2013
DOI: 10.22146/kawistara.5225
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Konflik Syi’ah-Sunni Pasca-the Arab Spring

Abstract: Conflict of Syi’i-Sunni is the conflict that has long history. The seed of this conflict began since the deathof Prophet Muhamad SAW. In the beginning, this conflict is the political conflict, it related about whowould be the successor of Muhammad’s leadership after his death. However, this conflict was broughtto the religious (aqidah) conflict among the followers of Ali and the followers od Abu Bakar and theother Friends. This conflict has big impact in colouring the history of the Islamic world civilizationw… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1

Citation Types

0
0
0
4

Year Published

2019
2019
2022
2022

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(4 citation statements)
references
References 2 publications
0
0
0
4
Order By: Relevance
“…Adapun perbedaannya dengan pemelitian ini adalah pada artikel ini tidak dibahas mendalam mengenai Sunni dan Syi'ah, serta kacamata yang digunakan dalam analisisnya adalah konsep kebijakan luar negeri Rujukan selanjutnya adalah buku yang ditulis oleh Ahmad Sahide yang berjudul "Ketegangan Politik Sunni-Syi'ah di Timur Tengah: Sejarah Politik di sekitar Laut Tengah Pada Abad X M". Buku ini menjelaskan tentang aspek historis dari pertentangan ideologi Sunni-Syi'ah yang benih-benihnya tumbuh sejak kematian Nabi Muhammad ‫صلى‬ ‫هللا‬ ‫عليه‬ ‫وسلم‬ yang mempunyai pengaruh terhadap perkembangan politik di Timur Tengah hingga saat ini (Sahide, 2013a). Perbedaan karya Ahmad Sahide dengan penelitian ini adalah buku tersebut membahas konflik Sunni-Syi'ah ini dengan mengambil contoh antara Iran-Mesir sedangkan penelitian ini membahas Iran-Arab Saudi.…”
Section: Tinjauan Pustakaunclassified
“…Adapun perbedaannya dengan pemelitian ini adalah pada artikel ini tidak dibahas mendalam mengenai Sunni dan Syi'ah, serta kacamata yang digunakan dalam analisisnya adalah konsep kebijakan luar negeri Rujukan selanjutnya adalah buku yang ditulis oleh Ahmad Sahide yang berjudul "Ketegangan Politik Sunni-Syi'ah di Timur Tengah: Sejarah Politik di sekitar Laut Tengah Pada Abad X M". Buku ini menjelaskan tentang aspek historis dari pertentangan ideologi Sunni-Syi'ah yang benih-benihnya tumbuh sejak kematian Nabi Muhammad ‫صلى‬ ‫هللا‬ ‫عليه‬ ‫وسلم‬ yang mempunyai pengaruh terhadap perkembangan politik di Timur Tengah hingga saat ini (Sahide, 2013a). Perbedaan karya Ahmad Sahide dengan penelitian ini adalah buku tersebut membahas konflik Sunni-Syi'ah ini dengan mengambil contoh antara Iran-Mesir sedangkan penelitian ini membahas Iran-Arab Saudi.…”
Section: Tinjauan Pustakaunclassified
“…Dimana kaum Syi'ah memiliki kitab suci yang dinamakan sebagai mushaf Fatimah dan tidak percaya terhadap kitab suci Al-Qur'an kaum Sunni yang menggunakan mushaf Utsmani, dan mereka beranggapan bahwa kitab suci Al-Qur'an yang asli telah dibawa oleh imam ke dua belas yang pada hari akhir nanti menjelma menjadi imam Mahdi (Abidin, 2006) Dengan demikian, adanya berbagai macam Kontroversi pemikiran antara kaum Syi'ah dan Sunni inilah yang pada akhirnya seringkali menimbulkan konflik ataupun ketidak cocokan dalam bermuamalah. Di sisi lain, kontraversi-kontraversi yang ada ini menyebabkan mayoritas ulama menyatakan bahwa Syi'ah tidaklah merupakan bagian dari agama Islam, khususnya sebab kitab suci dan hari raya yang diyakini ialah sangat berbeda (Sahide, 2013) (Münster, 2013). Di sisi lain, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam penelitianpenelitian selanjutnya yang berkaitan dengan strategi baru Syi'ah dalam menyebarkan pemikiran politiknya serta untuk memberikan wawasan baru bagi akademisi terkait isu dalam penelitian ini.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Sebab pada dasarnya, strategi baru penyebaran pemikiran politik yang dilakukan oleh kaum Syi'ah ini bersifat cukup halus hingga seringkali masyarakat tidak menyadari bahwa secara perlahan atau sedikit demi sedikit budaya dan ajaranajaran dari kaum Syi'ah telah menjadi kegiatan sehari-hari yang mereka lakukan, yang mana pada dasarnya tidak terdapat dalam keyakinan mereka yang sesungguhnya. Namun demikian, meski Syi'ah mulai menyebarkan pemikiran politiknya melalui kegiatankegiatan yang mereka lakukan di lapangan, seperti dengan cara berpidato baik secara terang-terangan maupun tersembunyi, melalui pernikahan, hingga melalui perubahan negara sebagaimana negara Iran yang mengubah sistem dan nama negaranya menjadi Republik Islam Iran yang merupakan negara mayoritas penganut ajaran Syi'ah tersebut (Sahide, 2013). Adapun dengan berkembangnya globalisasi dunia khususnya dalam bidang sains dan teknologi, kaum Syi'ah mulai menyebarkan ajarannya melalui berbagai macam cara dan situs dengan jejaring internet seperti melalui blog dan website lain dalam bentuk tulisan, podcast dalam bentuk suara sebagaimana radio, ataupun melalui youtube yang hadir dalam bentuk video.…”
Section: B Arbaeen Peace and Justiceunclassified
See 1 more Smart Citation