2018
DOI: 10.12962/j26139960.v2i1.3165
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Konsep Promosi Kampung Wisata Dolly Melalui Pelatihan Peningkatan Kapasitas Kelompok Karang Taruna Di Kelurahan Putat Jaya

Abstract: Salah satu cara membangun citra positif eks lokalisasi Dolly adalah dengan mempromosikannya sebagai kampung wisata edukasi. Upaya mempromosikan kampung wisata membutuhkan peran dan keterlibatan kelompok pemuda karang taruna. Mereka diharapkan dapat berperan sebagai agen promosi dan pengelola bisnis perjalanan wisata Dolly. Oleh karena itu, pelatihan peningkatan kapasitas dilakukan agar karang taruna memiliki persiapan dalam mengelola bisnis perjalanan wisata. Konsep pelatihan bersifat andragogi, bertujuan memb… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1

Citation Types

0
2
0
2

Year Published

2022
2022
2024
2024

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(4 citation statements)
references
References 0 publications
0
2
0
2
Order By: Relevance
“…Localization activities generate relatively fast and easy money turnover, while empowerment through this community development program requires time and perseverance. Meanwhile, the study of Savitri, Nuswantara, & Rai (2018) presented the opposite results. The results of this study state that the Surabaya City Government has successfully formed around thirteen fostered SMEs, such as Batik Jarak Arum, Samijali, Tempe Bang Jarwo, and several others.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 88%
See 1 more Smart Citation
“…Localization activities generate relatively fast and easy money turnover, while empowerment through this community development program requires time and perseverance. Meanwhile, the study of Savitri, Nuswantara, & Rai (2018) presented the opposite results. The results of this study state that the Surabaya City Government has successfully formed around thirteen fostered SMEs, such as Batik Jarak Arum, Samijali, Tempe Bang Jarwo, and several others.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 88%
“…Referring to this, the researcher Previously, social or communication problems related to Dolly prostitution have often been such as Amalia (2018), Destrianti & Harnani (2018), Noviana et al (2015), Moefad (2015), Nugroho (2017), Oktaviari & Handoyo (2009), Savitri et al (2018), and Prakoso (2017). However, these studies have not touched deeply on the position of opinion leaders in the problems surrounding program implementation.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%
“…Sebagai lokasi wisata baru, eks lokalisasi Dolly diharapkan dapat menjadi penggerak roda perekonomian di wilayah tersebut sekaligus menjadi strategi pencitraan perubahan positif eks Dolly. Usaha mengubah citra eks Dolly gayung bersambut dengan beragam upaya pengembangan kawasan oleh pemerintah kota Surabaya, perguruan tinggi, serta pihak swasta, sehingga masyarakat Putat Jaya dapat memanfaatkan kesempatan ini menjadi peluang wisata bisnis baru di Surabaya (Savitri et al, 2018) Fasilitas-fasilitas atau rumah yang dulu ramai digunakan aktivitas akhirnya tidak berfungsi sehingga dibeli oleh pemerintah kota Surabaya digunakan sebagai tempat usaha dengan menggunakan tenaga kerja masyarakat setempat yang terdampak dari penutupan lokalisasi, seperti Wisma Barbara sudah diganti menjadi tempat pelatihan UMKM bagi masyarakat yang terdampak akan kebijakan penutupan prostitusi gang dolly. Agar roda perekonomian tetap berjalan maka pemerintah setempat menjadikan tempat ini sebagai pusat wisata terpadu bagi para pendatang dalam negeri maupun luar negeri.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Uji korelasi hubungan input terhadap proses program pemberdayaan masyarakat eks lokalisasi Dolly, Surabaya tahun 2021 Berdasarkan hasil uji korelasi rank spearman pada Tabel 6, indikator kompetensi penyelenggara tidak berhubungan dengan variabel proses program baik dari kehadiran peserta, frekuensi pemantauan, dan kecukupan bantuan. Hal ini didukung olehSavitri et al (2018) yang mengatakan bahwa kendala yang dialami selama program pemberdayaan berlangsung adalah terlewatnya komunikasi oleh penyelenggara kepada peserta dan keterbatasan waktu pelaksanaan program pemberdayaan yang diadakan Nugroho (2017). juga mengatakan dalam penelitiannya bahwa kendala dalam pelaksanaan program pemberdayaan salah satunya, yaitu anggaran yang masih kurang untuk mendirikan sebuah usaha mandiri atau menambah variasi usaha tersebut.…”
unclassified