2011
DOI: 10.23917/jep.v12i2.192
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Kesediaan Membayar Petani Kopi Untuk Perbaikan Lingkungan

Abstract: PENDAHULUANKopi merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan di Lampung dan mempunyai peranan sebagai penghasil devisa negara, sumber pendapatan, penyedia lapangan kerja, dan mendorong perkembangan agribisnis dan agroindustri. Kabupaten Lampung Barat merupakan sentra produksi kopi di provinsi Lampung. Areal perkebunan kopi di kabupaten ini adalah 60.488,35 ha atau 35,57 persen dari total areal di provinsi Lampung dengan produksi sebesar 38.422,6 ton dan produktivitasnya adalah 0,6352 ton/ha (Badan Pusat S… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
3
0
6

Year Published

2014
2014
2023
2023

Publication Types

Select...
7

Relationship

0
7

Authors

Journals

citations
Cited by 9 publications
(10 citation statements)
references
References 9 publications
0
3
0
6
Order By: Relevance
“…Willingness to pay (WTP) per definisi adalah kesediaan pengguna untuk mengeluarkan imbalan atas jasa yang diperolehnya (Tamin et al, 1999). Perhitungan WTP dikaitkan dengan seberapa jauh kemampuan setiap individu atau masyarakat secara agregat untuk membayar atau mengeluarkan uang dalam rangka mengurangi dampak negatif atau memperbaiki kondisi lingkungan sesuai dengan standar yang diinginkannya (Pearce dalam Prasmatiwi et al, 2011). Sementara itu, Whitehead (2005) mengartikan WTP sebagai besaran maksimum yang seseorang bersedia membayar untuk suatu layanan dibandingkan dengan jika dia tidak menerima atau mengalaminya atau penyerahan yang diberikan agar dapat menikmati perbaikan kualitas.…”
Section: Willingness To Payunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Willingness to pay (WTP) per definisi adalah kesediaan pengguna untuk mengeluarkan imbalan atas jasa yang diperolehnya (Tamin et al, 1999). Perhitungan WTP dikaitkan dengan seberapa jauh kemampuan setiap individu atau masyarakat secara agregat untuk membayar atau mengeluarkan uang dalam rangka mengurangi dampak negatif atau memperbaiki kondisi lingkungan sesuai dengan standar yang diinginkannya (Pearce dalam Prasmatiwi et al, 2011). Sementara itu, Whitehead (2005) mengartikan WTP sebagai besaran maksimum yang seseorang bersedia membayar untuk suatu layanan dibandingkan dengan jika dia tidak menerima atau mengalaminya atau penyerahan yang diberikan agar dapat menikmati perbaikan kualitas.…”
Section: Willingness To Payunclassified
“…Metode yang digunakan dalam SP yaitu contingent valuation method (CVM) langsung menanyakan kepada individu berapa nilai WTP. CVM ini telah banyak diaplikasikan untuk mengukur WTP antara lain Afifi (2008); Fuks dan Chatterjee (2008); Horasanli dan Alp (2010); Huszar et al (2001); dan Prasmatiwi et al (2011). Metode lain SP adalah choice modeling dengan teknik discrete choice yang mengacu pada suatu set peringkat atau rating opsi-opsi alternatif yang ditawarkan kepada responden.…”
Section: Metode Estimasiunclassified
“…variabel tersebut memiliki nilai lebih kecil dari nilai alpha (α) < 0,05. Hasil output coefficient dapat dilihat pada Tabel 6 [14]. Semakin bertambah nilai variabel tersebut maka akan semakin menurun nilai WTP yang dihasilkan.…”
Section: Hasil Dan Pembahasan Karakteristik Respondenunclassified
“…Penerapan teknik konservasi pada sistem pertanian lahan kering dapat berhasil apabila produktivitas lahan petani semakin meningkat, luas lahan garapan meningkat, jumlah tenaga kerja keluarga bertambah serta pengetahuan dan ketrampilan petani tentang praktek konservasi lahan meningkat (Prasmatiwi, Irham, Suryantini, & Jamhari, 2011).…”
Section: Mayoritas Lahan DI Sempadan Sungaiunclassified