Peserta didik dapat berbahasa dengan cakap dapat ditunjang oleh faktor fungsi pendengaran yang baik, sebab kecakapan berbahasa terbentuk melalui proses meniru dan mendengar. Setelah bahasa mulai terbentuk, anak akan mencoba mengungkap sendiri melalui kata-kata sebagai awal dari kemampuan bahasa ekspresif tersebut. Bila fungsi audio atau pendengaran mengalami hambatan, maka proses pemerolehan bahasa akan terhambat, karena kemampuan ini berkembang melalui pendengaran. Anak yang fungsi pendengarannya mengalami hambatan dalam proses pemerolehan bahasa anak, akan berakibat terhambat dalam berkomunikasi baik antar sesama maupun dengan pengajar. Anak tunarungu yang tergolong dalam kategori anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mengalami gangguan pendengaran yang diklasifikasikan kedalam tuli permanen (deaf) dan kurang pendengaran (hard of hearing). Imbas dari ketunarunguan adalah terhambatnya komunikasi lisan, baik secara ekspresif (berbicara) maupun reseptif (memahami pembicaraan orang lain), sehingga sulit berkomunikasi dengan lingkungan sekitar. Masyarakat mendengar pada umumnya menggunakan bahasa lisan sebagai alat komunikasi antar komunikan dengan komunikator. Perolehan bahasa pertama anak tunarungu dapat dilakukan dengan komunikasi total. Komunikasi total merupakan sistem komunikasi paling efektif karena selain menggunakan bentuk komunikasi secara lisan atau oral, dengan kegiatan membaca, menulis, membaca ulasan dan dilengkapi dengan bentuk isyarat.tunggal atau gabungan kata.