“…Kayu Moraceae atau ficus dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi sementara. Coraknya bergaris menarik sehingga bagus untuk moulding, barang kerajinan dan produk interior yang memerlukan corak menarik (Muslich, 2013).…”
Situs Liyangan yang berada di Dusun Liyangan Desa Purbosari Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung selama 1 dasawarsa ini telah dilakukan penelitian oleh Balai Arkeologi Provinsi D.I. Yogyakarta. Hasil-hasil penelitian itu memberikan informasi mengenai ragam data, kronologi, dan aspek keruangan Situs Liyangan. Salah satu ragam data yang akan dibahas dalam artikel ini adalah data organik yang berasal pollen dan sisa arang. Tujuan penulisan artikel ini adalah memberikan informasi mengenai keanekaragaman tanaman di situs liyangan. Metode yang digunakan dalam artikel ini merupakan kajian desk study berupa kajian referensi hasil penelitian yang telah dilakukan di Situs Liyangan. Hasil kajian desk study keanekaragaman tanaman di situs liyangan diperoleh informasi bahwa Identifikasi sisa-sisa tanaman yang diperoleh di situs Liyangan terdiri atas vegetasi berjenis rumput-rumputan, semak, dan pohon. Keberagaman jenis tanaman yang dijumpai di Situs Liyangan ini menunjukkan makna karakteristik Situs Liyangan sebagai lokasi penanda kesuburan wilayah.
“…Kayu Moraceae atau ficus dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi sementara. Coraknya bergaris menarik sehingga bagus untuk moulding, barang kerajinan dan produk interior yang memerlukan corak menarik (Muslich, 2013).…”
Situs Liyangan yang berada di Dusun Liyangan Desa Purbosari Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung selama 1 dasawarsa ini telah dilakukan penelitian oleh Balai Arkeologi Provinsi D.I. Yogyakarta. Hasil-hasil penelitian itu memberikan informasi mengenai ragam data, kronologi, dan aspek keruangan Situs Liyangan. Salah satu ragam data yang akan dibahas dalam artikel ini adalah data organik yang berasal pollen dan sisa arang. Tujuan penulisan artikel ini adalah memberikan informasi mengenai keanekaragaman tanaman di situs liyangan. Metode yang digunakan dalam artikel ini merupakan kajian desk study berupa kajian referensi hasil penelitian yang telah dilakukan di Situs Liyangan. Hasil kajian desk study keanekaragaman tanaman di situs liyangan diperoleh informasi bahwa Identifikasi sisa-sisa tanaman yang diperoleh di situs Liyangan terdiri atas vegetasi berjenis rumput-rumputan, semak, dan pohon. Keberagaman jenis tanaman yang dijumpai di Situs Liyangan ini menunjukkan makna karakteristik Situs Liyangan sebagai lokasi penanda kesuburan wilayah.
“…Berdasarkan Karnefi(2005), kekuatan kayu terhadap peralatan pencabik, termasuk alat pencacah, berupa kekuatan tarik pada arah tegak lurus terhadap serat. Kayu bangkal memiliki nilai ini pada kondisi kayu kering dengan kadar air maksimal 13% sebesar 27 kg/cm 2 (Muslich et al, 2013). Luas penampang yang terkena tekanan adalah mata pisau yang bersentuhan dengan bahan baku, dapat dirumuskan dengan perkalian antara panjang pisau dan ketebalan mata pisau.…”
Kulit kayu bangkal (Nauclea subdita) dimanfaatkan masyarakat Kalimantan Selatan sebagai bahan baku kosmetik alami berupa bedak dingin atau pupur bangkal. Potensi ini diteliti oleh Baristand Industri Banjarbarumenjadi bahan baku kosmetika dan farmasi. Pembuatan ekstrak kulit kayu bangkal menggunakan bahan baku yang telah dihaluskan. Proses ini dilakukan secara manual dengan cara memotong dan menumbuk. Perancangan prototipe alat pencacah kulit kayu bangkal bertujuan mempermudah proses penghalusan dan meningkatkan hasil produksi. Prototipe memiliki dimensi panjang 27 cm, lebar 15 cm, dan tinggi 11 cm. Motor listrik sebagai sumber putaran pisau pencacah memiliki masukan daya 186 W dan tegangan 220 V. Daya motor listrik dapat menghasilkan gaya sebesar 28,19 N pada ujung mata pisau dan dapat memenuhi kebutuhan gaya pemotongan bahan kulit kayu bangkal kondisi kering sebesar 21,6 N. Pisau pencacah berjenis pisau bergerak berjumlah dua buah, menempel pada poros dengan jarak 180° dan mata pisau searah putaran poros. Pisau terbuat dari bahan high speed steel(HSS) yang cocok digunakan sebagai mata pisau pencacah dengan putaran tinggi. Kapasitas maksimal alat pencacah adalah 1,855 kg/jam. Modal tetap dalam pembuatan alat pencacah kulit kayu bangkal sebesar Rp 3.675.000. Sedangkan biaya operasional yang meliputi biaya energi listrik, biaya penyusutan dan biaya perawatan adalah sebesar Rp 385,13/kg.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.