninggalan bangsa Belanda, lamanya kolonialisme di Indonesia meninggalkan lebih banyak bangunan dengan fungsi beragam, mulai dari istana, rumah tinggal, kantor, sekolah, Gereja dan pabrik.…”
Section: Metodologi Penelitianunclassified
“…Saat ini kawasan tersebut dikenal sebagai kawasan eks Kolonial dan berkembang menjadi pusat aktivitas, baik perkantoran maupun aktivitas komersial. Langkah awal untuk mengidentifikasi bangunan kolonial adalah mempelajari tipologi bangunan Kolonial di Indonesia yang menurut Hadinoto (1996), dalam Soewarno (2020) Madiun, Jawa Timur (Jayadi,2019 dalam Nadhil Tamimi dkk, 2020), rumah tinggal di Batavia (Hadinoto,2009), rumah tinggal Gubernur dan pengusaha di Bandung (Tamimi, dkk, 2020) dan beberapa bangunan serupa, satu diantaranya adalah Gedung Negara Cirebon. Gedung Negara Cirebon dipilih sebagai objek studi karena bergaya arsitektur Indische Empire yang telah beberapa kali beralih fungsi serta direncanakan akan menjadi tujuan wisata.…”
Section: Metodologi Penelitianunclassified